Bob Hippy: WO Adalah Hak, Bukan Kesalahan

Bob Hippy: WO Adalah Hak, Bukan Kesalahan
Bob Hippy (c) Eggi Paksha
Bola.net - Anggota Komite Eksekutif (Exco) Bob Hippy merasa keberatan skorsing yang diterimanya dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Dikatakannya lagi, penilaian bahwa alasan skorsing akibat walk out (WO) yang dilakukan enam Exco pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 17 Maret 2013, merupakan kesalahan fatal. Pasalnya, WO tersebut adalah hak asasi dan bukan suatu kesalahan.

"WO adalah salah satu mekanisme dalam forum demokrasi. Sama halnya jika dalam Kongres suatu keputusan sulit diambil secara musyawarah, maka ditempuh jalur voting," ujar Bob Hippy.

Misalnya, dicontohkan Bob Hippy, dalam sidang parlemen DPR-RI, kerap terlihat adanya peserta WO dari sidang karena tidak sepaham dengan peserta lainnya. Tapi, diterangkan Bob, mereka tidak dikenai sanksi, karena memang WO itu hak.

Itu sebabnya, dituturkan Bob, WO pernah terjadi di Kongres FIFA pada Mei 2013, ketika agenda pemilihan Presiden FIFA. WO dilakukan sepuluh dari total 46 delegasi negara asal Asia anggota AFC peserta Kongres FIFA, sebagai bentuk empati terhadap Mohamed bin Hammam yang dihukum seumur hidup dan boleh ikut kegiatan sepak bola akibat dituduh terlibat suap.

Kemudian, tahun 1999, delegasi Asia menggelar protes dengan melakukan WO dari ruangan Kongres FIFA di Los Angeles saat pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Sampai kini, FIFA tak melakukan skorsing atau memberikan sanksi apapun kepada mereka yang WO tersebut.

"Jadi, skorsing tersebut tidak benar," tegas Bob.

Lebih jauh dikatakan Bob, semua pihak harus berpegangan terhadap surat FIFA tertanggal 22 Maret 2013, yang secara gamblang menegaskan bahwa tiga agenda FIFA telah dilaksanakan sesuai arahan dalam KLB 17 Maret 2013. Yakni, unifikasi Liga, revisi statuta, secara resmi menerima 4 Exco terhukum.

"Tidak ada agenda lain yang disetujui oleh FIFA selain tiga agenda tersebut.

Maka, dengan kata lain, Sekjen FIFA Jerome Vackle melalui suratnya tertanggal 22 Maret 2013, membalas surat Farid Rahman selaku Wakil Ketua Umum PSSI membuktikan bahwa skorsing itu tidak ada," tuntasnya. (esa/dzi)