Ayah Pemain Arema Cronus Yang Jadi TNI Gadungan Kantongi Ratusan Juta

Ayah Pemain Arema Cronus Yang Jadi TNI Gadungan Kantongi Ratusan Juta
(c) Darmadi Sasongko
- Sekitar 150 orang pengusaha dari pemilik cafe hingga toko jamu yang menjadi sasaran pungli anggota TNI gadungan, Suhartono. Pria yang merupakan ayah dari pemain sepak bola Arema Cronus, Saiful Indra Cahya diperkirakan sudah mengantongi hingga ratusan juta dari hasil memalak.


"Sudah banyak yang membayar, kalau dihitung-hitung sejak 2009 sudah ratusan juta. Kemarin even pengaman Lebaran saja dapat Rp 16 Juta," kata Komandan Kodim 0833 Baladhika Jaya, Letkol ARM Aprianko Suseno di Jalan Kahuripan Kota Malang, Sabtu (23/7)


Aksi pelaku, kata Aprianko, sebenarnya sudah banyak diketahui oleh para pengusaha, tetapi tidak ada yang berani melaporkan. Bahkan sebagian masyarakat menganggap sebagai hal yang biasa.


"Padahal perintah saya, tidak ada satupun anggota saya meminta-minta kepada masyarakat maupun pengusaha-pengusaha. Justru kita, kalau mengamankan melakukannya dengan ikhlas, tulus karena memang itu tugas kami membuat Kota Malang kondusif," ungkapnya.


Suhartono sudah melakukan aksi punglinya sejak 2009 dan sepanjang itu, tidak banyak yang menaruh curiga. Korban dengan mudah menjadi korban setiap kali pelaku mendatangi mereka.


Sesuai daftar pengusaha yang dimintai uang, nilai tarikan yang diambil antara Rp 50 ribu hingga jutaan rupiah. Alamat korban berada di Kota Malang dan Kabupten Malang.


"Mungkin karena potongannya seperti tentara. Sudah banyak bergaul dengan tentara, sehingga mengetahui banyak tentang atribut tentara," katanya.


Semua atribut militer yang digunakan untuk kejahatan oleh Suhartono dengan mudah dibuat dan dipesan. Pelaku memiliki seragam, jaket, hingga stempel. "Ini kadang tidak sama, tetapi mudah dipesan," tegasnya.


Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Denpom untuk melakukan razia kepada para anggota TNI. Sekaligus untuk meningkatkan disiplin anggotanya.


"Kalau memakai atribut yang lengkap, jangan menggunakan sandal dan atribut celana saja. Pakai jaket loreng kemudian celananya doang, tidak boleh aturannya," katanya. [initial]


 (dar/asa)