Toni Kroos dan Sejarah Indah Pemain Jerman Bersama Real Madrid

Toni Kroos dan Sejarah Indah Pemain Jerman Bersama Real Madrid

Bola.net - - Setelah tampil luar biasa dalam Piala Dunia 2014 silam bersama Timnas , Toni Kroos akhirnya resmi dibeli oleh tim raksasa Spanyol, Real Madrid. Untuk mendapatkan pemain berusia 24 tahun tersebut, El Real dilaporkan membayar sebesar 30 juta Euro kepada Bayern Munich.

Dengan terealisasinya transfer tersebut, maka Kroos kini menjadi pemain Jerman kesembilan yang bermain untuk Los Blancos. Sepanjang sejarahnya, pemain asal Jerman memang memiliki tradisi yang cukup baik di Santiago Bernabeu dan hampir tidak pernah mengalami flop.

Berikut Bolanet sajikan riwayat singkat delapan kompatriot Kroos yang mereguk kesuksesan bersama Madrid. Mampukah Kroos meneruskan kesuksesan serupa?

1 dari 9 halaman

Gunter Netzer (1973-76)

Gunter Netzer (1973-76)

Netzer sampai saaat ini dikenang sebagai salah satu playmaker terbaik yang pernah muncul dalam sejarah persepakbolaan Jerman. Memenangkan penghargaan pemain terbaik Jerman dua tahun beruntun pada tahun 1972 dan 1973, Netzer dibeli Madrid sebagai respon atas dibelinya Johan Cruyff oleh rival abadi mereka, Barcelona.

Tiga musim bersama Netzer, El Real tak pernah mengakhiri musim tanpa gelar. Pria kelahiran Monchengladbach ini sukses mempersembahkan dua gelar La Liga dan dua gelar Copa Del Rey.
2 dari 9 halaman

Paul Breitner (1974-77)

Paul Breitner (1974-77)

Breitner tercatat sebagai gelandang bengal yang dimiliki Jerman pada eranya. Ia juga tercatat sebagai satu-satunya pemain Der Panzer yang mencetak gol di dua final Piala Dunia berbeda, yaitu pada edisi 1974 dan 1982.

Menjadi bagian dari skuat Bayern Munich yang mendominasi Bundesliga, Breitner menyusul pindah ke Madrid satu tahun setelah bergabungnya Netzer. Ia mempersembahkan dua gelar La Liga dan satu Copa Del Rey dalam tiga musim, sebelum akhirnya mudik ke Jerman pada tahun 1977.
3 dari 9 halaman

Uli Stielike (1977-85)

Uli Stielike (1977-85)

Stielike direkrut El Real sesaat setelah Breitner dilepas. Bisa bermain di posisi sweeper maupun gelandang, Stielike menjadi tulang punggung pertahana Madrid selama nyaris satu dekade.

Bermain dalam lebih dari 200 pertandingan bersama Los Blancos, Stielike memiliki peranan penting dalam mengisi lemari trofi klub ibukota. Tercatat 3 gelar La Liga, 2 Copa Del Rey, dan satu Piala UEFA ia persembahkan untuk Madrid. Stielike nyaris mengantar Madrid menjuarai Eropa pada tahun 1981, namun sayangnya mereka kalah 0-1 dari Liverpool di final.
4 dari 9 halaman

Bernd Schuster (1988-90)

Bernd Schuster (1988-90)

Kepindahan pemain berjuluk 'Si Malaikat Pirang' ini ke Madrid berlangsung cukup kontroversial, mengingat delapan musim sebelumnya ia menjadi andalan dari rival abadi El Real, Barcelona.

Meskipun hanya bertahan selama dua musim, namun Schuster mampu mempersembahkan cukup banyak gelar bagi Madrid, sebut saja 2 gelar La Liga dan masing-masing satu trofi Supercopa dan Copa del Rey.

Schuster juga berhasil mencuri perhatian suporter karena berhasil menjalin kerja sama yang baik dengan kuintet legendaris La Quinta del Buitre, yang terdiri dari Emilio Butragueno, Manolo Sanchís, Martín Vázquez, Míchel dan Miguel Pardeza
5 dari 9 halaman

Bodo Illgner (1996-2001)

Bodo Illgner (1996-2001)



Direkrut Madrid dari Koln, Illgner sempat kehilangan tempat utama karena kalah bersaing dari kiper lokal Santiago Canizares. Illgner mampu bangkit dan merebut posisinya di saat yang tepat dan mengawal gawang Madrid dalam laga final Liga Champions 1998 kontra Juventus, yang berakhir dengan kemenangan Los Blancos 1-0.

Selain trofi Champions, Illgner juga turut membantu Madrid meraih dua gelar La Liga, satu piala Interkontinental, dan satu Supercopa. Ia mengakhiri karirnya bersama Madrid dan pensiun pada tahun 2001, bersamaan dengan munculnya kiper calon legenda El Real, Iker Casillas.
6 dari 9 halaman

Christoph Metzelder (2007-10)

Christoph Metzelder (2007-10)



Metzelder adalah satu-satunya pemain Jerman yang bisa dikatakan gagal bersinar bersama Madrid. Direkrut dengan free transfer pada tahun 2007, bek tengah menjanjikan ini lebih sering berkutat dengan cedera dan sulit bersaing menembus skuat utama. Tiga musim membela Los Blancos, Metzelder hanya bermain sebanyak 31 kali sebelum akhirnya pergi dengan free transfer menuju Schalke 04.
7 dari 9 halaman

Mesut Ozil (2010-13)

Mesut Ozil (2010-13)

Dibeli dengan harga 'hanya' 15 juta Euro dari Werder Bremen, Ozil menjelma menjadi nyawa serangan Real Madrid. Berposisi sebagai playmaker, pemain keturunan Turki ini menjadi raja assist yang nyaris tak tergantikan dalam tiga musim berkostum El Real. Ia sukses mempersembahkan gelar La Liga, Copa Del Rey, dan Supercopa untuk Madrid.

Namun lengsernya Jose Mourinho berdampak buruk terhadap masa depan Ozil di Bernabeu. Manajer baru Carlo Ancelotti memandang Ozil bukan lagi sosok tak tergantikan, dan Madrid akhirnya melepas sang gelandang dengan nilai transfer 50 juta Euro ke Arsenal.
8 dari 9 halaman

Sami Khedira (2010-)

Sami Khedira (2010-)

Khedira datang hampir bersamaan dengan kompatriotnya, Mesut Ozil usai Piala Dunia 2010. Meskipun peranannya sebagai gelandang bertahan jarang disorot, namun pria keturunan Tunisia ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan di lini tengah Madrid, yang dipenuhi talenta ofensif.

Empat musim membela Madrid, Khedira tampil dalam 144 laga di seluruh kompetisi dengan sumbangan sembilan gol. Ia mempersembahkan dua gelar Copa Del Rey, satu gelar Supercopa, dan satu gelar La Liga. Pencapaian terbaik Khedira adalah saat mewujudkan mimpi La Decima dengan menjuarai gelar Liga Champions kesepuluh, Mei tahun ini.