Barito Putera Terancam Pengurangan Poin di ISC

Barito Putera Terancam Pengurangan Poin di ISC
Mohamadou Alhadji (c) ISC
- PT GTS selaku operator ISC masih enggan berpikir terkait sanksi yang bakal diberikan kepada Barito Putera. Jika terbukti melakukan pelanggaran, klub berjuluk Laskar Antasari itu harus siap-siap menerima sanksi.


Seperti diketahui, saat ini Barito Putera sedang bermasalah dengan mantan pemainnya, yakni Mohamadou Alhadji Adamou. Pemain asal Kamerun itu mengaku telah diputus kontrak secara sepihak oleh mantan klubnya tersebut.


Selain itu, Alhadji juga membeberkan hak-haknya yang sampai saat ini belum diselesaikan manajemen Barito Putera. Yakni, gaji selama empat bulan yang belum dibayar, uang urus izin tinggal (KITAS), uang tiket pesawat PP Indonesia-Kamerun, dan uang bonus dua kali pertandingan.


"Saya belum bisa banyak bicara karena mereka belum menyelesaikan masalah rumah tangga mareka sendiri," ujar Direktur Regulasi dan Kompetisi PT GTS, Ratu Tisha Destria di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (25/10).


Sebelum ISC bergulir, PT GTS sendiri pernah berjanji akan bersikap tegas kepada klub yang menunggak gaji pemain. Klub-klub yang menunggak gaji saat ISC berlangsung akan dihukum pengurangan poin hingga pencabutan keikutsertaan.


Satu pemain yang tertunggak gajinya selama satu bulan misalnya, klub akan dikurangi satu poin, dua pemain langsung tiga poin. Namun jika terbukti ada lima pemain yang tertunggak gajinya dalam kurun waktu dua bulan, maka otomatis klub tersebut akan dicabut hak keiikutsertaannya dan hak komersial.


Untuk itu sebagai jalan tengah, Barito Putera telah sepakat menyelesaikan masalah ini dengan Alhadji. Tisha menyebut PT GTS masih menunggu hasil kesepakatan diantara kedua pihak.


"Sanksi itu buah dari pelanggaran regulasi. Kami harus investigasi dulu karena secara administrasi semua baik-baik saja. Kalau administrasi tidak baik maka langsung ada sanskinya. Makanya kami harus mendengarkan dulu dari Barito dan alhaji," Tisha mengakhiri. [initial]
 (fit/asa)