Ulasan Kesuksesan Tottenham Beri Guardiola Kekalahan Perdana

Ulasan Kesuksesan Tottenham Beri Guardiola Kekalahan Perdana
Tottenham Hotspur (c) Tottenham

Bola.net - Bola.net - Laju mulus yang Josep Guardiola bersama Manchester City di tanah Inggris akhirnya tersendat pada akhir pekan lalu. Untuk pertama kalinya Pep dan Man City merasakan pahitnya kekalahan pada musim 2016/17 ini.

Adalah Tottenham yang mampu memberikan kekalahan bagi The Citizen. Pasukan Mauricio Pochettino tampil solid dan mampu melumpuhkan Man City dengan skor 2-0 pada pekan ketujuh Premier League. Dua gol dicetak oleh bunuh diri Aleksandar Kolarov dan Dele Alli.

Tottenham sendiri memang tampil apik sepanjang laga. Meskipun kalah dalam hal penguasaan bola [48:52], namun The Lily White tampil lebih efektif dan pada akhirnya mampu mengamankan tiga poin dari laga ini.

Apa yang saja yang menjadi kunci sukses kemenangan Tottenham? Berikut ulasannya:

1 dari 5 halaman

Taktik Anti Man City

Taktik Anti Man City

Taktik Anti Man City

Taktik normal yang biasanya diusung oleh Mauricio Pochettino adalah 4-2-3-1. Ini adalah pakem permainan yang sudah biasa dipakai oleh Tottenham sejak musim lalu. Dan, sudah terbukti mereka cukup sukses bahkan bertahan hingga musim ini.

Namun, Pochettino memilih memakai taktik yang berbeda untuk melawan Man City. Pelatih asal Argentina ini mengusung formasi 4-1-4-1. Hasilnya? Sukses besar tentu saja.

Yang menjadi sorotan adalah penempatan satu gelandang bertahan di depan empat bek sejajar. Ini ditujukan untuk mengacaukan taktik penguasaan bola para pemain tengah Man City.

Peran ini diambil dengan baik oleh Victor Wanyama. Tugasnya, mematahkan setiap serangan Man City. Memutus aliran bola dan melakukan duel. Dalam istilah yang lebih populer di Indonesia adalah 'gelandang pengangkut air'.

Jumlah tackle [8] dan pelanggarannya [5] paling banyak di antara pemain Tottenham lain. Jelas bahwa penempatan Wanyama di sini adalah sebagai sosok anti taktik Man City. Andai tidak mendapatkan kartu kuning pada menit ke-30, mungkin jumlah pelanggarannya lebih banyak lagi.
2 dari 5 halaman

Son Heung-Min Tak Terlacak

Son Heung-Min Tak Terlacak

Son Heung-Min Tak Terlacak

Absennya Harry Kane justru menjadi berkah terselubung bagi Son Heung-Min. Pemain asal Korea Selatan ini mendapatkan kesempatan bermain yang lebih banyak dan ia memang mampu menjawab kepercayaan yang diberikan Pochettino dengan baik.

Son memang tidak menyumbang gol. Namun, jangan lupakan peran besarnya dalam proses gol yang diciptakan oleh Dele Alli. Son bergerak merusak pertahanan Man City dan memberikan umpan yang diselesaikan oleh Alli.

Posisi asli Son memang bukan penyerang, berbeda dengan Kane yang seorang penyerang sejati dengan area operasi di daerah kotak penalti. Hal inilah yang justru membuat mantan pemain Bayer Leverkusen ini tak terlacak para pemain belakang Man City.

Pergerakannya begitu cair dan tidak terpaku hanya di area penalti. Kadang ia bertukar posisi dengan Erik Lamela di sayap kiri, kadang pula ia bergantian dengan Alli sebagai gelandang serang. Para pemain City tak mampu melacak pergerakannya.
3 dari 5 halaman

Keberadaan 'Luka Modric'

Keberadaan 'Luka Modric'

Ada Luka Modric di Tengah Lapangan

Benarkah ada Luka Modric? Tentu saja tidak. Meskipun Modric absen membela Real Madrid melawan Eibar, ia tidak berada di White Hart Line pada laga ini. Pemain asal Kroasia ini sedang mengalami cedera.

Namun, jika melihat penampilan Christian Eriksen pada laga ini, tak berlebihan jika fans Tottenham teringat pada sosok Luka Modric.

Eriksen bermain agak defensif. Namun, ia tetap menjadi otak permainan Tottenham. Hal ini dilakukan agar Eriksen terhindar dari duel dengan dua gelandang jangkar Man City, Fernando dan Fernandinho. Sangat efektif karena secara fisik Eriksen tak begitu kuat untuk berduel, persis seperti Modric.

Pemain asal Denmark pada pertandingan ini mencatatkan sebagai pemain Tottenham dengan jumlah umpan paling banyak [53]. Jauh unggul dari pemain terbanyak kedua Danny Rose [38]. Lebih baik dibanding otak serangan Man City, David Silva [52].
4 dari 5 halaman

Peran Ganda si Nomor Satu

Peran Ganda si Nomor Satu

Hugo Lloris Masih Nomor Satu

Pochettino menunjukkan gelagat yang begitu gelisah pada awal musim karena ia harus kehilangan Hugo Lloris karena cedera. Beruntung cederanya tidak parah dan kiper internasional Prancis ini segara kembali merumput.

Kehadiran Lloris punya peran ganda bagi Pochettino dan Tottenham.

Pertama, sebagai pemain paling senior dalam tim Lloris bertugas sebagai pemimpin. Ia yang memberikan semangat kepada Dele Alli dan kolega yang lebih muda. Selain itu, ia sudah punya cukup pengalaman untuk menghadapi tekanan pada pertandingan besar.

Kedua, Lloris menjadi benteng pertahanan terakhir sebelum pemain Man City mengirimkan bola untuk menggetarkan jala gawang Tottenham.

Pemain berusia 29 tahun sukses mencegah Sergio Aguero menambah koleksi golnya. Total ada enam penyelamatan yang dilakukan oleh Lloris. Dua di antaranya merupakan penyelaman yang sangat krusial untuk The Lily White.
5 dari 5 halaman

Man City Rindu Kevin De Bruyne

Man City Rindu Kevin De Bruyne

Absennya Kevin De Bruyne

Meskipun lebih unggul dalam penguasaan bola, nyatanya Man City justru menciptakan peluang yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan Tottenham. The Citizen punya 12 upaya tendangan ke gawang, sementara Tottenham satu upaya lebih baik.

Hal ini tentu saja tidak lepas dari absennya Kevin De Bruyne. Pemain yang selama ini menjadi tumpuan kreativitas Man City. Bintang asal Belgia ini sudah mencatatkan empat asissts, paling banyak di antara pemain lain di Premier League.

David Silva bukan tidak bermain dengan bagus. Eks pemain Valencia ini cukup dominan di tengah dan mampu menciptakan empat umpan kunci. Namun, pemain asal Spanyol ini tak punya rekan sepadan. Silva kesulitan lepas dari kawalan Victor Wanyama.

Pep coba mengakalinya dengan memasukkan Ilkay Gundogan menggantikan Fernando. Namun, pemain asal Jerman tak banyak membantu. Sementara Raheem Sterling nampak kesulitan karena mendapatkan penjagaan berlapis dari Moussa Sissoko dan Kyle Walker.

Tanpa De Bruyne, praktis tugas para pemain belakangan Tottenham semakin mudah karena hanya harus mengawal Sergio Aguero. Sementara David Silva sudah menjadi tugas Wanyama.