Arema Resmi Protes Kepemimpinan Wasit Sulistyoko

Arema Resmi Protes Kepemimpinan Wasit Sulistyoko
Pemain Arema memprotes wasit yang dinilai sering merugikan (c) Bola-Hendra
Bola.net - Keputusan kontroversial wasit Sulistyoko kala memimpin laga antara PSM Makassar dan Arema Indonesia, berbuntut panjang. Arema Indonesia, yang merasa tidak puas dengan keputusan sang pengadil, melayangkan surat protes resminya.

Menurut Media Officer Arema, Noor Ramadhan, surat protes resmi itu telah mereka layangkan pada PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (PT. LPIS), sebagai regulator kompetisi dan PSSI. Ada tiga poin, menurutnya, yang tercantum dalam surat protes itu.

"Pertama, kami meminta investigasi menyeluruh terhadap pertandingan antara PSM Makassar melawan Arema. Kedua, secepatnya menganulir keputusan-keputusan wasit Sulistyoko yang tidak fair. Ketiga, agar mereka sedapatnya memberikan hak serta keputusan yang benar kepada Arema Indonesia," ungkap Nunun -sapaan karib Noor Ramadhan- pada Bola.net.

Lebih lanjut, Nunun mengaku bahwa pihak Arema telah paham betul mengenai kepemimpinan Sulistyoko, bahkan sebelum pertandingan melawan PSM. "Wasit Sulistyoko? Kami sangat paham cara dia memimpin pertandingan. Berulangkali wasit itu memimpin pertandingan Arema. Hasilnya? Selalu menyisakan kontroversi. Ke depan, kami menolak dipimpin wasit dengan kualitas dan mental seperti itu," ucapnya.

"Kepada PSSI,terutama Komite Wasit, kami berharap lebih teliti memberikan tugas pada wasit yang akan memimpin pertandingan. Masa tidak bisa menemukan wasit yang bagus dan jujur di negeri ini? Kalau memang tidak ada wasit yang sanggup memimpin pertandingan secara fair, lebih baik wacana menggunakan wasit asing direalisasikan," tandas Nunun.

Sementara itu, protes dari Arema ini mendapat respon positif dari PT. LPIS. Menurut Head of Competition, Hendriyana, mereka mengatakan telah mengusulkan pada PSSI untuk membina lagi wasit tersebut. "Istilahnya kami usulkan pada Komite Wasit agar dia dibina lagi untuk beberapa waktu atau istilahnya di-grounded dulu," ungkap Hendriyana.  (den/end)