Arema Tak Tahu Pelatih Persib Turut Jadi Korban Kericuhan Suporter

Arema Tak Tahu Pelatih Persib Turut Jadi Korban Kericuhan Suporter
Kepala Mario Gomez diperban usai menjadi korban kericuhan di Stadion Kanjuruhan (c) Persib

Bola.net - - Manajemen Arema FC mengaku belum tahu kondisi pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, yang ikut menjadi korban kericuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Mereka menegaskan belum bisa mengkonfirmasi penyebab luka yang diderita Mario Gomez tersebut.

"Kami masih belum dapat konfirmasi," ujar Media Officer Arema FC, Sudarmaji.

Namun, kendati belum mengetahui kronologi kejadian yang menimpa Gomez, Sudarmaji menegaskan Arema tetap bertanggung jawab. Mereka pun melontarkan permintaan maaf pada pelatih berusia 61 tahun ini.

"Kalau memang terjadi, atas nama panitia pelaksana pertandingan, kami meminta maaf atas situasi tersebut," tutur Sudarmaji.

"Situasinya serba tidak normal," ia menambahkan.

Sebelumnya, terjadi kericuhan pada laga antara Arema FC dan Persib Bandung di Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak. Pada penghujung pertandingan yang dihelat di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu ini, Aremania merangsek masuk ke lapangan dan terlibat baku hantam dengan petugas pengaman pertandingan, yang berupaya mengamankan perangkat pertandingan dan pemain juga ofisial kedua tim.

Aparat kepolisian coba melerai pertarungan tersebut. Mereka beberapa kali menembakkan gas air mata. Walhasil sejumlah suporter tumbang akibat dampak gas air mata tersebut.

Selain tembakan gas air mata dan baku hantam, kerusuhan tersebut juga diwarnai pelemparan benda-benda keras dari tribun ke arah lapangan. Beberapa lemparan nampak menyasar bench kedua tim.

Sejauh ini belum diketahui apakah lemparan benda keras, atau hal lain, yang menyebabkan jidat Gomez terluka.

Namun, melalui akun Instagram miliknya, Gomez memastikan kondisinya saat ini baik-baik saja. Pelatih berusia 61 tahun tersebut menegaskan lukanya tak parah.

"Terima kasih pada semua pihak yang telah peduli. Saya baik-baik saja. Ini hanya luka di daging. Saya harap, ini tak terjadi lagi. Kita pantas bermain sepakbola tanpa kekerasan," tulisnya.

(den/pra)