
Bola.net - - Usai membela Spanyol dalam laga persahabatan kontra Italia, gelandang , menjalani wawancara khusus bersama media Inggris Daily Mail. Interview ini terasa spesial karena sosok yang menjadi pewawancara adalah legenda , Jamie Carragher.
Dalam kesempatan ini, Xavi mengungkapkan beberapa fakta menarik sehubungan dengan karirnya. Mulai mengenai Manchester City, lawan yang dihadapinya di babak 16 besar Liga Champions, sepakbola Inggris, sampai tanggapannya atas komentar negatif Jose Mourinho terhadap Blaugrana.
Gelandang 34 tahun ini juge mengungkapkan rahasia di balik kebangkitan Spanyol dan juga menyatakan hasratnya untuk melatih Barca suatu saat nanti. Penasaran dengan jawaban Xavi atas pertanyaan-pertanyaan Carragher? Simak dalam rangkuman berikut.
Permainan City di Leg Pertama
Xavi: Kami mengira City akan mendominasi ball possession. Karena itulah permainan mereka yang ternyata lebih hati-hati membuat kami terkejut. Mereka tidak bermain defensif tapi menunggu bola di daerah sendiri.
Tim asuhan Pellegrini biasanya mencoba menguasai bola dari tim lawan. Dia normalnya menginstruksikan pemain untuk menyerang lewat sayap dan memasang lini pertahanan yang tinggi. Kedua hal tersebut tak muncul dalam laga leg pertama.
Kemungkinan City Bisa Menjadi Seperti Barca
Menurut anda, apakah mungkin City mengulang sukses Barca?
Xavi: Ya, mereka memiliki pemain sekaliber Yaya Toure, Samir Nasri, Jesus Navas, dan Alvaro Negredo. Mereka adalah pemain top yang tahu cara bermain dengan baik. Pellegrini juga merupakan pelatih hebat dan gemar mengalirkan bola perlahan dari lini belakang.
Ia mendatangkan Martin Demichelis, sosok yang kerap dikritik namun sebenarnya memiliki kemampuan bagus untuk mendistribusikan bola. City juga masih memiliki banyak pemain lain yang jago dalam mengumpan. Namun mereka kesulitan untuk menghadapi Barca, karena kami memiliki tujuh sampai delapan pemain yang sangat sulit untuk direbut penguasaan bolanya.
Akhir Kejayaan Barca
Barcelona yang sekarang juga bisa dikatakan sejajar dengan tim-tim tersebut, namun apakah anda merasa bahwa saat ini siklus kejayaan Barca sudah berakhir?
Xavi: Tidak, tentu saja tidak. Kami memiliki generasi yang dipenuhi pemain luar biasa. Sejak Cruyff mengubah sejarah dan filosofi tim, dalam lima tahun terakhir gaya permainan kami menjadi booming. Kami meledak dan berhasil mencatatkan sejarah.
Namun Barca masih akan terus memenangkan trofi. Kami tak akan berhenti di sini. Lihatlah usia dari pemain utama kami seperti Fabregas, Messi, Iniesta, Alves, Neymar, Alba, Pique... Usia mereka masih berkisar antara 26-29 tahun.
Komentar Pedas Jose Mourinho
Xavi: Mourinho memiliki gaya main yang berbeda, tidak sama dengan Barca. Ia cenderung lebih defensif, dan saya menghargai pilihan permainannya. Tentu saja saya maklum jika dia tidak menyukai sepakbola kami, tidak pernah. Bukan hanya sekarang, tapis ejak lima tahun lalu.
Pembantaian 7-0 Oleh Bayern
Xavi: Harus diakui bahwa kami memang tidak berada dalam performa terbaik. Pada tahap itu, kami benar-benar lelah sementara Bayern memiliki keunggulan fisik yang cukup signifikan, sehingga hasil akhir menjadi cukup mencolok.
Sebenarnya perbedaan kualitas skuat kami tidaklah terlalu besar. Kami tidak mampu tampil sesuai standar dan harus tersisih. Saat ini, jarak kualitas antara kami dan Bayern tidak sebesar itu, namun sekali lagi, mereka superior secara fisik.
Mengapa? Lihat saja tinggi badan saya. Lalu lihat juga Iniesta, Alba, atau Fabregas. Kami harus tampil jauh lebih baik lagi untuk menghadapi lawan seperti mereka.
Titik Balik di Timnas
Xavi: Pelatih sebelumnya memang lebih menyukai pemain lain. Perubahan bagi saya tiba saat Luis Aragones menjadi pelatih timnas. Ia memanggil saya dan berkata, "Kamu lebih baik dari dia dan dia. Kamu juga lebih bagus dari mereka yang bermain di Inggris dan Jerman. Kamu akan bermain untuk saya.'
Sejak saat itu, kepercayaan diri saya melonjak. Tanpa Aragones, tak mungkin saya mencapai semua ini.
Kebangkitan Spanyol
(Wawancara sempat terhenti karena eks rekan Carragher di Liverpool, Pepe Reina, masuk memberi kejutan. Setelah beramah tamah sesaat, wawancara kembali dilanjutkan)
Kami membicarakan era sukses milik Spanyol yang di luar dugaan. Anda juga memiliki kesempatan untuk mempertahankan gelar di Brasil tahun ini. Apakah kebangkitan Spanyol hanya disebabkan karena ada banyak pemain luar biasa yang muncul dalam satu generasi?
Xavi: Adu penalti lawan Italia (perempat final Piala Eropa 2008) telah mengubah sejarah. Spanyol memiliki kenangan yang kurang baik di turnamen major, namun setelah jumpa Italia kami seolah meledak! Rasanya seperti melepas sebuah beban berat, sejak saat itulah mental juara kami tumbuh.
Kami tak lagi puas dengan hanya menembus perempat final. Sejak saat itu, kami merasa menang adalah sebuah kewajiban. Suporter dan media juga mulai percaya pada kemampuan tim.
Tips Untuk Inggris
Xavi: Dengan segala hormat, saya tak ingin mengatakan hal seperti apa yang seharusnya dilakukan Inggris. Mereka harus menerima kualitas generasi yang mereka miliki dengan apa adanya.
Contohnya, Inggris memiliki banyak pemain sayap yang memiliki kecepatan. Karena itulah, mereka harus memainkan umpan dengan mempertahankan penguasaan bola sebelum mengalirkan serangan ke sayap. Saya pikir itu akan membantu para winger cepat untuk bermain lebih direct tanpa perlu kehilangan banyak energi.
Jangan lupakan pula bahwa kultur sepakbola Inggris merupakan contoh bagi kami. Kompetisi berjalan bersih dan sangat fairplay tanpa kehilangan intensitas.
Keinginan Bermain di Inggris
Xavi: Saya adalah pria yang Barcelona luar dalam, saya selalu ingin bertahan di sini. Namun saya menyukai sepakbola Inggris. Stadion selalu penuh. Anda akan merasa bahwa anda benar-benar terlibat dalam sepakbola, segalanya terasa murni
Suporter di Manchester atau Liverpool membuat anda tak bisa mendengar suara anda sendiri di stadion. Fantastis, setiap bermain di Inggris, rasanya saya menjadi bagian penting dalam sejarah sepakbola.
Kemungkinan Melatih Barca
Xavi: Saya ingin melakukannya, sudah tentu. Saya ingin selamanya terlibat di sepakbola dan sebisa mungkin bersama Barca. Di klub inilah hati dan perasaan saya berada, sama seperti anda bersama Liverpool.
Namun terjun ke dunia manajemen adalah rencana masa depan. Saat ini saya hanya ingin terus, selalu bermain bola. Ketika anda masih kecil, anda sangat menikmati rasanya menguasai bola, bukan? Satu yang selalu ingin saya lakukan adalah mengatur permainan dengan bola di kaki saya.
Artikel Menarik Lainnya
- Meramal Kandidat Pengganti Carles Puyol
- Para Bintang EPL Yang Sukses Menjawab Keraguan Musim Ini
- Barisan Supersub Terbaik di Premier League
- Ranking Shots On Goal Kontestan Liga Champions Musim Ini
- 10 Tim Dengan Pendapatan Hak Siar Televisi Tertinggi di Eropa
- Ranking Stadion Dengan Rata-Rata Penonton Tertinggi di UCL Musim Ini
- 8 Gol Terbaik di Leg Pertama Babak 16 Besar Liga Champions
- Para Pemain Yang Paling Sering Dilanggar di UCL Musim Ini
- Para Pemain Yang Menjalani Reuni di Babak 16 Besar Liga Champions
- Para Jagoan Umpan di Serie A Musim Ini
- Barisan Kiper Dengan Rekor Cleansheet Terbanyak di Premier League
- 10 Striker Pencetak 50 Gol Tercepat di Premier League
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 8 Maret 2014 23:50
-
Liga Spanyol 8 Maret 2014 21:05
-
Liga Spanyol 8 Maret 2014 20:48
-
Liga Spanyol 8 Maret 2014 09:59
-
Liga Champions 8 Maret 2014 09:10
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:41
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:32
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 05:30
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 05:29
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 05:24
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:12
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...