Besaran Subsidi Dipangkas, Arema FC Pahami Alasan PT LIB

Besaran Subsidi Dipangkas, Arema FC Pahami Alasan PT LIB
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo (c) Bola.net/Dendy Gandakusumah

Bola.net - Arema FC angkat bicara terkait keputusan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) terkait pemberian hak komersial bagi klub-klub peserta kompetisi Shopee Liga 1 musim 2020. Klub berlogo singa mengepal ini mengaku bisa memahami alasan di balik keputusan PT LIB, yang menetapkan besaran subsidi selama belum ada kompetisi ini sebesar 25% dari jumlah yang dijanjikan sebelumnya.

"Kami memahami alasan mereka soal besaran ini," ucap General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, pada Bola.net.

"Kami mulanya berharap agar subsidi ini diberikan penuh. Namun, mereka tak bisa. Ya sudah, nggak apa-apa ketimbang tak ada sama sekali," ia menambahkan.

Namun, Ruddy juga mengungkapkan harapannya terkait pemberian hak komersial ini. Menurut manajer berusia 49 tahun tersebut, ia berharap agar subsidi tetap diberikan setiap bulan, tanpa harus menanti kompetisi berjalan terlebih dahulu.

"Kami ingin agar, kalau bisa, subsidi tetap diberikan tiap bulan," tuturnya.

Sebelumnya, melalui surat bernomor 394/LIB-KOM/XI/2020, PT LIB menyampaikan perubahan status kompetisi Liga 1 tahun 2020.

Dalam surat yang ditandatangani Dirut PT LIB, Akhmad Hadian Lukita ini, terdapat delapan poin, termasuk membahas masalah kontribusi komersial.

PT LIB menyebut bahwa kontribusi komersial periode Oktober 2020-Januari 2021 akan diberikan dengan besaran 25% dari nilai yang telah ditetapkan sebelumnya. Dana ini baru akan diberikan ketika kompetisi berjalan.

Apabila kompetisi berjalan sesuai rencana, maka kontribusi komersial pada Februari-Juli 2021 akan diberikan penuh sesuai yang telah ditetapkan.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Korban Ketidakpastian

Korban Ketidakpastian

Shopee Liga 1 2020 (c) Liputan6.com/Johan Tallo

Lebih lanjut, Ruddy mengaku tak mau menyalahkan siapa un pada saat ini. Pasalnya, menurut pria asal Madiun ini, semua yang terlibat di sepak bola saat ini adalah korban.

"Ini akibatnya jika dalam industri sepak bola tak ada ketidakpastian. Dampaknya paling utama adalah ke sponsor. Harus ada kepastian dalam industri ini," papar Ruddy.

"Mungkin, dengan segala hormat, pihak kepolisian bisa memberi kepastian bergulirnya kompetisi pada Februari 2021 mendatang. Jika ada surat bahwa kepolisian mengizinkan kompetisi bergulir lagi pada Februari mendatang, operator dan klub bisa memanfaatkannya untuk meminta pencairan dana ke sponsor. Kalau kondisinya seperti ini, siapa yang bisa menjamin?" tukasnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)