Banjir Insiden di Tribune Penonton, Ini Kata Panpel Arema

Banjir Insiden di Tribune Penonton, Ini Kata Panpel Arema
Arema FC vs PSS Sleman (c) Bola.net

Bola.net - Panasnya suasana laga antara Arema FC dan PSS Sleman tak hanya terjadi di dalam lapangan. Panasnya suasana laga lanjutan Shopee Liga 1 musim 2019 ini juga merembet ke tribune penonton.

Insiden demi insiden terjadi di tribune penonton Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, tempat laga tersebut digelar. Sejumlah penonton yang diduga sebagai suporter PSS Sleman dikeroyok di sejumlah area tribune.

Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Arema, Abdul Haris, menyebut ada beberapa suporter PSS, yang tergabung dalam kelompok Brigata Curva Sud (BCS), hadir pada pertandingan ini. Namun, menurut Haris, pihaknya sudah mengamankan dan meminta agar para suporter PSS Sleman ini pulang.

"Yang teridentifikasi ada delapan orang," ucap Haris, usai laga, Selasa (24/09/2019).

"Mereka ada dari Klaten, Sleman, dan beberapa daerah lain," sambungnya.

Haris mengaku Panpel Arema berusaha sebaik mungkin melindungi semua suporter yang ada di area stadion. Hal ini, menurutnya, dilakukan untuk menghindari rusaknya pertandingan.

Sebelumnya, Panpel Arema sejatinya sudah menyiapkan kuota sekitar 2250 lembar tiket bagi suporter PSS yang hendak menonton langsung. Namun, kemudian, pihak kepolisian mengimbau mereka untuk tak menyediakan tiket bagi suporter tamu. Potensi kericuhanlah yang menjadi alasan kepolisian mengeluarkan imbauan tersebut.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Siap Tanggung Jawab

Haris menegaskan bahwa Panpel Arema tak akan lepas tangan terkait jatuhnya korban dalam sejumlah insiden pengeroyokan. Dikatakannya, mereka siap membiayai seluruh proses pengobatan para korban.

"Sebagaimana SOP yang ada, kami sebelumnya sudah menyiapkan tim medis. Ada beberapa ambulans yang siap menangani kedaruratan. Kami pun siap jika ada yang harus dirujuk ke rumah sakit," tutur Haris.

"Pembiayaan semua dari manajemen Arema," ia menambahkan.

2 dari 2 halaman

Modus Baru Copet

Lebih lanjut, Haris menyebut bahwa tak semua insiden pengeroyokan ini melibatkan suporter PSS Sleman. Ada juga kesalahpahaman yang justru dipicu oleh copet.

"Para copet membuat suasana keruh dengan menuding orang yang diincar sebagai suporter rival. Akhirnya mereka leluasa menjarah barang para korban," papar Haris.

"Ini ada dua suporter dari Mojokerto yang menjadi korban modus para copet tersebut. Semua barang mereka hilang," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)