PREVIEW: Copa America 2011 Grup A (Argentina, Kolombia, Kosta Rika, Bolivia)

Bola.net - - Oleh: Zulfikar Aleksandri
Kick off Copa America 2011 dimulai Jumat, 1 Juli. Argentina sebagai tuan rumah sekaligus favorit juara akan menghadapi Bolivia. Laga perdana dimainkan di stadion Ciudad de La Plata, salah satu stadion paling modern di Argentina. Bolivia akan tampil tanpa beban. Tekanan justru ada di Tim Tango. Skuad Sergio Batista dituntut untuk menang, tak hanya di laga perdana, tapi juga meraih trofi internasional pertama sejak tahun 1993. Baca juga:
Preview Grup B Copa America 2011
Preview Grup C Copa America 2011
Di atas kertas, rival terberat Argentina di Grup A adalah Kolombia. Sementara dua tim lainnya, Bolivia dan Kosta Rika, masih berpeluang lolos ke perempat final sebagai dua peringkat tiga terbaik. Berikut kekuatan tim-tim di Grup A. Untuk kesembilan kalinya Argentina menjadi tuan rumah turnamen antar negara tertua di dunia ini. Argentina pula yang menjadi tuan rumah Copa America edisi pertama tahun 1916 saat masih bernama South American Championship. Bersama Uruguay, Argentina menjadi negara terbanyak yang menjadi juara dengan total 14 gelar juara. Namun kejayaan Argentina tinggal menjadi dongeng masa lalu. Sejak tahun 1993, Tim Tango tak pernah lagi menjadi juara, meski selalu difavoritkan setiap gelaran Copa America, bahkan Piala Dunia. Pada dua edisi terakhir, Albiceleste justru kalah di final dari lawan yang sama, Brasil. Tahun ini Argentina kembali menjadi tuan rumah, dan kembali difavoritkan kampiun. Diperkuat pemain-pemain terbaik mulai Javier Mascherano sampai Sergio Aguero, Carlos Tevez, Gonzalo Higuain, hingga Lionel Messi, tak ada alasan bagi Sergio Batista tak mencapai laga puncak tahun ini. Tantangan terberat datang dari Brasil dan semifinalis Piala Dunia 2010, Uruguay. Pelatih: Sergio Batista Batista secara kontroversial menggantikan Diego Maradona usai Piala Dunia tahun lalu. Ia tak banyak mengalami kesulitan pada beberapa laga awal Argentina, dengan rotasi pemain dan bakat-bakat Argentina yang tersebar di Eropa dan kompetisi domestik. Namun kemampuan pelatih berusia 48 tahun itu mulai mendapat kritikan menyusul beberapa hasil negatif pada laga uji coba jelang Copa America, termasuk kekalahan dari Polandia dan Nigeria. Karir kepelatihan Batista yang belum pernah menangani tim besar kecuali timnas Argentina di Olimpiade 2008 menjadi keraguan pada sosok yang turut membawa Argentina mejuarai Piala Dunia 1986 saat masih aktif bermain itu.
Mascherano, Milito, dan Messi. Target juara di kandang sendiri. (foto: AP) Copa America merupakan turnamen senior pertama Batista bersama Argentina, dan turnamen internasional terbesar pertama sepanjang karir kepelatihannya. Hasil positif di Copa America (baca: juara) tak hanya menghapus dahaga publik Argentina yang telah 18 tahun puasa gelar juara, tapi juga bisa meyakinkan Federasi Sepak Bola Argentina untuk tetap mempercayai Batista sebagai pelatih Argentina di Piala Dunia 2014 mendatang. Pemain kunci: Lionel Messi Harapan besar publik Argentina ada di pundak Messi. Dengan gelar pemain terbaik FIFA dua tahun berturut-turut, Messi diharapkan tak hanya memberi trofi juara yang tak terhitung jumlahnya untuk Barcelona, tapi juga satu gelar juara untuk Argentina. Di Piala Dunia tahun lalu, Messi tampil kurang maksimal. Konon, level popularitas Messi di Argentina tak sama dengan di Catalan, tempat di mana ia dianggap sebagai "dewa". Namun selama era Batista, Messi tampil cukup meyakinkan. Ia mencetak gol pada uji coba lawan Spanyol, Portugal, dan Brasil. Sebuah sinyal positif bagi Messi dan publik Albiceleste yang berharap banyak pada pencetak gol kedua Barca di final Liga Champions lawan Manchester United bulan Mei lalu itu.
Falcao (kanan) saatnya buktikan kualitas di level internasional. (foto: AP) Seperti halnya negara-negara Amerika Latin lainnya, Kolombia adalah negara gila bola, namun sejak menjadi juara Copa America tahun 2001, prestasi Kolombia menukik tajam. Los Cafetaros gagal memanfaatkan momen juara Amerika Selatan itu ketika mereka gagal lolos kualifikasi Piala Dunia 2002, 2006 dan 2010. Pada tahun 2002 Kolombia kalah selisih gol dari Uruguay, sementara pada edisi 2006 dan 2010, Kolombia berselisih satu poin di bawah Uruguay. Pada tahun 1993, Kolombia pernah meraih kemenangan 5-0 atas Argentina di Buenos Aires. Tapi itu sudah lama berlalu. Era generasi emas Kolombia seperti Carlos Valderrama, Freddy Rincon dan Faustino Asprilla kini harus segera digantikan oleh pemain-pemain generasi baru seperti Freddy Guarin dan Falcao. Pelatih: Hernan Dario Gomez Gomez ditunjuk sebagai pelatih Kolombia pada tahun 2010. Pelatih berusia 55 tahun itu merupakan bagian dari tim di tiga Piala Dunia tahun 1990an sebagai asisten Francisco Maturana. Dario Gomez mengarsiteki Ekuador di Piala Dunia 2002, sehingga pengalaman internasionalnya tak perlu diragukan lagi. Di Copa America tahun ini, Gomez yang dikenal gemar permainan bertahan, mengandalkan bek senior yang bermain di AC Milan, Mario Yepes. Sedangkan di lini depan, Kolombia mengandalkan duet striker Porto, Falcao, dan penyerang Wigan Athletic, Hugo Rodallega. Pemain Kunci: Freddy Guarin Dalam beberapa tahun terakhir Kolombia terkesan kurang kreativitas. Kehadiran Freddy Guarin diharapkan mampu mengembalikan irama permainan di lini tengah Kolombia. Pemain berusia 24 tahun itu masih belum bisa dibandingkan dengan Valderrama, namun dengan penampilannya yang gemilang bersama Porto musim lalu -juara Liga Portugal, Piala Portugal, dan Liga Europa- membuat Guarin menjadi tumpuan utama lini tengah Kolombia. Ia akan bahu-membahu dengan winger Napoli, Camilo Zuniga.
Kosta Rika, hapus kegagalan di Piala Emas. (foto: AP) KOSTA RIKA Kosta Rika menjadi peserta terakhir Copa America 2011 setelah menggantikan Jepang. Kosta Rika baru saja pulang dari Piala Emas (Gold Cup) CONCACAF setelah disingkirkan Honduras di perempat final. Di saat Kosta Rika ingin mengembalikan reputasi mereka dengan pergi ke selatan menerima undangan Copa America, sebuah tragedi menimpa timnas Kosta Rika ketika bek andalan mereka, Dennis Marshall, meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil hanya lima hari setelah mencetak gol di Piala Emas. Pelatih: Ricardo La Volpe Mantan pelatih timnas Meksiko ini sedang dalam tekanan menyusul beberapa hasil negatif yang diraih Kosta Rika sejak ia menggantikan posisi pelatih sebelumnya, Ronald Gonzales, pada bulan September tahun lalu. Perjudian La Volpe dengan memanggil banyak pemain debutan bisa menjadi bumerang bagi pelatih berusia 59 tahun asal Argentina itu, apalagi bila Kosta Rika gagal lolos ke perempat final Copa America, meski status mereka hanya sebagai tim undangan. Pemain Kunci: Joel Campbell Penyerang muda ini tampil gemilang di Piala CONCACAF U-20 awal tahun ini dengan meraih gelar top skor. Campbell kemudian masuk tim senior jelang bergulirnya Piala Emas 2011. Ia tampil dua kali dan mencetak gol ke gawang Kuba. Pemain yang baru merayakan ulang tahunnya ke-19 itu menjadi harapan publik Ekuador di masa depan, termasuk di kualifikasi Piala Dunia 2014.
Bolivia, sulit buat kejutan di Argentina. (foto: GettyImages) Agak sulit dipercaya, dua kemenangan internasional terakhir Bolivia adalah saat melawan Argentina dan Brasil. Dan bisa ditebak, dua kemenangan itu diraih Bolivia saat bermain di ketinggian La Paz, 3600 di atas permukaan laut. Fans Bolivia dan Argentina tentu masih ingat bagaimana pertemuan terakhir kedua tim berakhir dengan kemenangan fantastis 6-1 untuk Bolivia. Namun dengan hasil dua laga uji coba yang berakhir kekalahan dari Panama dan Latvia, sulit untuk Bolivia mengulang prestasi fenomenal mengalahkan Argentina atau bahkan Brasil di Copa America tahun ini. Peluang terbesar Bolivia di Grup A adalah saat menghadapi Kosta Rika. Laga ini akan dimainkan di kota Jujuy, tak jauh dari perbatasan Argentina dan Bolivia. Diharapkan pertandingan ini akan menyedot animo tinggi fans Bolivia untuk meraih tiket perempat final melalui dua peringkat tiga terbaik. Pelatih: Gustavo Quinteros Pelatih kelahiran Argentina ini saat masih aktif bermain mengemas 26 caps untuk timnas Bolivia, termasuk dua kali tampil di Piala Dunia 1994. Karir kepelatihan Quinteros diawali di beberapa klub lokal Argentina sebelum melatih klub-klub Bolivia hingga kemudian menjadi pelatih timnas pada November tahun lalu. Bersama pelatih berusia 46 tahun itu, Bolivia tampak lebih solid di lini belakang, seperti saat menahan imbang tanpa gol Paraguay pada laga uji coba. Namun Bolivia masih dihadapkan pada minimnya kreativitas di lini tengah dan depan. Pemain kunci: Ronald Garcia Hampir tak tergantikan di lini tengah Bolivia. Gelandang jangkar berusia 30 tahun ini menghabiskan lima tahun di klub Yunani, Aris Salonika, sebelum kembali ke Bolivia dan bermain untuk Club Bolivar di kota La Paz. Garcia bersama striker Marcelo Moreno merupakan pemain paling berpengalaman di skuad Bolivia. Namun mereka harus berusaha lebih keras lagi tahun ini bila tak ingin mengalami kegagalan lolos penyisihan grup untuk kelima kalinya di Copa America. Argentina (juara grup), Kolombia (runner up), Bolivia (peringkat tiga, tidak lolos), Kosta Rika (juru kunci) Bagaimana dengan prediksi anda untuk Grup A? Apakah Argentina dan Kolombia akan lolos ke perempat final, atau justru Bolivia dan Kosta Rika membuat kejutan? [initial] [polling]367[/polling]