Pirlo dan Tiga Detik Magis di Dortmund, 4 Juli 2006

Pirlo dan Tiga Detik Magis di Dortmund, 4 Juli 2006
Andrea Pirlo di Piala Dunia 2006 (c) Bob Thomas Sports Photography

Bola.net - Bola.net - Andrea Pirlo telah pensiun, tapi jejak kehebatannya akan selalu dikenang. Salah satunya adalah apa yang dia tunjukkan di kota Dortmund, 4 Juli 2006.

Waktu itu, Piala Dunia telah mencapai babak semifinal. Pertandingan pertamanya, Italia melawan tuan rumah .

Italia memecah kebuntuan lewat Fabio Grosso di extra time. Dua menit berselang, Azzurri memastikan diri menang 2-0 melalui gol Alessandro Del Piero dan melangkah ke babak final, sebelum mengalahkan Prancis lewat adu penalti untuk keluar sebagai juara.

Gol Grosso sangat krusial meloloskan Italia ke partai puncak. Salah satu gol paling penting dalam sejarah persepakbolaan Italia ini pun tidak lahir begitu saja.

Gol itu tercipta diarsiteki oleh Pirlo. Pirlo pun cuma butuh waktu tiga detik untuk melakukannya, membongkar dan meruntuhkan lini pertahanan sekaligus mental baja Jerman.

Dalam waktu hanya tiga detik itu, Pirlo menggabungkan hampir semua yang dimilikinya. Visi, ketenangan, hingga pengambilan keputusan yang brilian dia kombinasikan untuk merancang salah satu assist terbaik dalam sejarah sepakbola.

Para pemain Jerman berkonsentrasi untuk menghalau potensi bahaya dari corner Del Piero. Itu membuat Pirlo tak terjaga di ujung area. Pada titik tersebut, laga yang menguras energi ini sudah berjalan 119 menit tanpa gol, dan adu penalti sepertinya takkan terhindarkan.

Pirlo menyiapkan sebuah skenario berbeda. Jerman terlambat menyadarinya.

Setelah corner Del Piero gagal disapu sempurna oleh pasukan Jurgen Klinsmann, bola jatuh di kaki Pirlo. Dalam situasi demikian, wajar jika dia melepas tembakan ke gawang. Namun Pirlo tidak melakukannya.

Dengan wilayah penalti yang penuh orang, Pirlo pasti berpikir kalau shot bukanlah opsi terbaik. Setelah mengontrol bola dengan kaki kiri, dia memindahkannya ke kaki kanan, dan itu membuka kemungkinan untuk operan balik kepada Del Piero di sektor kanan luar. Opsi itu juga tidak diambil oleh Pirlo.

Pirlo menggiring bola ke arah kanan. Saat itu, tanpa dikomando, empat pemain Jerman memburunya secara serempak. Ruang gerak yang tadinya lebar mendadak jadi sempit. Itu pun sepertinya merupakan bagian dari skenario yang dia siapkan.

Sepersekian detik sebelum kakinya menyentuh bola lagi, penonton bisa melihat sekilas apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh Pirlo. Ketika gerakannya itu memancing Bastian Schweinsteiger dan Cristoph Metzelder, tercipta sebuah celah bagi Grosso di belakang mereka.

Detik itu, Pirlo sebenarnya bisa saja langsung mengoper pada Grosso yang telah lepas dari pengawasan. Namun Pirlo menahan 'godaan' tersebut. Pirlo justru terus bergerak ke sisi kanan. Dia menunggu waktu paling tepat.

Lalu, final pass tanpa melihat pun dilepaskan oleh Pirlo di celah antara Metzelder dan Schweinsteiger yang semakin lebar. Schweinsteiger akhirnya sadar, tapi semua sudah terlambat, sangat terlambat.

Grosso lantas menuntaskan operan itu dengan tembakan kaki kiri melengkung yang bersarang di tiang jauh tanpa bisa dijangkau oleh kiper Jens Lehmann. Selebrasinya yang sangat emosional membuat momen ini jadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Piala Dunia.

Momen magis ini tercipta berkat Pirlo yang dengan begitu brilian membuka gembok gerbang pertahanan Jerman. Itu pun dilakukannya hanya dalam tiga detik, dari menguasai bola hingga menggulirkan no-look pass yang membuat Grosso bisa dengan leluasa melepaskan tembakan penyelesaian.

Bukan cuma kualitas operan itu yang mengagumkan, tapi juga visi, ketenangan, kesabaran dan pengambilan keputusannya. Tak kalah penting, semua itu dia lakukan di panggung sebesar Piala Dunia dengan tekanannya yang luar biasa.

Andrea Pirlo, The Architect.