Arema Optimistis Sepak Bola Indonesia Lekas Bangkit Pascapandemi Corona

Arema Optimistis Sepak Bola Indonesia Lekas Bangkit Pascapandemi Corona
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo (c) Bola.net/Dendy Gandakusumah

Bola.net - Sebuah optimisme ihwal masa depan sepak bola Indonesia pasca pandemi Corona diungkapkan manajemen Arema FC. Klub berlogo singa mengepal ini yakin sepak bola Indonesia bakal lekas bangkit dari mati suri akibat pandemi Corona.

"Saya yakin kita akan lekas bangkit setelah Corona ini selesai," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, pada Bola.net.

"Sama-sama berhenti dengan ketika kompetisi dihentikan pada 2015 lalu, tapi saya menilai bahwa kondisi saat ini justru lebih ringan," sambungnya.

Ruddy menyebut, ada hal yang membuatnya optimistis bahwa persepakbolaan Indonesia bakal lekas pulih. Salah satunya, sambung manajer berusia 48 tahun tersebut, adalah karena saat ini bukan hanya sepak bola Indonesia yang bermasalah.

"Namanya saja pandemi. Seluruh dunia terdampak. Ini berbeda dengan kondisi pada 2015 lalu ketika hanya kita yang disuspend FIFA," tutur Ruddy.

"Kali ini, seluruh negara anggota FIFA terdampak pandemi Corona. Insyaallah, hal ini memicu kita semua bekerja sama agar sepak bola bangkit lagi," sambungnya.

Sebelumnya, PSSI memastikan bahwa Bulan Maret, April, Mei, dan Juni merupakan status keadaan tertentu darurat bencana. Hal ini tak lepas dari merebaknya persebaran virus Corona di Indonesia.

Dengan status ini, PSSI mengizinkan perubahan kontrak pemain, pelatih, dan ofisial tim peserta kompetisi. Gaji komponen tim ini maksimal 25 persen dari yang tercantum di kontrak.

Selain itu, dalam keputusan tersebut, PSSI juga menunda jadwal lanjutan kompetisi sampai 29 Mei 2020. Jika status darurat bencana tidak diperpanjang pemerintah, kompetisi akan dihelat mulai 1 Juli 2020.

Namun, jika pemerintah memperpanjang status darurat bencana, atau PSSI menganggap kondisi belum ideal, maka musim kompetisi ini akan dihentikan.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Masa-Masa Sulit

Lebih lanjut, Ruddy menyebut, sebelum pandemi ini usai, klub-klub yang ada harus menjalani masa sulit. Pasalnya, selama paling tidak tiga bulan kompetisi dihentikan, tak ada pemasukan sama sekali bagi klub.

"Semua lini bisnis berhenti. Bahkan, subsidi dari operator pun terhenti. Untuk menghidupi klub selama ini ya terpaksa mengandalkan dana dark owner," papar Ruddy.

"Ibaratnya, saat ini, bendera setengah tiang. Namun, yang pasti kami akan mencoba berusaha sebaik mungkin untuk menjaga eksistensi," imbuhnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)