Saat Semua Tunduk di Bawah Kaki La Furia Roja

Saat Semua Tunduk di Bawah Kaki La Furia Roja

Bola.net - - Pada 11 Juli 2010 di Johannesburg, dua tahun setelah merajai Piala Eropa, meraih gelar juara Piala Dunia pertamanya. Saat itu, La Furia Roja jadi yang terbaik sejagat dan semua tunduk di bawah kaki mereka.

Di Brasil 2014 mendatang, Spanyol akan tampil dengan mengusung status juara bertahan.

Namun sebelum itu, mari terlebih dahulu kita segarkan kembali ingatan tentang perjalanan Iker Casillas dan kawan-kawan menuju tangga tertinggi pada edisi sebelumnya di Afrika Selatan. [initial]

1 dari 9 halaman

Skuat

Skuat

Pelatih: Vicente del Bosque

Kiper:
Iker Casillas (29, Real Madrid)
Víctor Valdes (28, Barcelona)
Pepe Reina (27, Liverpool)

Belakang:
Raul Albiol (24 tahun, Real Madrid)
Gerard Pique (23 tahun, Barcelona)
Carlos Marchena (30 tahun, Valencia)
Carles Puyol (32 tahun, Barcelona)
Joan Capdevila (32 tahun, Villarreal)
Sergio Ramos (24 tahun, Real Madrid)
Alvaro Arbeloa (27 tahun, Real Madrid)

Tengah:
Andres Iniesta (26 tahun, Barcelona)
Xavi (30 tahun, Barcelona)
Cesc Fabregas (23 tahun, Arsenal)
Juan Mata (22 tahun, Valencia)
Xabi Alonso (28 tahun, Real Madrid)
Sergio Busquets (21 tahun, Barcelona)
Javi Martinez (21 tahun, Athletic Bilbao)
David Silva (24 tahun, Valencia)
Jesus Navas (24 tahun, Sevilla)

Depan:
David Villa (28 tahun, Valencia)
Fernando Torres (26 tahun, Liverpool)
Pedro Rodriguez (22 tahun, Barcelona)
Fernando Llorente (25 tahun, Athletic Bilbao)

*Usia dan klub disesuaikan dengan saat turnamen digelar.
2 dari 9 halaman

Grup

Grup

Spanyol berada satu blok dengan Chile, Swiss dan Honduras di Grup H.

Chile
Prestasi terbaik di Piala Dunia: Peringkat tiga saat menjadi tuan rumah edisi 1962 dengan mengalahkan Yugoslavia 1-0 lewat gol tunggal Eladio Rojas.

Swiss
Prestasi terbaik di Piala Dunia: Perempat final 1934, 1938, 1954.

Honduras
Prestasi terbaik di Piala Dunia: Fase grup di Spanyol 1982.


(Klasemen akhir Grup H © Wikipedia).
3 dari 9 halaman

Demam Panggung?

Demam Panggung?

Dengan status sebagai kampiun Euro 2008, Spanyol sepertinya agak demam panggung saat melakoni laga pertamanya di Afrika Selatan 2010. Mereka secara mengejutkan ditekuk Swiss 0-1.

Melihat kualitas tim, yang dihuni pemain-pemain top di setiap lini, Spanyol sebenarnya diprediksi bakal menang mudah. Namun, Swiss memberi mereka mimpi buruk. Gol tunggal Gelson Fernandes pada menit 52 menjadi satu-satunya pembeda dalam laga di Durban tersebut.


(© Wikipedia)

Man of the Match: Gelson Fernandes (Swiss)



Bukan start yang ideal untuk sang raja Eropa. Namun, setelah kekalahan itu, langkah mereka tak terhadang.
4 dari 9 halaman

Perubahan Taktik Beri Hasil Positif

Perubahan Taktik Beri Hasil Positif

Vicente del Bosque memutuskan memainkan dua striker sejak menit awal. David Villa dan Fernando Torres dipasang di barisan depan dengan dukungan Xavi serta lini kedua dan sayatan duo full-back dari sektor sayap.

Hasilnya cukup memuaskan. Honduras mereka tekuk 2-0. Villa menjadi bintang dengan dua gol berkelas yang diukirnya pada menit 17 dan 51.


(© Wikipedia)

Man of the Match: David Villa (Spanyol)



Spanyol mulai menemukan ritme yang paling pas sekaligus memulihkan reputasinya sebagai kandidat juara.
5 dari 9 halaman

Menghindari Jalur Berbahaya

Menghindari Jalur Berbahaya

Spanyol dan Chile bentrok di laga terakhir fase grup. Ini merupakan laga krusial bagi Spanyol. Jika menang, Spanyol berpeluang menjadi juara grup H dan terhindar dari jalur berbahaya di fase knockout.

Misi tercapai. David Villa membuka skor dengan tendangan jarak jauh ke gawang kosong di menit 24. Spanyol lalu menggandakan keunggulan pada menit 37 melalui Andres Iniesta. Chile sendiri, meski kalah jumlah pemain sejak gelandang bertahan Marco Estrada menerima kartu kuning kedua, sempat menipiskan selisih skor lewat gol Rodrigo Millar dua menit pascajeda.

Spanyol menang 2-1 dan mengamankan posisi teratas dengan keunggulan selisih gol atas Chile. Spanyol mengirim Chile ke hadapan juara Grup G, Brasil.


(© Wikipedia)

Man of the Match: Andres Iniesta (Spanyol)



Spanyol terhindar dari Brasil. Lawan mereka berikutnya di babak 16 besar memang bukan Samba, tapi gaya permainannya hampir sama.
6 dari 9 halaman

Dihadang Samba Eropa

Dihadang Samba Eropa

Lawan Spanyol di babak 16 besar adalah Tim Samba Eropa yang lolos sebagai runner-up Grup G, Portugal.

Spanyol mendominasi Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan dengan ball possesion mencapai 60% serta shots 19 berbanding 9.

Xavi menjadi motor permainan Spanyol dari lini tengah dan La Furia Roja menang 1-0 berkat gol tunggal David Villa di menit 63, yang sempat memicu kontroversi karena sang striker dianggap offside saat menerima operan dari Xavi.


(© Wikipedia)

Man of the Match: Xavi (Spanyol)



Spanyol sukses melewati ujian ini, lalu melanjutkan langkah untuk menghadapi lawan yang bisa dibilang lebih ringan.
7 dari 9 halaman

Espana ke Semfiinal

Espana ke Semfiinal

Lepas dari hadangan Portugal, Spanyol bertemu Paraguay, yang baru menyingkirkan Jepang, di babak perempat final.

Jalannya laga hampir sama dengan laga Spanyol vs Portugal. Pasukan Vicente del Bosque kembali unggul mutlak ball possession sampai 60% dan menang 1-0. Gol tunggal mereka lagi-lagi diciptakan oleh David Villa.

Laga ini sendiri diwarnai kegagalan penalti Oscar Cardozo (Paraguay) dan Xabi Alonso (Spanyol).


(© Wikipedia)

Man of the Match: Andres Iniesta (Spanyol)



Lawan tangguh menunggu para penggawa Espana di semifinal.
8 dari 9 halaman

Puyol Membuka Jalan

Puyol Membuka Jalan

Rematch final Euro 2008 tersaji di empat besar Afrika Selatan 2010. Spanyol kembali bertemu dengan Jerman.

Jerman sendiri sampai pada tahap ini dengan cara yang sangat impresif, yaitu menghantam Inggris 4-1 di babak 16 besar dan melumat Argentina 4-0 di perempat final. Di atas kertas, pasukan Joachim Loew diunggulkan untuk bisa membalas dendam kepada La Furia Roja.

Namun, seperti deja vu, skor serupa (1-0) tercipta dan Jerman kembali jadi pihak yang kalah. Kalau dua tahun sebelumnya Spanyol berjaya berkat solitary goal Fernando Torres, kali ini mereka menyingkirkan Die Mannschaft berkat gol tunggal Carles Puyol meneruskan corner Xavi pada menit 73.


(© Wikipedia)

Man of the match: Xavi (Spanyol)



Untuk kali kedua secara beruntun, Jerman kandas di semifinal Piala Dunia. Spanyol pun melangkahkan kaki ke partai final Piala Dunia pertamanya.
9 dari 9 halaman

Iniestaaaaaa....!!!

Iniestaaaaaa....!!!

Untuk pertama kalinya sejak edisi 1978, kedua finalisnya merupakan tim yang sama-sama belum pernah menjuarai Piala Dunia.

Dalam pertemuan pertamanya di turnamen besar (EURO maupun Piala Dunia) ini, Spanyol dan Belanda berebut gelar perdana.

Belanda mencapai babak pemungkas dengan mengalahkan Denmark 2-0, Jepang 1-0 dan Kamerun 1-0 di fase grup, Slovakia 2-1 di 16 besar, Brasil 2-1 di perempat final dan Uruguay 3-2 di semifinal.

Laga panas tercipta dari 2x45 menit plus 2x15 menit di extra time. Diwarnai tendangan Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso, rekor 14 kartu kuning dicabut oleh wasit Inggris Howard Webb, di mana sembilan di antaranya untuk Belanda. Oranje bahkan kehilangan John Heitinga akibat second yellow di menit 109. Sial bagi Belanda, harapan mencetak gol kemenangan di waktu sisa atau setidaknya memaksakan adu penalti musnah di penghujung laga.

Pada menit 116, Andres Iniesta lepas dari pengawalan, sepakan menyilangnya bersarang telak di gawang Maarten Stekelenburg dan Spanyol pun berpesta. 'Prediksi' Paul sang gurita juga menjadi kenyataan.


(© Wikipedia)

Man of the Match: Andres Iniesta (Spanyol)



Selebrasi Iniesta usai mencetak gol kemenangan merupakan salah satu momen yang paling berkesan. Pesan bertuliskan "Dani Jarque siempre con nosotros" ("Dani Jarque, always with us") yang tertulis di balik jersey-nya sungguh menyentuh, terutama bagi para suporter Espanyol.



Spanyol keluar sebagai juara dan menjadi negara Eropa pertama yang memenangi Piala Dunia di luar benuanya.

David Villa menyudahi turnamen sebagai top scorer bersama Thomas Muller (Jerman), Wesley Sneijder (Belanda) dan Diego Forlan (Uruguay) dengan torehan masing-masing lima gol.

Saat itu, semua tunduk di bawah kaki La Furia Roja.