Tiga Sukses dan Tiga Gagal di Premier League 2012-2013

Tiga Sukses dan Tiga Gagal di Premier League 2012-2013

Bola.net - - Tirai Premier League 2012-2013 sudah resmi ditutup dan banyak drama terjadi hingga akhir musim ini. Dari gelaran kompetisi terpanas liga Inggris kemarin, bisa disimpulkan tiga tim yang bisa dibilang sukses dan tiga tim masuk kategori gagal. Siapa saja mereka?

Manchester United sudah begitu dominan dalam mengunci gelar juara Premier League untuk kali ke-20 musim kemarin. Namun persaingan musim kemarin tetaplah seru, terutama memperebutkan tiket Liga Champions dan juga menghindari degradasi.

Berikut adalah analisa singkat tiga tim mana saja yang bisa dibilang tampil sukses musim kemarin. Dan sebaliknya, kami analisa pula tiga tim yang tampil jeblok. Anda setuju? Atau punya pendapat lain? Suarakan dengan bijak di kolom komentar.

1 dari 6 halaman

Sukses: Manchester United

Sukses: Manchester United

Musim ini Setan Merah tampil begitu ganas, bukan hanya karena mereka melaju menjadi kampiun, namun dengan cara mereka merespon kegagalan dramatis di tangan sang seteru, Manchester City musim lalu. Hanya kalah selisih gol, pasukan muda Sir Alex Ferguson bangkit dan membenamkan si tetangga dengan keunggulan 11 poin dan 11 gol musim ini.

2 dari 6 halaman

Gagal: Manchester City

Gagal: Manchester City

Dari sudut pandang manapun, musim ini bisa dibilang bencana untuk City. Dimulai dari kegagalan menggaet Robin Van Persie di awal musim - faktor yang terbukti menentukan dalam perburuan juara, perjalanan City yang cukup mengecewakan juga banyak diwarnai insiden di luar lapangan. Selain itu, di Liga Champions mereka juga tersingkir memalukan di fase grup untuk musim kedua beruntun. Tambahkan kegagalan di final FA Cup yang menjadikan City tanpa gelar dan berbuntut pemecatan Roberto Mancini, maka lengkap sudah penderitaan kubu City.

3 dari 6 halaman

Sukses: Swansea City

Sukses: Swansea City

Kepergian Brendan Rodgers dan Joe Allen, serta Scott Sinclair di awal musim ternyata tak banyak mempengaruhi kekuatan The Swans. Di tangan Michael Laudrup, tim asal Wales ini tetap tampil dengan eksplosivitas seperti musim sebelumnya. Bahkan bisa dibilang lebih baik lagi dengan sukses mereka finis di 10 besar dan juga raihan trofi Capital One Cup. Jangan lupakan juga sepak terjang Michu, Chico Flores dan Jonathan de Guzman yang sudah mengobrak-abrik peta kekuatan Premier League meski baru melakoni debutnya musim ini.

4 dari 6 halaman

Gagal: Newcastle United

Gagal: Newcastle United

Penampilan The Magpies bisa dibilang sangat kontras dibanding musim kemarin. Dalam 12 bulan saja, penampilan mereka berbalik drastis - finis kelima di musim lalu dan dijagokan banyak orang bakal menembus empat besar namun malah nyaris terdegradasi musim berikutnya. Manajer Alan Pardew menolak penambahan kekuatan di awal musim dan baru membeli pemain dengan panik di bulan Januari setelah mereka terpengaruh badai cedera dan komitmen di Liga Europa. Andai saja Pardew melakukan pembelian lebih awal, bisa jadi Newcastle bisa memenuhi ekspektasi pada mereka, namun sayangnya musim ini itu tak terwujud.

5 dari 6 halaman

Sukses: West Ham United

Sukses: West Ham United

Mungkin pilihan yang sedikit dipertanyakan, namun penampilan The Hammers musim ini bisa dibilang sukses karena merekalah yang tampil paling baik dari ketiga tim promosi musim lalu. Berjalan tanpa bujet besar, Sam Allardyce mampu mengoptimalkan skuadnya dengan pemain macam Andy Carroll dan Mohamed Diame demi finis di paruh atas klasemen - di depan tim macam Newcastle dan Fulham. Satu-satunya kekurangan West Ham musim ini mungkin adalah jebloknya performa tandang yang tak segarang saat tampil di Upton Park - sebuah peer yang mungkin perlu diperhatikan Big Sam musim depan.

6 dari 6 halaman

Gagal: QPR

Gagal: QPR

Dibandingkan dengan Reading yang kurang pengalaman di Premier League, QPR bisa dibilang tampil sangat mengecewakan dengan kegagalan mereka beranjak dari dasar klasemen dan menyalip tim promosi tersebut. Didukung uang melimpah pengusaha Tony Fernandes ternyata tak menjamin semua masalah terselesaikan - bahkan manajer sekaliber Harry Redknapp pun gagal menyelamatkan QPR dari jerat degradasi. Pembelian pemain baru dengan harga dan gaji besar ternyata tak bisa memenuhi harapan - satu lagi bukti bahwa uang tak bisa membeli segalanya.