Pochettino Ternyata Bisa Juga Tidak Kalah Lawan Madrid

Pochettino Ternyata Bisa Juga Tidak Kalah Lawan Madrid
Mauricio Pochettino (c) Tottenham Hotspur

Bola.net - Bola.net - Sepanjang karier kepelatihannya, Mauricio Pochettino punya rekor yang sangat buruk setiap kali melawan Real Madrid. Dalam tujuh pertemuan sebelumnya dengan Madrid, sebagai pelatih , pria Argentina itu kalah tujuh kali.

Di pertemuan ke-8, membawa mesin perang berbeda bernama Tottenham Hotspur, Pochettino akhirnya sanggup meraih hasil yang lebih baik. Memang dia tidak sampai menang, tapi setidaknya dia sudah terhindar dari kekalahan.

Well, Pochettino ternyata bisa juga tidak kalah lawan Madrid.

Tottenham bertandang ke markas juara bertahan Real Madrid pada matchday 3 Grup H Liga Champions 2017/18, Rabu (18/10). Pochettino sukses membawa Tottenham mengimbangi Madrid racikan Zinedine Zidane dengan skor 1-1 dan pulang dari Santiago Bernabeu membawa satu angka.

Tottenham unggul terlebih dahulu melalui own goal Raphael Varane di menit 28. Itu adalah own goal pertama Varane dalam 198 penampilan memperkuat Madrid di semua kompetisi.

Itu awal yang bagus bagi Tottenham. Namun keunggulan mereka musnah setelah Cristiano Ronaldo menyamakan kedudukan dari titik penalti pada menit 43. Penalti itu diberikan usai Serge Aurier melanggar Toni Kroos di dalam kotak terlarang.

Dalam dua laga pertama mereka, Madrid dan Tottenham sama-sama meraih kemenangan. Madrid menghajar 3-0 (home) dan Borussia Dortmund 3-1 (away), sedangkan Tottenham juga menaklukkan Dortmund 3-1 (home) dan APOEL 3-0 (away).

Hasil imbang di Bernabeu pun membuat Madrid dan Tottenham sama-sama belum terkalahkan serta memiliki tujuh poin di dua tangga teratas klasemen sementara. Pada matchday berikutnya, 1 November mendatang, ganti Madrid yang akan bertandang ke Wembley untuk menantang Tottenham.

Pochettino boleh merasa puas dengan hasil imbang 1-1 ini. Pasalnya, start bagus Tottenham tetap terjaga, dan dia pun untuk pertama kalinya menghindari kekalahan lawan Madrid sebagai pelatih.

Pochettino merupakan mantan bek sentral Espanyol periode 1994-2000 dan 2004-2006. Di klub ini, Pochettino pensiun pada usia 34. Selama jadi pemain, dia 16 kali berhadapan dengan Madrid, dan rekornya adalah menang lima, imbang dua serta kalah sembilan.

Tiga tahun berselang, setelah mengantongi lisensi kepelatihan UEFA, Pochettino membuka lembaran karier anyar. Dia diangkat menjadi pelatih Espanyol, mantan timnya, per Januari 2009.

Pochettino melatih Espanyol periode 2009-2012. Selama itu, dia tujuh kali melawan Madrid, semuanya di pentas La Liga. Jika sebagai pemain dia masih bisa menang, tapi sebagai pelatih ceritanya berbeda. Tujuh pertemuan melawan Madrid, kandang maupun tandang, Pochettino selalu kalah.

Dalam tujuh pertemuan melawan Madrid era Juande Ramos, Manuel Pellegrini hingga Jose Mourinho itu, Espanyol besutan Pochettino bahkan selalu tumbang tanpa bisa mencetak gol. Madrid menyarangkan total 21 gol dalam tujuh laga tersebut. Rekornya benar-benar parah.

Pochettino dan Juande Ramos, Februari 2009 (c) Real MadridPochettino dan Juande Ramos, Februari 2009 (c) Real Madrid

Pochettino dan Jose Mourinho, September 2010 (c) Real MadridPochettino dan Jose Mourinho, September 2010 (c) Real Madrid

Mauricio Pochettino (pelatih) vs Real Madrid (c) TransfermarktMauricio Pochettino (pelatih) vs Real Madrid (c) Transfermarkt

Kekalahan terburuknya dia rasakan di Bernabeu pada jornada 26 musim 2011/12. Melawan Madrid asuhan Mourinho waktu itu, anak-anak asuh Pochettino dibungkam 0-5. Gol-gol Madrid dicetak oleh Cristiano Ronaldo, Sami Khedira, Gonzalo Higuain (2) dan .

Pochettino kemudian melebarkan sayap ke Inggris. Kemampuannya menarik minat , yang menunjuknya jadi manajer menggantikan Nigel Adkins pada 18 Januari 2013. Di musim penuh pertamanya (2013/14, dia membawa Southampton finis peringkat delapan, posisi tertinggi mereka di Premier League sejak 2002/03.

Pada 27 Mei 2014, Pochettino diangkat sebagai manajer Tottenham. Sepakbola menyerang dengan pressing tinggi milik Pochettino jadi semakin terasah, terutama berkat amunisi-amunisi yang lebih baik di klub barunya.

Mempromosikan pemain muda ke tim utama, yang sudah dia lakukan sejak di Espanyol, adalah salah satu karakteristik utamanya. Striker Harry Kane dan gelandang serang Dele Alli adalah dua dari sekian pemain muda yang sudah dia orbitkan.

Kane bahkan sekarang sudah menjadi tulang punggung lini serang Tottenham. Dua gol ke gawang Dortmund di matchday pertama dan hat-trick kontra APOEL di matchday dua merupakan bukti kehebatan pemain 24 tahun Inggris tersebut.

Melawan Madrid, Kane memang tidak mencetak gol. Namun secara kolektif, pasukan Pochettino sudah menampilkan performa yang hebat. Mereka bermain cerdas dan tidak gentar, bahkan bisa saja pulang dengan poin maksimal andai tidak gegabah memberikan penalti dan lebih cermat dalam memanfaatkan peluang.

Namun itu sudah cukup untuk membuat Pochettino merasa bangga.

"Saya sangat bangga, karena kami di sini kami ingin menunjukkan bahwa kami mampu bersaing. Performa (para pemain) dan dukungan (para suporter) sungguh fantastis," ujarnya setelah laga.

Pochettino akhirnya bisa juga tidak kalah lawan Madrid, terutama di markas mereka. Berikutnya di Wembley, dia mungkin berani mengincar kemenangan pertama atas sang raja Eropa, yang selama ini selalu menghadirkan mimpi buruk baginya.