Simulasi FM 2016: Nasib Leicester di Tangan Sejumlah Pelatih Ternama

Simulasi FM 2016: Nasib Leicester di Tangan Sejumlah Pelatih Ternama
Simulasi FM 2016: Nasib Leicester di Tangan Sejumlah Pelatih Ternama (c) bola.net

Bola.net - Bola.net - Tahun ini, Claudio Ranieri sukses membawa Leicester City menjadi juara Premier League untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak klub berdiri. 'Cerita legendaris' ini pasti akan berbeda kisahnya jika klub yang bermarkas di King Power Stadium ini ditangani pelatih lain sekalipun dengan pelatih ternama.

Ranieri menggantikan posisi Nigel Pearson di Leicester sejak awal musim 2015/2016. Keputusan ini sempat menjadi pertanyaan karena pada waktu itu, Ranieri terbukti gagal berprestasi ketika melatih sejumlah klub besar. Namun ia bisa menembus kemungkinan 5000:1 bersama Jamie Vardy dkk.

Nasib Leicester mungkin tak akan pernah seberuntung ini jika dilatih pelatih lain termasuk Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Diego Simeone, atau Josep Guardiola. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas soal nasib Leicester bersama pelatih lain, Squawka melakukan simulasi dengan Football Manajer 2016 dan berikut ini adalah hasilnya:

1 dari 4 halaman

Diego Simeone

Diego Simeone

Dalam dunia nyata, Simeone mampu mengantarkan Atletico Madrid melaju ke final Liga Champions tahun ini dan juga sebagai kandidat juara La Liga. Jika seandainya pelatih berjuluk El Cholo tersebut melatih Leicester, ia hanya mampu membawa ke peringkat enam dengan 65 poin. Namun pencapaian ini yang terbaik jika dibandingkan dengan nama-nama pelatih sebelumnya.

Di tangan Ranieri, pemain top skor Leicester ada pada Jamie Vardy sedangkan jika diasuh Simeone, yang mampu mengumpulkan gol terbanyak adalah Shinji Okazaki yang mengumpulkan 23 gol.

Di kompetisi lainnya, Leicester gugur pada putaran ke lima di FA Cup dan di Piala Liga jatuh  pada putaran ketiga.

Namun demikian, pencapaiannya ini cukup membuat sejumlah klub tertarik dengan kinerja Simeone. Pada akhir musim, Chelsea datang menawarnya untuk menggantikan Guus Hiddink dengan biaya transfer senilai 14,25 juta pounds. Kelanjutan operasi tersebut tak diketahui karena dalam simulasi tersebut hanya sepanjang satu musim.

Rangkuman

Posisi di Premier League: 6

Cup: FA Cup (Putaran ke-5), League Cup (Putaran ke-3)

Pemain Bintang: Riyad Mahrez (7.49 Nilai Rata-rata) Menjadi pemain nominasi Team of the Year

Top skor: Shinji Okazaki (23 gol)

Starting line-up: (4-4-2) Schmeichel; Moore, Morgan, Huth, Fuchs; Mahrez, Kante, Drinkwater, Albrighton; Okazaki, Vardy

Pembelian Pemain: Tidak ada.

Highlight Satu Musim: Mengalahkan Manchester United 2-0 di kandang dan tandang dalam Premier League.
2 dari 4 halaman

Jose Mourinho

Jose Mourinho

Pelatih asal Portugal ini pernah merendahkan Ranieri pada tahun 2008. Menurutnya, Ranieri sudah terlalu tua untuk menjadi juara bersama tim manapun yang diasuhnya. Namun melihat realitas hari ini, prediksi Mourinho tersebut salah.

Dalam dunia nyata, Ranieri mampu mengalahkan Chelsea dengan skor 2-1 yang membuat Mourinho akhirnya kehilangan pekerjaan di Chelsea pada bulan Desember tahun lalu.

Dalam simulasi FM 2016 ketika Mourinho melatih Leicester, ia pun tak bisa menyaingi pencapaian 'The Thinkerman' julukan Ranieri. Mourinho hanya mampu membawa pasukan The Foxes berada di peringkat delapan klasemen di akhir musim.

Mourinho hampir saja membawa Leicester menjadi juara FA Cup, namun akhirnya disingkirkan oleh Arsenal di partai final.

Rangkuman

Posisi di Premier League: 8

Cup: FA Cup (Runners-up), League Cup (Putaran ke-4)

Pemain Bintang: Wes Morgan (7.33 Nilai Rata-rata)

Top skor: Jamie Vardy (16 gol)

Starting line-up: (4-2-3-1) Schmeichel; Simpson, Morgan, Huth, Fuchs; Kante, Drinkwater; Mahrez, Hernandez, Albrighton; Vardy

Pembelian Pemain: Pablo Hernandez 2,1 juta pounds dari Celta Vigo.

Highlight Satu Musim: Mengalahkan Liverpool, Manchester United, dan Chelsea untuk melaju ke final FA Cup.
3 dari 4 halaman

Carlo Ancelotti

Carlo Ancelotti

Ya, Ancelotti adalah pelatih pertama dari Italia yang pernah menjuarai Premier League--waktu itu bersama Chelsea. Namun ketika melatih Leicester, pelatih yang pernah menangani klub-klub besar di Eropa ini hanya mampu menyelamatkan Leicester dari jurang degradasi. Pada akhir musim, di tangan Ancelotti, Leicester hanya mampu berada di posisi ke-17.

Pada akhir musim, Leicester kalah dari Tottenham dengan catatan hanya sekali menang di 12 laga terakhir di liga. Penyelamat nasib mereka di EPL adalah kemenangan dramatis menghadapi Manchester City dengan skor 3-2.

Rangkuman

Posisi di Premier League: 17

Cup: FA Cup (Putaran ke-4), League Cup (Putaran ke-4)

Pemain Bintang: Christian Funchs (7.35 Nilai Rata-rata)

Top skor: Jamie Vardy (16 gol)

Pembelian Pemain: Pablo Hernandez 2,1 juta pounds dari Celta Vigo.

Highlight Satu Musim: Mengalahkan Manchester City dengan skor 3-2 yang menjadi tambahan poin penting untuk mencegah degradasi.
4 dari 4 halaman

Josep Guardiola

Josep Guardiola

Guardiola sekalipun belum pernah menangani klub Premier League. Ketika disimulasikan melatih Leicester City, calon pelatih Manchester City dalam dunia nyata ini sudah dipecat sebelum hari natal. Sebab, hingga mendekati paruh musim, Leicester hanya menang tiga kali dan tertinggal di peringkat 18. Maka, Guardiola pun dipecat.

Dua bulan tanpa pekerjaan, Guardiola akhirnya didapuk sebagai pengganti Slaven Bilic di West Ham. Namun di sini, kariernya tak lebih baik dari sebelumnya. Pada akhir musim, pelatih dari Spanyol dipecat lagi. Mengenaskan!

Rangkuman

Posisi di Premier League: 18 (Ketika dipecat)

Cup: FA Cup (Tidak Diketahui), League Cup (Putaran ke-3)

Pemain Bintang: Christian Funchs (Memberikan 13 assist)

Top skor: Jamie Vardy (16 gol)

Starting line up: (4-1-4-1) Schmeichel; Simpson, Morgan, Huth, Schlupp; Inler; Mahrez, Drinkwater, Kante, Fuchs; Vardy

Pembelian Pemain: Tidak Ada.

Highlight Satu Musim:Pada awal musim, Leicester menang atas Aston Villa. Namun setelah itu, performa mereka anjlok.