"BTN Butuh Figur Manajerial Jempolan"

BTN Butuh Figur Manajerial Jempolan
CEO PT Liga Indonesia (PT LI) Joko Driyono (c) Eggi Paksha
Bola.net - Badan Tim Nasional (BTN) yang kini dipimpin duet Isran Noor dan Harbiansyah Hanafiah langsung menghadapi ujian berat, sebelum jajaran manajemen tim nasional (Timnas) benar-benar dikukuhkan.

Berbagai dinamika tengah terjadi menjelang persiapan Timnas menghadapi Arab Saudi, dalam lanjutan Pra Piala Asia 2015, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, pada 23 Maret mendatang.

Sejak dikukuhkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, BTN langsung menghadapi tantangan dari jajaran Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang 'terbuang'. Sebut saja Bob Hippy dan Sihar Sitorus serta Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Halim Mahfudz.

Secara terang-terangan, mereka menolak keberadaan BTN, termasuk kedatangan pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco. Namun, kendala tersebut nyatanya tidak mampu menepikan laju BTN.

Dengan kembalinya empat Exco yang pernah dipecat, yaitu La Nyalla Mattalitti, Tony Aprilani, Robertho Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan, harus diakui membuat BTN kokoh. Pasalnya, mereka mendukung penuh BTN, ditambah pula restu Menpora Roy Suryo. Alhasil, keberadaan BTN justru semakin kuat.

Sayang, BTN belum membentuk struktur manajemen yang profesional. Beberapa nama yang sempat dikabarkan akan mengisi jabatan manajer serta administrator tim, dinilai kurang kapabel.

Karena itu, CEO PT Liga Indonesia (PT LI) Joko Driyono mengatakan, BTN butuh figur yang memiliki integritas, reputasi, dan kompetensi untuk membangun Timnas, baik tim maupun manajemennya.

Dilanjutkannya, BTN adalah badan yang akan menjadi simbol supremasi organisasi. Dengan begitu, gagal atau berhasilnya BTN dengan Timnas akan dijadikan tolok ukur keberhasilan organisasi.

Untuk itu, selain Ketua dan Wakil Ketua, BTN perlu memiliki pelatih yang paham kondisi pemain dan kompetisi, serta manajer yang bisa membangun manajemen yang profesional.

"Untuk urusan teknis, kaptennya adalah pelatih. Tidak ada satu pun pihak yang bisa melakukan intervensi ke pelatih bila menyangkut teknik dan strategi tim," ujarnya.

"Untuk manajerial tentu harus ada orang yang piawai dalam mengurus support administrasi, logistik, komunikasi dengan federasi tim-tim yang akan bertanding, juga pandai berinteraksi dengan AFC dan FIFA. Serta, memiliki tim yang berpengalaman mengurusi fasilitas baik saat latihan maupun bertanding, juga memiliki koneksi yang baik dengan media," papar Joko.

Dengan adanya manajemen yang demikian, lanjut Joko, Timnas tentu akan mendapat dukungan maksimal sehingga mereka pun bisa konsentrasi penuh saat berlatih dan bertanding. Berbeda bila manajerial Timnas ini diurus oleh yang minim pengalaman, tentu bisa menjadi kendala bagi tim.

"Contohnya, bila Timnas terganggu oleh hal-hal non teknis, pasti akan berpengaruh pada persiapan dan penampilan mereka. Padahal, mereka selalu dituntut untuk tampil maksimal," imbuhnya.

Joko menyarankan, setelah menunjuk pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco, BTN juga benar-benar harus bisa menunjuk orang yang kapabel untuk menjadi manajer tim. Bila salah tunjuk, diterangkannya, akan beresiko besar.

"Apalagi, waktu persiapan Timnas sebelum menghadapi Arab Saudi sudah sangat mepet," terang Jokdri, panggilan karib Joko Driyono. (esa/dzi)