Saat Transfer Mahal Merusak Karier Pesepakbola

Saat Transfer Mahal Merusak Karier Pesepakbola

Bola.net - - Tidak semua transfer dengan nilai mahal berakhir indah, baik bagi klub maupun pemain yang bersangkutan.

Kesukesan seperti Cristiano Ronaldo dengan rekor transfernya yang sebesar €94 juta ke Real Madrid, atau Gianluigi Buffon dari Parma ke Juventus, serta Robin van Persie ke Manchester United tidak setiap hari terjadi di dunia sepak bola.

Akankah juga gemilang di Barcelona? Bagaimana pula dengan di Monaco dan Edinson Cavani di PSG? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa beberapa nama bahkan justru terpuruk setelah direkrut oleh klub-klub top Eropa dengan nominal luar biasa, padahal mereka bersinar di klub yang lama.

Berikut adalah 14 di antaranya.

1 dari 14 halaman

Shaun Wright-Phillips

Shaun Wright-Phillips

AFP

Pada periode keemasaannya, Shaun Wright-Phillips disebut seorang magician. Berkat speed, skill, serta tricky play yang ditunjukkannya bersama Manchester City hampir satu dekade lalu, Chelsea pun datang dan meminangnya.

Dana €31,5 juta digelontorkan The Blues untuk memboyongnya ke Stamford Bridge.

Namun, setelah dream move tersebut, Wright-Phillips seolah kehilangan form terbaiknya. Dia lalu hengkang dengan hanya 10 gol dalam 124 penampilan di semua ajang atas namanya.

2 dari 14 halaman

Jack Rodwell

Jack Rodwell

AFP

Manchester City merekrut Jack Rodwell senilai €15 juta dari Everton pada Agustus 2012.

Namun, di usianya yang baru 22, gelandang Inggris itu sudah memiliki sejarah cedera yang cukup beragam. Hal yang sama juga terjadi di musim pertamanya bersama City.

Karier Rodwell memang masih panjang, tetapi dia butuh satu musim penuh tanpa cedera untuk membuktikan talentanya, yang sempat dipuji oleh sederet manajer terbaik Premier League.

3 dari 14 halaman

Alex Song

Alex Song

AFP

Sebelum hijrah ke Barcelona dengan nilai transfer €19 juta pada Agustus 2012, Alex Song merupakan salah satu pemain penting dan paling konsisten di Arsenal. Berkat 'dirty work' Song di lini tengah, para pemain kreatif The Gunners bisa leluasa membangun serangan ke jantung pertahanan lawan.

Kepindahannya ke Barcelona sempat membuat beberapa pihak bertanya-tanya. Bagaimana dia akan menembus starting line-up yang sudah dihuni pemain-pemain kawakan seperti Sergio Busquets, Xavi, dan Andres Iniesta?

Terburkti, Song hanya tampil 20 kali bersama Barcelona musim lalu. Musim ini, dengan kemungkinan datangnya amunisi-amunisi baru di Camp Nou, peluang Song untuk turun lapangan pun sepertinya bakal semakin tertutup rapat.

4 dari 14 halaman

Roque Santa Cruz

Roque Santa Cruz

AFP

Setelah mencetak gol demi gol pada musim pertamanya di Blackburn Rovers, banyak yang menilai Roque Santa Cruz bakal menjadi salah satu striker paling tajam di Inggris. Namun, hal itu tak pernah terealisasiskan.

Di musim keduanya, dia hanya mencetak 6 gol dalam 27 pertandingan.

Meski begitu, Manchester City tetap memboyongnya dengan nilai transfer €21,2 juta pada Juli 2009. Apa yang diberikan sang pemain Paraguay? Dia menyumbang 4 gol dalam 22 laga.

Benarkah Santa Cruz hanya sensasi satu musim? Mungkin saja, karena sampai saat ini dia tak pernah lagi menunjukkan performa seperti pada musim pertamanya di Blackburn beberapa tahun silam.

5 dari 14 halaman

Robinho

Robinho

Saat digaet dari Real Madrid pada tahun 2008, Robinho adalah rekor pembelian termahal Manchester City dengan nilai €43 juta.

Robinho sejatinya merupakan talenta luar biasa dengan kemampuan untuk mencetak gol brilian seperti yang ditunjukkannya dalam laga melawan Arsenal di Etihad (video).

Namun, dia gagal menjaga performa dan musim keduanya di City pun terbilang mengecewakan. Hanya membukukan 12 penampilan, forward Brasil itu lalu hengkang dari Inggris.

6 dari 14 halaman

Alberto Aquilani

Alberto Aquilani

AFP

Demi menerbangkan Alberto Aquilani dari AS Roma pada tahun 2009, Liverpool sampai harus merogoh kocek €20 juta.

Namun, kombinasi cedera, labilnya performa, dan krisis kepercayaan diri membuat sang gelandang Italia hanya sanggup bermain 28 kali dalam balutan seragam The Reds di semua kompetisi.

Performa Aquilani sebelum hijrah ke Anfield terhitung istimewa, hanya saja Liverpool merekrutnya dalam kondisi cedera dan dia pun tak bisa menunjukkan potensi terbaiknya.

Aquilani butuh fresh start di tempat lain, dan kini dia mendapatkannya di Fiorentina.

7 dari 14 halaman

Robbie Keane

Robbie Keane

Sial sekali Robbie Keane. Kepindahannya ke Liverpool pada tahun 2008 senilai €24 juta sempat disambut optimistis banyak pihak, khususnya para suporter The Reds. Bayangan dia berpartner dengan Fernando Torres yang sedang tajam-tajamnya membuat mereka menaruh harapan besar.

Namun, Rafael Benitez ternyata justru jarang menduetkan Keane dan Torres di lini depan.

Keane menghabiskan sebagian besar waktunya di bangku cadangan. Hal itu membuatnya kehilangan performa dan kepercayaan diri. Dia mencetak 7 gol dalam 28 laga sebelum bergabung kembali dengan Tottenham hanya beberapa bulan berselang.

8 dari 14 halaman

Albert Luque

Albert Luque

€20 Juta adalah nominal yang dikeluarkan Newcastle untuk mendatangkan Albert Luque dari Deportivo pada 2005 silam. The Magpies merelakan uang sebesar itu karena mereka terkesan dengan sepak terjang sang winger Spanyol bersama Super Depor.

Luque bisa saja melakoni dream debut ketika menyarangkan bola ke gawang Manchester United, tetapi dianulir akibat offside. Di laga Newcastle berikutnya, dia dihantam cedera.

Luque tak pernah benar-benar pulih dari cedera tersebut dan dia pun kehilangan tempat di tim utama. Pada 2007, Newcastle menjualnya ke Ajax hanya seharga €8 juta.

9 dari 14 halaman

Stewart Downing

Stewart Downing

Stewart Downing memang pemain bagus. Namun, ketika Liverpool membelinya seharga €22,8 juta dari Aston Villa pada tahun 2011, banyak pihak yang tersentak.

Sekali lagi, Downing memang bagus, tapi mereka tidak melihatnya memiliki kualitas world-class yang pantas ditebus dengan nominal sebesar itu.

Musim pertamanya di Anfield terhitung biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Dipadu dengan inkonsistensi The Reds, permainan Downing pun terlihat semakin tenggelam.

10 dari 14 halaman

Jonathan Woodgate

Jonathan Woodgate

Jonathan Woodgate adalah bagian dari skuad Leeds United yang menjadi sensasi di awal 2000-an. Woodgate pun diakui sebagai salah satu bek muda terbaik di daratan Eropa dan hijrah ke Newcastle dengan biaya transfer €13,5 pada 2003.

Masa-masanya di Newcastle, seperti sebagian besar dalam lembaran kariernya kemudian, kerap diwarnai cedera. Jadi, ketika Real Madrid membelinya seharga €18,3 juta di tahun 2004, banyak yang meragukan Woodgate bakal sukses di Bernabeu.

Benar saja, akibat cedera, Woodgate harus menunggu hingga 2005 untuk melakoni debut di Spanyol. Namun, debut itu jadi mimpi buruk baginya. Dia mencetak sebuah gol bunuh diri dan diusir wasit dengan kartu kuning kedua.

Setelah itu, dia melompat ke beberapa klub lagi, termasuk Stoke, Tottenham dan Middlesbrough. Selama hampir 15 tahun berkarier sebagai pesepakbola profesional, Woodgate baru membukukan 356 penampilan.

11 dari 14 halaman

Andriy Shevchenko

Andriy Shevchenko

Pada masa-masa terbaiknya, baik bersama Dynamo Kiev maupun AC Milan, Andriy Shevchenko adalah salah satu striker paling mematikan dan mesin gol paling ditakuti di seluruh penjuru Eropa.

Ketika direkrut Chelsea senilai €46 juta tahun 2006 silam, publik pun yakin Sheva bakal mengguncang persepakbolaan Inggris dengan gol-golnya.

Itu tidak terjadi. Sheva memang mencetak gol di laga debutnya. Namun, dia seolah pemain yang berbeda dari ketika masih memperkuat Dynamo dan Milan. Entah akibat perubahan kultur atau banderol transfernya, karier Sheva di Stamford Bridge tak pernah mencapai level seperti saat dia berseragam Rossoneri.

12 dari 14 halaman

Fernando Torres

Fernando Torres

Ketika Liverpool berhasil mengamankan jasa Fernando Torres pada tahun 2007, mereka telah mendapatkan striker muda yang tengah berada di masa keemasannya. Dia sensasional.

Dalam keadaan on form, Torres adalah mimpi buruk bagi bek-bek paling tangguh Eropa sekali pun. Dia sulit dihentikan waktu itu. Dengan dukungan Steven Gerrard, Torres jadi semakin menakutkan.

Rekornya bersama Liverpool sungguh fenomenal: 81 gol dalam 142 pertandingan di segala ajang.

Enam bulan terakhirnya di Anfield, Torres mengalami penurunan, baik dari segi performa maupun kepercayaan diri. Apakah itu karena Rafael Benitez digantikan oleh Roy Hodgson atau ada sesuatu yang lain yang kita tidak pernah tahu?

Apa pun itu, Torres kemudian hijrah ke Chelsea dengan rekor transfer Inggris sebesar €58,5 juta pada Januari 2011. Sejak itu, Torres 'tak pernah kembali lagi'.

Banyak yang merindukan sosok sejati Torres, bahkan hingga sekarang. Pasalnya, saat sedang top form, tak ada striker yang lebih baik darinya di Eropa.

13 dari 14 halaman

Andy Carroll

Andy Carroll

Digaet Liverpool dari Newcastle dengan banderol €41 juta setelah The Reds menjual Torres ke Chelsea, Andy Carroll sebenarnya diplot jadi pengganti sepadan sang striker Spanyol.

Carroll memiliki karakteristik seorang nomor 9 sejati. Dia tangguh dalam duel udara, punya insting gol mematikan, tendangan keras, dan kemampuan untuk berduel di atas tanah.

Namun, setelah sempat dibelenggu cedera lutut, Carroll kesulitan masuk starting line-up Liverpool.

Ketika Brendan Rodgers datang musim panas lalu, karier pemain timnas Inggris itu di Anfield pun bisa dibilang sudah habis. Dia lalu dipinjamkan ke West Ham, bahkan kini statusnya sudah permanen.

Carroll adalah pemain fantastis di Premier League. Kepindahannya ke Liverpool pun mungkin tidak salah, hanya saja waktunya yang tidak tepat.

14 dari 14 halaman

Kaka

Kaka

Dari pemain terbaik dunia menjadi penghangat bangku cadangan.

Itulah kisah Kaka.

Bersama AC Milan, Kaka memenangi segalanya, bahkan menjadi nomor satu di muka bumi. Namun, semua berubah hanya dalam sekejap mata.

Setelah terbang ke Real Madrid dengan banderol €65 juta pada 2009, karier Kaka seolah terjun bebas. Jangankan menampilkan permainan magisnya, atau mencetak gol indah dan merancang assist brilian, masuk starting line-up saja dia harus bersusah payah.

Sama seperti ketika Sheva pindah ke Chelsea, Kaka pun kesulitan menemukan performa terbaiknya.

Dalam beberapa kesempatan, memang ada momen-momen di mana kita berkata 'Kaka is back,' akan tetapi itu tidak bertahan cukup lama.

Seiring dengan penunjukan Carlo Ancelotti sebagai arsitek baru Los Merengues, ada pula harapan Kaka kembali menjadi Kaka yang sesungguhnya. Saat berada dalam top form, tak banyak pemain lain di jagat ini yang lebih baik daripada dia.