Napoli Mengira Parma Tak Punya Harga Diri, Salah Besar

Napoli Mengira Parma Tak Punya Harga Diri, Salah Besar

Bola.net - Bola.net - Oleh: Gia Yuda Pradana.

"Kami akan terus bermain dengan harga diri tinggi sampai akhir musim. Namun, pemain-pemain seperti Gonzalo Higuain lalu muncul dan mengatakan hal-hal seperti itu. Saya menyebutnya sangat menjijikkan," kata pelatih Roberto Donadoni kepada Sky Sport Italia usai asuhannya membuat frustrasi di Ennio Tardini.

Musim ini adalah salah satu musim paling gelap dalam sejarah Parma. Gialloblu dinyatakan bangkrut dan para pemain serta stafnya tidak menerima gaji sejak lama. Puncaknya, Parma dipastikan degradasi dari Serie A 2014/15 setelah kalah 0-4 melawan Lazio pada giornata 33.

Parma, yang sebelumnya sempat mengalahkan Juventus 1-0, kemudian kalah 0-4 di markas Cagliari pada giornata 34. Lalu, tibalah saatnya menjamu Napoli di giornata 35, Minggu (10/5).

Napoli, yang menempati peringkat empat dan butuh tambahan poin sebanyak mungkin di empat laga tersisa demi memenangi persaingan masuk zona Liga Champions dengan Lazio dan AS Roma, mengira bakal menang mudah di kandang Parma. Napoli salah besar.

Parma justru unggul terlebih dahulu melalui Raffaele Palladino di menit 9. Napoli menyamakan kedudukan lewat Manolo Gabbiadini, tapi Parma kembali memimpin berkat gol Cristobal Jorquera menit 33. Napoli kembali membuat skor imbang melalui Dries Mertens di menit 72. Napoli berusaha mencari gol kemenangan, tapi Parma memberi perlawanan keras. Laga berkesudahan 2-2 dan Napoli kecewa berat.

Rasa frustrasi karena gagal merebut tiga angka dan terancam sulit finis di tiga besar membuat Napoli melakukan tindakan yang memalukan. Di akhir laga, kiper Parma Antonio Mirante yang tampil brilian dengan mementahkan total sepuluh tembakan tepat sasaran Napoli terlibat pertengkaran dengan Higuain. Menurut media-media Italia, pemicunya adalah kata-kata tidak pantas dari Higuain dan sejumlah ofisial Napoli terhadap Parma.

"Mereka (Napoli) mengatakan hal-hal yang sangat buruk. Mereka berkata pada kami bahwa kami sudah bangkrut dan terdegrasi, jadi tak usah berjuang dengan keras," papar Palladino seperti dilansir Forza Italian Football.

"Sepak bola bukan tentang itu. Kami ingin bermain seperti biasanya dengan menghargai seragam yang menempel di tubuh kami. Mereka mungkin mengira bisa meraih tiga angka dengan mudah di sini. Namun, kami tak pernah menyerah kepada siapa pun. Mereka berharap kami mengalah karena ingin lolos ke Liga Champions. Itu sama sekali tak bisa diterima," imbuhnya.

Suara lebih keras keluar dari mulut sang pelatih Donadoni. Sasaran utamanya adalah Higuain.

"Saya harap semua orang mendengar sendiri apa yang dikatakan Higuain. Kami tak membiarkannya menang dan itu membuat dia mengatakan hal-hal buruk tentang kami," tutur Donadoni kepada Sky Sport Italia.

"Kami akan terus bermain dengan harga diri tinggi sampai akhir musim. Namun, pemain-pemain seperti Higuain lalu muncul dan mengatakan hal-hal seperti itu. Saya menyebutnya sangat menjijikkan," kecam Donadoni.

Napoli kemudian merilis pernyataan lewat situs resminya, mengatakan: "Semua protes yang terjadi setelah peluit akhir dipicu oleh tindakan Parma yang berulang kali mengulur waktu. Itu sama sekali tak ada hubungannya dengan perjuangan Parma."

Itu bisa jadi salah satu pertimbangan dari sudut pandang yang berbeda. Namun, ini justru terkesan seperti pembelaan diri yang mengada-ada. Pasalnya, kata-kata 'bangkrut', 'sudah degradasi' dan 'sebaiknya mengalah saja' lah yang jadi permasalahan utama.

Berdasarkan laporan di Italia, bukan hanya Higuain yang lepas kendali. Direktur Napoli Riccardo Bigon juga terlibat pertengkaran dengan pemain Parma Daniel Galloppa di lorong menuju ruang ganti dan melontarkan kata-kata yang sangat menghina.

"Saya di sana dan saya mendengar apa yang dia katakan setelah pertandingan. Ada orang yang menyuruh kami kalah saja karena kami sudah degradasi adalah kenyataan yang memalukan dan menjijikkan," terang Donadoni kepada Sport Mediaset.

"Bukan cuma Higuain, tapi beberapa orang lain juga melakukan hal yang sama, bahkan saat masih di tengah pertandingan. Terlebih lagi, ucapan-ucapan seperti itu juga keluar dari mulut seorang direktur. Ini sungguh tragis. Saya tak mau menyebutkan nama. Saya lebih suka membalas ucapan-ucapan itu langsung di depan muka mereka," imbuh Donadoni.

Parma tak hanya terdegradasi ke Serie B. Namun, Parma juga terancam lenyap dari peta persepakbolaan Italia jika tak ada investor yang menyelamatkan mereka.

Meski begitu, para pemain Parma tetap tampil sepenuh hati seolah tak pernah terjadi apa-apa, padahal mereka sudah lama tidak menerima bayaran dengan normal. Donadoni mengaku sangat bangga.

"Bagaimana nasib Parma di masa depan? Hanya Tuhan yang tahu. Para pemain sungguh luar biasa. Mereka sudah berkorban sangat banyak. Mereka bukan cuma pesepakbola, tapi mereka adalah pria sejati.," pungkas Donadoni.

Parma bangkrut dan sudah pasti terlempar dari kasta tertinggi Italia. Napoli datang ke Ennio Tardini mungkin mengira Parma takkan bermain maksimal. Napoli sepertinya tidak tahu makna harga diri dalam sepak bola.

Napoli salah besar.