Bola.net - - Oleh: Zulfikar Aleksandri
Grup C merupakan grup paling ketat di Copa America 2011. Uruguay dan Chile yang merupakan tim putaran final Piala Dunia tahun lalu berusaha meraih dua posisi teratas untuk mengamankan tiket perempat final.
Peru dengan grafik meningkat sejak dilatih Sergio Markarian berupaya kembali menjadi kuda hitam, sementara Meksiko yang lagi-lagi berstatus undangan, hanya menurunkan tim U-23 alias pemain-pemain muda, bukan tim inti yang baru saja menjadi juara Piala Emas 2011.
Baca juga:
Preview Grup A Copa America 2011
Preview Grup B Copa America 2011
Laga Uruguay kontra Chile pada 8 Juli di Mendoza bakal menjadi highlights Grup C, serta Peru vs Meksiko yang akan sangat krusial bagi kedua tim meraih tiket perempat final sebagai satu dari dua peringkat tiga terbaik.
Berikut peta kekuatan Uruguay, Chile, Peru, dan Meksiko di Grup C Copa America 2011.
Tim kejutan di Piala Dunia 2010 yang mencapai semifinal sebelum dikalahkan Jerman pada perebutan tempat ketiga. Uruguay berharap prestasi mereka di Afrika Selatan tahun lalu menjadi motivasi Luis Suarez dkk sebelum berangkat ke Argentina.
Rekor Uruguay di Copa America dalam tiga edisi terakhir juga tak terlalu buruk. La Celeste merupakan finalis tahun 1999, juara tiga tahun 2004, dan peringkat empat di edisi 2001 dan 2007.
Pelatih Oscar Tabarez yang melatih sejak tahun 2006 mulai menemukan bentuk terbaik pondasi Uruguay dengan target utama saat ini adalah lolos ke putaran final Piala Dunia 2014.
Tabarez diberkahi tim dengan agresivitas tinggi pada deretan striker mereka antara lain Luis Suarez, top skor Piala Dunia 2010 Diego Forlan, dan goalgetter yang membawa Napoli meraih tiket Liga Champions, Edinson Cavani.
Luis Suarez, saatnya juara di level internasional. (foto: Reuters)
Yang menjadi pertanyaan adalah, dengan banyaknya pengalaman dan materi pemain berkualitas, apakah Uruguay siap menjadi juara sekaligus menegaskan era generasi emas La Celeste? Brasil dan Argentina merupakan dua favorit kuat juara Copa America tahun ini, namun Uruguay juga berpeluang merusak target hattrick Brasil dan ambisi tuan rumah Argentina dengan meraih trofi pertama sejak tahun 1995.
Pelatih: Oscar Tabarez
Ini merupakan periode kedua Tabarez bersama timnas Uruguay setelah pada periode pertama lalu membawa Uruguay ke fase knockout Piala Dunia 1990 di Italia dan pada periode kedua membawa Uruguay ke semifinal Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
El Maestro, julukan Tabarez, merupakan salah satu pelatih tersukses Uruguay. Ia melatih timnas U-20 hingga senior. Di level klub, Tabarez membawa Penarol meraih gelar Libertadores kelima tahun 1987, serta juara liga di Argentina bersama Boca Juniors. Catatan negatif pada curriculum vitae Tabarez hanya ketika ia melatih klub Eropa, bersama AC Milan, Cagliari, dan Real Oviedo, tanpa prestasi yang menonjol.
Tabarez sempat dikabarkan bakal pensiun usai Piala Dunia tahun lalu, namun pelatih terbaik Amerika Selatan (CONMEBOL) 2010 itu telah memastikan untuk tetap bersama Uruguay hingga Piala Dunia 2014 di Brasil.
Pemain kunci: Luis Suarez
Diego Forlan dan Edinson Cavani mungkin bakal mencetak lebih banyak gol dari Luis Suarez karena karakter mereka sebagai goalgetter, namun peran pemain Liverpool ini sangat vital di lini depan Uruguay. Perannya di Uruguay hampir sama dengan di Liverpool, bisa bermain di sektor penyerang sayap maupun penyerang tengah. Keberadaan Suarez bakal menyulitkan setiap lini belakang lawan.
Selama empat musim di Ajax, El Pistolero -julukan Suarez- membuktikan kelasnya sebagai penyerang subur dengan mencetak lebih dari 80 gol hanya dalam sekitar 100 pertandingan. Saat pindah ke Liverpool, Suarez juga tak kesulitan beradaptasi dengan kerasnya Premier League.
Satu lagi bagaimana "pentingnya" peran Suarez, selain jadi penyerang ia juga bisa menjadi "penyelamat" timnya di bawah mistar gawang, seperti insiden "Tangan Tuhan" saat menghadapi Ghana di perempat final Piala Dunia 2010. Sebuah jokes yang justru semakin memotivasi pemain berusia 24 tahun itu meraih gelar pertama bersama Uruguay.
Alexis Sanchez (7) andalan serangan Chile. (foto: Reuters)
Saat Piala Dunia 2010 lalu, Chile memperagakan permainan menyerang yang membawa mereka lolos penyisihan grup dan hanya kalah dari Brasil. Namun, sang maestro arsitek Chile di Afrika Selatan, Marcelo Bielsa, telah mengundurkan diri awal tahun ini.
Bielsa mundur bukan karena faktor teknis, melainkan perseteruannya dengan pemimpin baru Federasi Sepak Bola Chile. Kepergian Bielsa menjadi pukulan telak bagi Chile yang disebut-sebut sedang memasuki era generasi emas baru pasca duet bomber Marcelo Salas dan Ivan Zamorano di akhir 90an lalu.
Kini dengan pelatih baru, Claudio Broghi, Chile berusaha mengulang pencapaian Copa America tahun 2007 lalu dengan lolos ke perempat final. Namun La Roja tentu tak ingin mengulang hasil di semifinal ketika mereka kalah telak 1-6 dari Brasil.
Skuad Chile dihuni pemain-pemain yang mampu memperagakan permainan cepat nan agresif dengan perpaduan pemain-pemain domestik dan bintang Eropa. Alexis Sanchez yang kemungkinan besar bakal menjadi inspirasi rekan-rekannya mulai striker Humberto Suazo, gelandang Matias Fernandez, Jean Beausejour, Jorge Valdivia dan Gary Medel.
Dengan materi di atas, kini saatnya Chile membuktikan kualitas tak hanya memiliki pemain yang bersinar di level klub, tapi juga di level internasional.
Pelatih: Claudio Borghi
Pelatih asal Argentina yang kenyang pengalaman di persepakbolaan Chile. Ia membawa Colo Colo menjadi juara Liga Chile untuk keempat kalinya tahun 2006 lalu dan sejak itu mulai "akrab" dengan karakter pemain-pemain Chile. Tahun 2010 lalu Borghi kembali ke Argentina dan melatih Argentino Juniors, ia kembali membuat kejutan dengan membawa Argentinos menjuarai Liga Clausura Argentina.
Setelah Bielsa dipecat, Borghi menerima tawaran dari PSSI-nya Chile untuk menggantikan kolega yang lebih senior di kursi pelatih timnas Chile. Ini merupakan tantangan terbesar dalam karir kepelatihann Broghi. Ia diharapkan mampu melanjutkan sukses pelatih senegaranya itu di Copa America tahun ini.
Saat masih aktif menjadi pemain, Borghi merupakan bagian dari skuad Argentina yang menjadi juara Piala Dunia 1986 dan sempat berkarir River Plate dan Flamengo (Brasil).
Pemain kunci: Alexis Sanchez
Setelah tampil gemilang di Serie A musim lalu dan membawa Udinese meraih tiket Liga Champions, Alexis Sanchez menjadi salah satu pemain paling diburu pada bursa transfer musim panas ini.
Sanchez kemungkinan besar bakal gabung Barcelona, sebuah deal yang akan memberi peluang bagi Sanchez untuk bermain dengan pemain-pemain terbaik dunia seperti Xavi dan Lionel Messi.
Pemain berusia 22 tahun ini bisa bermain di berbagai posisi lini depan, namun ia lebih cocok ditempatkan sebagai penyerang sayap, dengan kecepatan dan kelincahan yang menjadi momok lini belakang lawan. Dalam 37 caps bersama Chile, Sanchez mencetak 13 gol dan berpeluang menambah pundi-pundi golnya di Copa America tahun ini.
Paolo Guerrero, andalan Peru saat Pizarro dan Farfan absen. (foto: AP)
Setelah hancur lebur di kualifikasi Piala Dunia 2010, Peru ingin bangkit dan mencoba membangun sebuah tim yang tangguh di tangan pelatih berpengalaman, Sergio Markarian. Namun pelatih asal Uruguay itu menghadapi tantangan berat jelang Copa America, salah satunya adalah badai cedera pemain.
Top skor timnas, Claudio Pizarro, dipastikan absen karena cedera, sementara Jefferson Farfan akhirnya juga tak dibawa ke Argentina karena alasan yang sama. Sementara Juan Vargas tetap dibawa ke Argentina meski juga sempat mengalami cedera.
Lolos ke perempat final sebagai peringkat tiga terbaik menjadi target realistis Peru di Grup C, mengingat kekuatan Uruguay dan Chile yang kemungkinan bakal beriringan sebagai juara dan runner up grup. Karena Meksiko hanya menurunkan tim U-23, peluang Peru di atas kertas lebih besar dari El Tri.
Pelatih: Sergio Markarian
Pelatih kawakan berusia 66 tahun ini diharapkan mampu membawa Peru keluar dari periode buruk pasca kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2010. Markarian dikenal sebagai pelatih berpengalaman yang pernah melatih 14 klub, termasuk pengalamnnya melatih di Eropa dan timnas Paraguay.
Markarian juga pernah meraih gelar juara domestik di level klub saat berkarir di Paraguay, Peru, dan Chile, meski ia sering mendapat kritikan karena gaya bermain yang dikenal defensif. Saat diangkan menjadi pelatih Peru tahun 2010 lalu, Markarian merupakan pelatih dengan gaji tertinggi kedua di Amerika Selatan.
Pemain kunci: Paolo Guerrero
Absennya Claudio Pizarro dan Jefferson Farfan membuat Paolo Guerrero menjadi andalan lini depan Peru. Peran pemain yang berkarir di Bundesliga sejak tahun 2002 ini sangat vital bagi Peru dengan total 10 gol dalam 28 caps di timnas senior La Albiroja, meski ia sempat mendapat skorsing enam pertandingan karena menyerang wasit pada pertandingan lawan Uruguay tahun 2008 lalu.
Giovani Dos Santos saat merayakan gelar juara Piala Emas 2011 dengan mengalahkan Amerika Serikat di final. (foto: GettyImages)
Era baru sepak bola Meksiko lahir setelah penunjukan pelatih Jose Manuel de la Torre tahun lalu. Menggabungkan pemain-pemain baru dan pemain lama yang dominan di level regional CONCACAF, De la Torre juga berhasil memaksimalkan generasi baru Meksiko pada sosok Javier Hernandez alias Chicharito hingga Andres Guadrado dan kembalinya si anak hilang, Giovani Dos Santos.
Pada Piala Emas 2011, El Tricolore tampil dominan dengan meraih kemenangan dalam enam pertandingan, termasuk mengalahkan Amerika Serikat 4-2 di final, mencetak 22 gol, dan menempatkan Chicharito sebagai top skor sekaligus pemain terbaik turnamen (MVP).
Namun Meksiko tak menurunkan pemain-pemain terbaik juara Piala Emas ke Argentina. Pemain-pemain muda dipilih Meksiko untuk memenuhi undangan CONMEBOL. Situasi diperparah oleh skandal memalukan pesta seks delapan pemain Meksiko di sebuah hotel di Kolombia yang akhirnya membuat delapan pemain Meksiko dicoret dari timnas dan digantikan oleh delapan pemain baru yang langsung terbang dari Meksiko ke Buenos Aires.
Tak ada target khusus apalagi juara untuk Meksiko di Copa America tahun ini. Pemain-pemain U23 yang akan dipimpin Giovani Dos Santos -pencetak gol keempat Meksiko di final Piala Emas- berharap bisa mendapatkan pelajaran berharga dari Copa America.
Yang pasti, satu pelajaran berharga sudah dipetik Meksiko, menyusul skorsing delapan pemain timnas yang ketahuan menyewa wanita panggilan saat berada di Kolombia.
Pelatih: Jose Manuel de la Torre
De la Torre menjadi pelatih El Tri pada Oktober tahun lalu dan disebut-sebut sebagai salah satu pelatih muda paling sukses di benua Amerika. Pelatih berusia 45 tahun itu sebelumnya telah meraih sukses di level klub bersama Chivas dan Toluca, namun prestasi juara Piala Emas 2011 bersama Meksiko yang membuat nama De la Torre melambung.
Dengan hanya mengandalkan pemain-pemain muda di Copa America, De la Torres sedang bereksprimen sekaligus mencari talenta-talenta baru Meksiko yang disiapkan untuk kualifikasi Piala Dunia 2014.
Pemain kunci: Giovani dos Santos
Selain Chicharito dan Andres Guardado, Giovani do Santos merupakan pemain Meksiko paling bersinar di Piala Emas 2011. Ia seperti menemukan kembali permainan terbaiknya yang sempat hilang dalam dua tahun terakhir ini, sejak ia meninggalkan Barcelona, gagal menembus tim inti di Tottenham, bahkan sempat dipinjamkan ke tim divisi satu Inggris, Ipswich Town.
Musim lalu, Dos Santos kembali bermain di La Liga bersama Racing Santander dan mulai menemukan kembali performa terbaiknya. Puncak penampilan Dos Santos adalah di Piala Emas. Dengan 11 gol dalam 45 caps untuk El Tri, Dos Santos merupakan pemain yang tepat untuk memimpin skuad minim pengalaman Meksiko di Argentina.
Uruguay (juara grup), Chile (runner up), Peru (peringkat tiga, lolos perempat final), Meksiko (juru kunci)
Bagaimana dengan prediksi anda untuk Grup C? Apakah Uruguay atau Chile yang akan lolos ke perempat final, atau justru Peru dan Meksiko membuat kejutan? [initial]
[polling]383[/polling]
Advertisement
Berita Terkait
-
Editorial 30 April 2011 16:23
SUPER SUNDAY: Bayangan Setan Merah Yang Terus Menghantui Arsenal
-
Editorial 28 April 2011 19:40
FOKUS: "Kapal Selam Kuning" Ingin Hapus Mimpi Buruk Semifinal Eropa
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 25 Maret 2025 06:32
-
Piala Eropa 25 Maret 2025 06:21
-
Liga Italia 25 Maret 2025 06:15
-
Liga Italia 25 Maret 2025 06:06
-
Liga Italia 25 Maret 2025 05:59
-
Tim Nasional 25 Maret 2025 05:54
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratis yang Bisa Diboyong Arsenal di Musi...
- 3 Pemain yang Bisa Dikorbankan MU untuk Dapatkan J...
- AC Milan Incar Pelatih Italia, Ini 7 Kandidatnya
- 8 Manajer yang Belum Pernah Dikalahkan Mikel Artet...
- 7 Manajer yang Berhasil Bangkit dari Keterpurukan
- 5 Mantan Bomber Tajam MU yang Jadi Pelatih, Adakah...
- Paul Pogba Comeback: 5 Klub yang Bisa Jadi Pelabuh...