Bola.net - - Oleh: Yasa Febrianuswantoro
Terlahir di Brasil namun berakar Rovigo, Italia, Thiago Motta muncul sebagai ikon baru sepak bola Italia.
Hampir seabad lalu, ketenaran Ermanno Aebi berawal dari hattrick-nya pada kemenangan bersejarah Italia 9-4 atas Prancis di Velodrome Sempione, Milan pada 18 Januari 1920.
Striker berayah Swiss dan ibu Italia ini pada mulanya bermain sepak bola di sekolahnya di Neuchatel, Swiss, sebelum akhirnya ia menarik perhatian Giovanni Paramithotti, pendiri Inter Milan, dan menjadi oriundi (imigran yang pulang kembali ke negara asalnya, Italia atau Spanyol) pertama yang bermain untuk timnas Italia.
Aebi menjadi pelopor tradisi oriundi yang kuat ini. Dua puluh lima pemain kemudian mengikuti langkahnya membela Italia -12 pemain berkebangsaan Argentina, 5 Brasil, satu Paraguay, satu Afrika Selatan, dan seorang asal Skotlandia yang semuanya keturunan Italia- ditambah lagi Raimundo Orsi, Omar Sivoni, Jose Altafini dan Mauro Camoranesi.
Nama baru bertambah pada daftar tersebut pada Jumat malam lalu, dialah Thiago Motta.
Gol kemenangan Italia yang dicetak Motta ke gawang Slovenia setelah menerima umpan back-heel one-two dari Federico Balzazaretti, juga dirayakan 200 mil jauhnya oleh sepupu Motta, Luciano Fogagnolo, yang merupakan pemilik sebuah bar dan pendukung Juventus di desa Polesella, Italia.
"Ketika Motta mencetak gol ke gawang Slovenia, saya mencium fotonya yang ia kirim melalui orang tuanya," ungkap Fogagnolo dengan bangga.
Kakek buyut Motta juga turut bangga. Lahir di tahun 1897, Fortunato Fogagnolo pergi merantau untuk sebuah kehidupan baru, menjadikan Brasil sebagai tujuannya, dimana ia bekerja sebagai buruh tani.
Keluarga Motta memang tidak pernah melupakan asal usul mereka. Justru karena paspor ganda serta bakat yang dimiliki Motta-lah yang memikat Barcelona untuk memberinya satu tempat di tim sekitar satu dekade lalu. Ayah Motta, Carlos Roberto bahkan pulang ke Polesella untuk mengunjungi tanah kelahiran leluhur mereka pada liburan tahun 2001 silam.
"Keluarga saya berasal dari Italia," ucap Motta ditengah perbincangan tentang pemanggilannya untuk memperkuat skuad Cesare Prandeli sebelum pertandingan persahabatan menghadapi Jerman pada Februari silam.
"Mungkin saya tidak cukup beruntung untuk lahir di sini namun saya benar-benar merasa bahwa saya orang Italia. Saya tahu lagu kebangsaan Italia tapi saya tidak dapat menyanyikannya," terang Motta.
Paspor Motta memang tidak bermasalah, namun keabsahannya di skuad Azzurri patut dipertanyakan.
Penyebabnya, ia pernah membela Brasil dua kali pada ajang Gold Cup pada 2003. Tim Samba kemudian diundang untuk menjadi tim tamu pada kompetisi yang digelar di Meksiko dan Amerika, sayang Brasil tidak menunjukkan komitmen mereka pada Motta, malah menurunkan skuad U-23 yang diperkuat Kaka, Diego, Robinho, dan Adriano dengan pelatih Ricardo Gomes, pengganti pelatih saat itu, Carlos Alberto Parreira.
Dengan tidak adanya caps resmi Motta untuk Brasil, FIFA menyerahkan Motta pada Prandeli sebagai oriundi ketiga untuk Italia selama masa kepelatihannya. Kehadiran Motta lebih menjanjikan dibanding Cristian Ledesma dan Amauri bagi skuad Azzurri.
Motta ditempatkan sebagai salah satu dari trio gelandang tengah tim dimana mereka diperbolehkan saling bertukar posisi. Kehadiran Motta adalah apa yang diungkap harian Corriere della Sera sebagai "Revolusi halus Prandelli" yaitu usaha untuk menghapus tendensi sepak bola Italia yang menghindari inisiatif menyerang dan lebih mengandalkan serangan balik.
Sejauh ini hasilnya cukup memuaskan. Italia lebih fokus pada penguasaan bola dan tampil ofensif ketika menghadapi Jerman dan Slovenia. Motta memiliki peran penting pada skema ini dan tampil gemilang pada kedua kesempatan itu. Untuk kali pertama, pemain terbaik ini tampil bukan sebagai gelandang bertahan ataupun pemimpin serangan balik, namun lebih sebagai penyuplai bola.
Motta telah menunjukkan partisipasi yang mengesankan. "Ini merupakan pencapaian terbaik kita," ungkap Motta.
Dengan keunggulan enam poin di puncak klasemen ditambah tujuh pertandingan yang harus dilakoni, fans Azzurri berharap tren positif ini akan terus berlanjut.
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 11:46
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 11:35
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 11:21
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 11:18
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 11:15
-
Otomotif 22 Maret 2025 10:51
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...