Bonek Kirim Surat Terbuka Untuk PSSI dan Menpora

Bonek Kirim Surat Terbuka Untuk PSSI dan Menpora
Kegembiraan Bonek usai Persebaya menang di pengadilan (c) M Syafaruddin
- Bonek, julukan suporter Persebaya Surabaya, tak lelah terus memperjuangkan eksistensi klub kebanggaan mereka. Kali ini, Bonek mengirim surat terbuka yang ditujukan pada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, untuk menanyakan sikap mereka terhadap eksistensi Persebaya.


Pada Menpora, Bonek mengaku masih menghargai keberanian Menpora yang pernah membekukan PSSI. Mereka juga menegaskan respek dengan pernyataan-pernyataan Menpora, yang dinilai membela Persebaya.


Namun, Bonek merasa statemen Menpora itu tak cukup. Pasalnya, di sisi lain, Menpora membiarkan Bhayangkara Surabaya United menggantikan slot Persebaya dalam sepakbola nasional.


"Bagaimana tidak disebut kebodohan sistemik jika membiarkan konspirasi busuk yang melibatkan kepolisian untuk memaksa merger Persebaya dengan Surabaya United?" kecam mereka, dalam surat terbuka ini.


Sementara itu, Bonek juga mengecam sikap PSSI. Mereka mengingatkan federasi sepakbola Indonesia ini salah memilih Bonek sebagai lawan.


"Karena tidak mengakui Persebaya sama saja Anda mengajak bertarung dengan Bonek," tulis mereka.


Berikut selengkapnya surat terbuka Bonek pada Menpora dan PSSI:


SURAT TERBUKA BONEK


Untuk PSSI dan MENPORA

Yang terhormat PSSI

Yang terhormat Menpora RI


Teringat dan terus membekas seorang "Milan Kundera" sastrawan besar Ceko dalam novelnya " The Book of Laughter and Forgetting”

Atau dalam novel Indonesianya " Kitab lupa dan gelak tawa"

Sederhana tapi membumi kata-katanya 'The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting”

Bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa.

Dalam teoritiknya, Manusia melawan karena memang ada yang dilawan. Manusia melawan karena memang ada yang harus diperjuangkan.

Entah perjuangan itu dilakukan individual atau kelompok.

Milan Kundera menempatkan dengan tegas bahwa kekuasaan yang ahistoris, kekuasaan yang lalai menoleh sejarah memang harus dilawan.


Yang terhormat PSSI

Yang terhormat Menpora RI

Tak sulit untuk menunjuk dan menegaskan bahwa anda sekarang berada dalam kekuasaan sepakbola nasional.

Andalah yang sekarang punya kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur sepakbola nasional

Tak salah tentunya sekarang ini Bonek suporter klub sepakbola Persebaya menjadikan anda berdua lawan dalam perjuangan mengembalikan hak Persebaya.

Tentu Bonek masih menghargai keberanian Bapak Menpora yang pernah membekukan PSSI

Bonek juga tentu masih respect terhadap statemen-statemen Bapak Menpora yang masih bela Persebaya.

Mohon maaf Bapak Menpora, tapi upaya-upaya itu belum cukup untuk Bonek. Membiarkan keangkuhan Bhayangkara Surabaya United yang menggantikan slot Persebaya dalam sepakbola nasional adalah kebodohan sistemik.

Bagaimana tidak disebut kebodohan sistemik jika membiarkan konspirasi busuk yang melibatkan kepolisian untuk memaksa merger Persebaya dengan Surabaya United.

Padahal Bapak Menpora punya kapasitas dan kewenangan untuk bertindak. Minimal melarang Bhayangkara Surabaya United ikut ISC A. Toh, ISC bisa terselenggara karena ada rekomendasi dari Bapak Menpora.

Membuka pintu Bhayangkara Surabaya United ikut ISC A sama halnya Bapak Menpora tidak mengakui keberadaan Persebaya.

Kongres Luar Biasa PSSI akan segera diselenggarakan dalam tahun 2016 ini.


Yang terhormat PSSI

Bukankah sebaiknya telinga itu untuk mendengar

Bukankah sehendaknya mata itu dipakai untuk melihat

Buka lebar-lebar telinga dan matamu.

Anda pasti paham betul sedang berhadap-hadapan vis a vis dengan siapa.

Anda sedang melawan petarung teruji, Anda sedang berkonfrontasi dengan pejuang sejati

Dungu sekali Anda jika terus-terusan berlawan dengan Bonek.

Menang belum tentu, kalah memalukan!

Tak ada yang harus diceritakan tentang Persebaya.

Sejarahnya, prestasinya dan kontribusinya yang luar biasa untuk sepakbola nasional.

Sah bagi Persebaya yang melawan degradasi paksa tahun 2010. Sah bagi Persebaya untuk tetap tidak tunduk terhadap upaya merger tahun 2013 dan tahun 2016.


PSSI yang terhormat,

Manajemen Persebaya memang tidak baik, kolot dan memuakkan. Tapi Anda harus tahu. Itu beda dan lain soal. Karena tidak mengakui Persebaya sama saja Anda mengajak bertarung dengan Bonek

Anda memang punya segala hal. Uang, kekuasaan dan kekuatan lobi.

Anda juga terlatih dan berpengalaman menjinakkan suporter lain.

Dari awalnya yang kritis menjadi bungkam

Dari awalnya yang berani menjadi pendiam dan tunduk

Bonek tidak seperti itu.

Jika berpikirmu menyamakan Bonek dengan suporter lain, ingat Anda sedang menggali liang kuburmu sendiri

Bonek telah ditempa dengan sangat keras, Bonek telah terbiasa menghadapi ancaman dan tekanan


Wahai PSSI dan Menpora RI

Sampai bertemu pada tanggal 1 Agustus 2016 di Jakarta

Bonek siap bertarung dan membela Persebaya.

Akhir kata:

PERSEBAYA ATAOE MATI!

#JayalahPersebaya

#SalamSatuNyali

[initial]


 (den/asa)