Badai COVID-19 Menerjang BRI Liga 1, Ketua PSSI: Tak Mudah Hentikan Kompetisi

Badai COVID-19 Menerjang BRI Liga 1, Ketua PSSI: Tak Mudah Hentikan Kompetisi
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan (c) PSSI

Bola.net - Kompetisi BRI Liga 1 saat ini diterjang badai COVID-19. Namun, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mengindikasikan bahwa kompetisi bakal terus berjalan.

Sebab, menurut Iriawan, menunda atau menghentikan kompetisi di tengah jalan bukanlah perkara mudah. Dampaknya bisa beragam.

Puluhan pemain hingga ofisial dari banyak klub terkonfirmasi positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Imbasnya, sejauh ini ada dua laga yang mengalami penundaan, yakni Persipura Jayapura vs Madura United dan PSM Makassar vs Persib Bandung.

"Tidak semudah itu memberhentikan kompetisi. Efeknya panjang, baik itu soal molornya waktu. Harusnya kan selesai Maret, mungkin jadi molor lagi bisa sampai Idulfitri," kata Mochamad Iriawan.

1 dari 3 halaman

Berdampak ke Liga Berikutnya

Berdampak ke Liga Berikutnya

Tim-tim peserta BRI Liga 1 2021/2022 (c) Bola.com/Adreanus Titus

Pernyataan Mochamad Iriawan cukup masuk akal. Adanya penundaan atau penghentian kompetisi di tengah jalan bakal berdampak pada musim berikutnya.

"Bisa berdampak ke liga berikutnya sehingga kompetisi tahun depan molor lagi. Sehingga tidak sesuai dengan kalender yang ada di AFC atau AFF," ujar Iriawan.

BRI Liga 1 2021/2022 sudah memasuki pekan ke-23. Artinya, masih ada 11 pekan lagi yang harus diselesaikan pada kompetisi musim ini.

2 dari 3 halaman

Prokes Longgar

Prokes Longgar

Logo BRI Liga 1 2021-2022. (c) Bolanet/Adreanus Titus

Mochamad Iriawan menilai, adanya badai COVID-19 yang melanda BRI Liga 1 2021/2022 terjadi karena kelonggaran protokol kesehatan selama jeda FIFA Matchday.

Namun, Iriawan menyebut saat ini semua daerah di Indonesia sedang mengalami ancaman badai COVID-19 dari varian Omicron.

"Kita tahu di Indonesia penularan COVID-19 varian Omicron cukup tinggi. Kemarin ada jeda tanggal 21-2, mungkin disitulah ada kelonggaran sehingga pemain bisa keluar hotel," ucap Iriawan.

"Akan tetapi, sekali lagi kan di mana-mana lagi COVID-19. Tidak hanya di Bali saja, mungkin Bali lebih sedikit dari daerah lain," ujar Iriawan.