Pak, Anak Gadismu Pesepakbola

Pak, Anak Gadismu Pesepakbola
(c) Instagram

Bola.net - Bola.net - Oleh: M. Syafaruddin

Apa yang Anda lakukan bila memiliki seorang anak perempuan? Sedari bayi, putri Anda pasti diperlakukan sebagaimana seorang anak perempuan. Mendapat baju-baju yang feminim, juga boneka yang lucu dan unyu. Barbie, ya boneka yang satu ini mungkin menjadi kado ulang tahun pertama bagi putri Anda.

Berdasarkan pengalaman dan pemahaman yang lumrah di masyarakat, anak perempuan memang cenderung diperlakukan yang berbeda dari anak laki-laki. Mereka lebih 'dieman-eman' oleh sang orang tua. Mereka mendapat proteksi lebih dari orang tuanya. Ketika ada sikap atau tindakan mereka yang kurang 'girlies', maka siap-siap saja sang anak perempuan tersebut akan mendapat teguran dari ibu atau bapaknya.

Untuk urusan cita-cita, anak perempuan juga kerap ditempatkan di barisan bidang-bidang pekerjaan yang mainstream. Seperti guru, dokter, perawat atau artis. Sangat jarang ditemui ada orang tua yang mengarahkan anak perempuannya ke bidang yang rentan dengan kontak fisik. Menjadi tentara, misalnya.

Lalu, bagaimana reaksi Anda jika sang putri kesayangan ingin bermain sepakbola? Apa yang akan Anda lakukan bila gadis kecil Anda bercita-cita menjadi seorang pesepakbola? "Anak perempuan kok bermain sepakbola." Itulah reaksi orang tua Vera Lestari tatkala kiper Timnas Putri Indonesia ini mengutarakan niatnya menjadi pesepakbola. Sama seperti kebanyakan orang tua lainnya, Vera juga mendapat penolakan karena sepakbola dianggap sebagai olahraga yang identik dengan kontak fisik. Lebam atau cedera adalah hal yang biasa di sepakbola.

Kata anak zaman sekarang sih, sepakbola itu cowok bingitz. Vera pertama kali jatuh cinta ke sepakbola ketika melihat aksi Timnas Indonesia berlaga di AFF Cup. Sejak awal tahun 2008, Vera mulai aktif berlatih sepakbola di salah satu tim putri asal kampung halamannya, Bantul, Yogyakarta. "Kebetulan Budhe saya kan guru. Salah satu muridnya ada yang ikut klub sepakbola putri di Bantul. Lalu saya mulai ikut disana," ucap gadis berusia 20 tahun ini. Karena kesungguhan dan kegigihannya, mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini akhirnya mendapat restu dari sang orang tua.

Vera berhasil membuktikan bahwa ia bisa berprestasi di sepakbola. Tahun 2009, atau setahun setelah ia bergelut dengan si kulit bundar, Vera dipanggil untuk memperkuat Timnas Putri U-16. Ia pun berlaga di AFF U-16 yang dilaksanakan di Myanmar. “Itu adalah kali pertama saya ke luar negeri,” aku garis berambut panjang ini.

Sempat absen selama enam tahun, logo Garuda kembali melekat di dadanya ketika ia dipercaya mengawal gawang Timnas di AFF 2015. Meski masih berusia 20 tahun, Vera sudah dipercaya sebagai kiper utama di tim senior. “Dia adalah pemain termuda di Timnas,” sebut Dwie Aprilliani Fitria Murti, kapten Timnas Putri sekaligus senior Vera di tim sepakbola putri Yogyakarta.

Berbeda dengan Vera, Dwie Aprilliani tak mendapat hambatan ketika memutuskan untuk bermain sepakbola. Bahkan cewek yang akrab disapa Lia ini mendapat lampu hijau dari mama-papanya. “Memang dari kecil sudah suka sepakbola. Saya dari SD sudah sering ikut latihan sama anak-anak cowok. Lalu ada tawaran ikut klub dari guru olahraga, dan ikut sepakbola sampai sekarang,” urai pengagum Cristiano Ronaldo ini.

Meski mengenal sepakbola sejak SD, namun karier Lia di Timnas cenderung sangat baru. Ia baru mendapat panggilan negara ketika AFF 2015 lalu di Vietnam. Meski muka baru, Lia langsung dipercaya sebagai kapten Timnas Putri Indonesia. “Best momnenku di sepakbola ya dipanggil Timnas dan jadi kapten. Sebelum sama Timnas, saya juga belum pernah ke luar negeri,” kata Lia.

Dari hasil memeras keringat di sepakbola, gadis 24 tahun ini sedikit banyak bisa membantu orang tuanya. “Habis dari Timnas kemarin, saya bisa renovasi rumah. Beli kulkas, beli televisi dan beli sofa,” tutur sarjana di bidang sejarah ini.

Dengan usia yang baru menyentuh angka 20 tahunan, Vera dan Lia mengaku belum memiliki niatan untuk gantung sepatu. “Selama masih kuat bermain sepakbola, saya akan terus main. Karena saya suka olahraga ini,” tutup Vera.