Swedia 2-3 Portugal: 5 Kesimpulan Laga di Solna

Swedia 2-3 Portugal: 5 Kesimpulan Laga di Solna
Ronaldo dan Ibrahimovic (c) AFP

Bola.net - - Setelah mencetak gol tunggal penentu kemenangan atas pada play-off leg pertama di Lisbon, superstar Real Madrid Cristiano Ronaldo menorehkan hat-trick pada leg kedua di Solna. Predator PSG Zlatan Ibrahimovic hanya bisa melesakkan dua dan Swedia pun harus merelakan sang lawan mendapatkan hak tampil di Piala Dunia 2014.

Sebuah laga yang spektakuler tersaji di Friends Arena, Rabu (20/11), di mana dua talenta istimewa beradu kehebatan.

Ibrahimovic memang fenomenal, tapi Ronaldo lebih digdaya. Hasilnya, Portugal melenggang dengan agregat 4-2.

Selain itu, apa saja kesimpulan lain yang bisa kita tarik dari laga tersebut? Berikut lima di antaranya.

1 dari 5 halaman

Pertahanan Swedia Jadi Bumerang

Pertahanan Swedia Jadi Bumerang

Entah apa yang ada di benak pelatih Erik Hamren ketika menerapkan strategi bertahan yang sangat mengundang risiko ketika melawan Portugal.

Para bek Swedia melakukan zone press sampai garis tengah dan itu membuat mereka kehilangan tiket ke Piala Dunia. Pasalnya, garis pertahanan setinggi itu rawan ditikam dengan serangan balik, terutama kalau lawan memiliki pemain berkaki cepat sekaligus insting gol papan atas.

Portugal besutan Paulo Bento memiliki pemain semacam itu di skuatnya, yakni sang kapten Cristiano Ronaldo. Dipadu fakta bahwa tak ada pemain belakang Swedia yang sanggup menandingi top speed Ronaldo, tuan rumah pun terluka.

Dengan tiga counter kilat, Portugal mendapatkan tiga gol, dan semuanya dilesakkan oleh Ronaldo.

Martin Olsson, Mikael Antonsson serta Per Nilsson mengalami masa-masa tak menyenangkan di Solna karena tak sanggup meredam Ronaldo dan dibuat keteteran sepanjang laga. Kalau saja bek-bek Swedia lebih fokus mengamankan pertahanan di zona aman dan mendapat bantuan dari lini kedua, mungkin ceritanya bakal berbeda.
2 dari 5 halaman

Magis Ibra Tak Cukup Bagi Swedia

Magis Ibra Tak Cukup Bagi Swedia

Setelah Cristiano Ronaldo memecah kebuntuan di menit 50, Swedia merensponsnya dengan tepat berkat dua gol Zlatan Ibrahimovic.

Sundulan Ibra meneruskan corner Kim Kallstrom menit 68 dan aksi magisnya lewat tendangan bebas di menit 72 sebenarnya sanggup menyalakan kembali semangat Swedia yang sempat padam.

Namun, Ibra sendirian tak cukup untuk mengangkat Swedia. Untuk mencetak gol tambahan sekaligus mencegah kebobolan lebih jauh, tentu saja dibutuhkan performa optimal dari seluruh pemain di atas lapangan. Itu tidak terjadi. Selain Ibra, hanya Kallstrom yang bermain istimewa.

Barisan tengah Swedia gagal memutus distribusi bola Portugal ke lini depan, sedangkan para beknya dengan mudah ditembus Ronaldo untuk mencetak gol kedua dan ketiga pada menit 77 dan 79.
3 dari 5 halaman

Kandidat Sepatu Emas Berkurang

Kandidat Sepatu Emas Berkurang

Kenyataan Ini memang tak bisa dihindari.

Seandainya Swedia lolos ke Brasil, Zlatan Ibrahimovic pasti menjadi salah satu kandidat kuat peraih Sepatu Emas Piala Dunia 2014.

Kemampuannya mencetak gol tak perlu diragukan. Dia bisa menjadi saingan berat bagi predator-predator lain semacam Lionel Messi, Robin van Persie, Mario Balotelli, Miroslav Klose, Radamel Falcao maupun Didier Drogba untuk gelar top scorer turnamen.

Tanpa Ibra, kandidatnya berkurang satu orang.

Namun, persaingan bakal tetap sengit, bahkan mungkin lebih panas. Pasalnya, 'pengganti' Ibra adalah Cristiano Ronaldo, yang mulai menunjukkan kelasnya di pentas internasional.

Selama ini, Ronaldo disebut hanya bagus di level klub. Sekarang, sepertinya semua sudah berubah. Ronaldo siap menggebrak Piala Dunia.

Sebenarnya, mungkin lebih baik kalau Portugal dan Swedia tidak harus saling bunuh di babak play-off. Dengan begitu, kita bisa melihat Ronaldo dan Ibra di Brasil tahun. Sungguh disayangkan.
4 dari 5 halaman

Ronaldo Tak Mempan Teror

Ronaldo Tak Mempan Teror

Swedia didukung penuh para suporternya yang memadati Friends Arena. Teror yang mereka suguhkan buat pemain-pemain Portugal pun luar biasa. Sasaran utamanya tentu saja Cristiano Ronaldo.

Ini bukan pertandingan biasa. Ini adalah partai penentuan yang taruhannya tiket ke pentas paling akbar di dunia sepakbola. Sebuah laga dengan tensi dan pressure tingkat tinggi yang sanggup membuat banyak pemain grogi serta gagal mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Terlebih lagi apabila bermain di kandang lawan.

Namun, Ronaldo melewati ujian ini dengan brilian.

Di level klub, Ronaldo sudah terbiasa melakukannya. Di pentas internasional, ternyata teror juga tak mempan terhadapnya. Tak heran kalau dia tergolong dalam jajaran pemain terbaik dunia dengan mental baja dan talenta istimewa yang cuma segelintir jumlahnya.

Ronaldo mencetak hat-trick. Justru publik Solna lah yang dia bungkam.
5 dari 5 halaman

Portugal Pantas Diunggulkan

Portugal Pantas Diunggulkan

Sejak berakhirnya generasi emas Luis Figo dan Rui Costa, Portugal kurang diperhitungkan di pentas internasional. Padahal, Portugal tak pernah kekurangan pemain bagus.

Hanya saja, sejak era Nani dan Cristiano Ronaldo, Portugal lebih sering dianggap sebagai kumpulan talenta hebat namun bukan tim yang kuat.

Teamwork Portugal disebut kalah kelas dibandingkan raksasa-raksasa sepak bola lainnya. Mereka dinilai lebih mengandalkan skill individu para pemainnya, terutama Ronaldo.

Ronaldo memang selama ini merupakan tumpuan serangan utama Portugal. Dialah yang lebih sering membuka peluang sekaligus menuntaskannya. Begitu Ronaldo dimatikan, habislah mereka.

Namun, Portugal yang tampil di Solna adalah Portugal yang cukup berbeda.

Ronaldo tetap aktor utama, tapi teamwork Portugal sudah naik setingkat lebih tinggi. Melawan Swedia, serangan Portugal bahkan lebih gencar melalui sektor kanan, di mana berdiri Nani dan bek sayap Joao Pereira. Ronaldo tak berjuang sendirian.

Dua assist Moutinho dan satu dari Hugo Almeida adalah buktinya.

Ronaldo tak diragukan merupakan pemain terbaik yang dimiliki Portugal saat ini. Namun, pemain terbaik sekali pun butuh bantuan dari rekan-rekan setimnya. Itulah yang ditunjukkan Portugal di Solna.

Dengan kerjasama tim yang solid dari belakang sampai depan dipadu keberadaan Ronaldo sebagai sejata terkuatnya, meski harus terlebih dahulu merangkak melalui babak play-off, Portugal pantas diunggulkan di Piala Dunia 2014.