Aturan Gaji 25 Persen, CEO PSIS: Cukup untuk Makan Sekampung

Aturan Gaji 25 Persen, CEO PSIS: Cukup untuk Makan Sekampung
Yoyok Sukawi (c) PSIS for Bola.net

Bola.net - Keputusan PSSI memperbolehkan klub membayarkan gaji pemain, pelatih dan ofisial sebesar 25 persen menuai pro kontra. Beberapa pemain dan pelatih keberatan dengan keputusan tersebut

Namun, manajemen PSIS Semarang menganggap keputusan federasi sudah cukup tepat. Karena gaji 25 persen dari kewajiban dalam kontrak sudah cukup ideal, meskipun bagi klub masih cukup berat.

“Kalau kami berhitungnya sebenarnya kalau 25 persen gaji cukup untuk hidup, kalau buat beli mobil ya enggak bisa,” kata CEO PSIS, Yoyok Sukawi kepada Bola.net, Senin (30/3/2020).

”Tapi kalau untuk makan, ngasih makan orang sekampung, sebulan masih cukup,” imbuh pria yang bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya tersebut.

Yoyok sebenarnya tidak memungkiri bahwa angka 25 persen cukup kecil dibanding dengan gaji 100 persen. Tapi, memang tidak memungkinkan membayar penuh di tengah pandemi Corona dan klub berhenti beraktivitas.

”Keberatan boleh aja, cuma yang mau bayar pakai apa, wong kami itu bukannya enggak mau bayar tapi enggak ada yang mau dibayarkan,” Yoyok menambahkan.

Scroll ke bawah untuk informasi selengkapnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Bisa Putus Kontrak

Tetapi, Yoyok menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengambil keputusan sepihak. Manajemen akan berdiskusi dengan pemain sebelum memutuskan besaran gaji yang akan diberikan.

”Kami pasti akan bicarakan dengan pemain, mungkin minggu depan kami akan bicarakan dengan mereka,” jelas Yoyok.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI tersebut, pihaknya tetap akan menawarkan solusi. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

”Kalau enggak mau ya sudah, kami tetapkan pakai force majeure, malah mereka enggak dapat apa-apa, putus kontrak,” lanjutnya.

”Status force majeure itu secara hukum semua perjanjian itu batal demi hukum. Berarti pemain tidak dapat apa-apa,” tegas anggota DPR RI tersebut.

Namun, dia yakin pemain akan memahami setelah mendapat penjelasan dari manajemen. Pasalnya, penghentian kompetisi bukan keinginan kedua belah pihak, tapi karena musibah.

(Bola.net/Mustopa El Abdy)