
Bola.net - Asosiasi Pesepak Bola Profesional (APPI) menyatakan bahwa Persis Solo menunggak gaji para pemainnya pada musim lalu. APPI menyebut manajemen baru tim berjuluk Laskar Samber Nyawa itu harus tetap bertanggung jawab.
Persis dalam rilisnya menyampaikan bahwa penunggakan gaji itu terjadi di era manajemen lama pimpinan Vijaya Fitriyasa.
Persis baru berganti kepemilikan pada 20 Maret 2021 setelah Kaesang Pangarep, Erick Thohir, dan Kevin Nugroho membeli PT Persis Solo Saestu (PSS), perusahaan pengelola Laskar Samber Nyawa dari Vijaya Fitriyasa.
Advertisement
APPI mencatat Persis menunggak gaji tujuh pemainnya sebesar Rp2,3 miliar. APPI akan membawa perkara ini dan menggugat Laskar Samber Nyawa ke National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia.
"Tentang sengketa Persis, sengketanya itu pada kompetisi 2020. Jadi kami sampaikan, siapa pun pengelola yang baru atau manajemen dan penanggung jawab yang baru terhadap sebuah klub ketika diakuisisi, maka dia harus bertanggung jawab terhadap situasi klub itu, termasuk terhadap utang piutangnya," ujar Legal APPI, Jannes Silitonga.
"Kalau ada utangnya pun yang berhak adalah penanggung jawab dan manajemen yang baru. Kalau ada utangnya juga harus bertanggung jawab. Jadi tidak bisa, misalnya ada permasalahan lama terhadap klub itu, manajemen yang baru terus lepas tangan dan berdalih itu tanggung jawab pengelola yang lama. Tidak bisa seperti itu," katanya menambahkan.
Baca halaman berikutnya ya Bolaneters
Harus Dibuktikan
Jannes Silitonga mengindikasikan manajemen baru Persis bisa lepas dari sengketa ini. Syaratnya, Laskar Samber Nyawa dapat membuktikan bahwa penunggakan gaji Rp2,3 miliar dilakukan oleh Vijaya Fitriyasa.
"Itu harus bisa dibuktikan ketika takeover dari pengelola yang lama dengan pengelola yang baru. Selama tidak bisa dibuktikan, maka pengelola yang baru harus bertanggung jawab terhadap klub tersebut, siapapun klubnya," kata Jannes Silitonga.
"Kebetulan saat ini dari anggota kami, dari pemain, yang mengajukan dari teman-teman Persis. Makanya kami sampaikan hal ini karena kami mendengar dari para pemain, dari pengelola yang baru menyampaikan bahwa itu tanggung jawab pengelola yang lama," tambahnya.
Jawaban Persis
Dalam pemberitaannya terkait kabar penunggakan gaji Rp2,3 miliar itu, Persis menjelaskan bahwa Kaesang Pangarep, Erick Thohir, dan Kevin Nugroho membuat perjanjian dengan Vijaya Fitriyasa ketika mencaplok PT Persis Solo Saestu.
Persis mengklaim bahwa Vijaya Fitriyasa tetap bertanggung jawab terhadap 'segala bentuk tanggungan dan tunggakan yang belum dibayarkan oleh manajemen sebelumnya ketika menjual PT Persis Solo Saestu ke Kaesang Pangarep, Erick Thohir, dan Kevin Nugroho.
"Pada proses pemindahan kepemilikan klub, ada pasal perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak, yang menyatakan bahwa segala bentuk tanggungan dan tunggakan yang belum dibayarkan oleh manajamen Persis sebelumnya, akan menjadi tanggung jawab yang akan diselesaikan oleh Vijaya Fitriyasa," bunyi keterangan Persis.
Persis Berasumsi Manajemen Lama Sudah Menuntaskan Kewajiban
Persis menuturkan, ketika mengakuisisi PT Persis Solo Saestu dari Vijaya Fitriyasa, manajemen baru tidak menerima dokumen pendukung berupa kontrak pemain dan financial statement terkait tunggakan gaji pemain pada musim 2020.
"Sehingga, pemilik baru berasumsi bahwa kewajiban sudah diselesaikan oleh manajemen lama di bawah kepemimpinan Vijaya Fitriyasa," jelas pernyataan dari Persis.
Persis berjanji untuk membantu para pemainnya menagih gaji musim lalu kepada Vijaya Fitriyasa. Laskar Samber Nyawa juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pemain pada 8 Juli 2021.
"Pihak manajemen baru PT Persis Solo Saestu tetap bertanggung jawab untuk memfasilitasi para pemain Persis 2020/2021 guna mendapatkan haknya. Sebagai bukti, pada 8 Juli 2021, manajemen Persis melakukan mediasi dengan beberapa pemain Persis 2020/2021 untuk mencari solusi agar dapat membantu dan memfasilitasi pemenuhan tunggakan gaji yang dimiliki oleh manajemen Vijaya Fitriyasa," imbuh Persis.
"Pada proses mediasi tersebut, disampaikan pula oleh para pemain Persis 2020/2021 bahwa mereka kehilangan kontak dan kesulitan untuk menghubungi perwakilan manajemen Persis sebelumnya, termasuk Vijaya Fitriyasa, sehingga menghubungi manajemen Persis saat ini untuk mengakomodir pemenuhan hak mereka," jelas Persis.
Persis Kooperatif
Persis akan berkomunikasi lagi dengan para pemainnya musim lalu dan Vijaya Fitriyasa. Laskar Samber Nyawa berkomitmen untuk terlibat aktif demi menuntaskan polemik ini.
"Langkah selanjutnya, Persis akan melakukan komunikasi lanjutan dengan pemain Persis 2020/2021 dan Vijaya Fitriyasa untuk membantu mempercepat proses pemenuhan hak atas tunggakan gaji yang dimiliki oleh manajemen terdahulu," tulis Persis.
"Diperlukan adanya kerja sama dari pemain Persis 2020/2021 dan iktikat dari manajemen PT Persis Solo Saestu sebelumnya, agar bisa menyelesaikan masalah tunggakan gaji ini karena harus melalui birokrasi dan legalitas yang sudah disepakati oleh pihak-pihak terkait."
"Komunikasi juga intens dilakukan oleh manajemen saat ini, dengan harapan masalah ini dapat segera terselesaikan dan hak pemain Persis 2020/2021 bisa terpenuhi sesuai dengan kesepakatan," demikian keterangan Persis.
NDRC Indonesia
Dikutip dari laman PSSI pada 23 Juli 2019, NDRC Indonesia adalah badan penyelesaian sengketa nasional yang menjadi tempat pengaduan, khususnya pemain di Liga Indonesia. NDRC Indonesia diharapkan dapat menjadi wadah penyelesaian masalah dan sengketa yang berhubungan dengan sepak bola.
Dalam rilisnya, APPI sebenarnya menerima aduan tunggakan gaji dari 18 pemain Persis. Namun, hanya gugatan tujuh pemain yang dapat diproses ke NDRC Indonesia, karena 11 pemain lainnya tidak mempunyai salinan kontrak dan tak mendapatkan akses untuk meminta salinan tersebut kepada pihak klub.
"Terjadinya peralihan penanggung jawab dan manajemen klub dari yang lama kepada yang baru, merupakan hal yang biasa dalam pengelolaan sebuah klub sepak bola profesional. Maka jika terjadi hal yang demikian sudah sewajarnya segala utang piutang yang terjadi pada saat pengelolaan sebuah klub dari penanggung jawab dan manajemen yang lama menjadi tanggung jawab dari penanggung jawab dan manajemen klub yang baru," tulis APPI dalam rilisnya tentang Gugatan Tujuh Pemain Persis.
"Demikian juga yang terjadi pada klub Persis maupun klub-klub sepak bola lainnya. Penanggung jawab dan manajemen yang baru tidak bisa menghilangkan tanggung jawab atas kewajiban dari penanggung jawab dan manajemen yang lama."
"APPI mewakili seluruh pesepak bola profesional di Indonesia berharap akan ada penyelesaian segera atas tunggakan-tunggakan tersebut di atas maupun permasalahan-permasalahan di atas, agar musim kompetisi 2021/2022 untuk Liga 1 dan Liga 2 dapat berjalan dengan baik dengan diikuti seluruh klub pesertanya," imbuh pernyataan APPI.
(Bola.net/Fitri Apriani)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 13 Agustus 2021 19:37
-
Bola Indonesia 24 Juli 2021 22:17
-
Bola Indonesia 24 Juli 2021 20:56
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 23 Maret 2025 04:32
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 04:15
-
Piala Dunia 23 Maret 2025 03:45
-
Liga Spanyol 23 Maret 2025 03:32
-
Piala Dunia 23 Maret 2025 03:15
-
Liga Italia 23 Maret 2025 03:03
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...