
Bola.net - - Oleh Fajar Rahman
Selama ini, mungkin hanya Evan Dimas dan Indra Sjafri yang kita kenal berdiri di balik kesuksesan Garuda Jaya. Padahal, di balik skuat Timnas U-19 ini berdiri sosok-sosok hebat yang dipilih Indra.
"Saya di tim ini tidak lagi bekerja secara tradisional dalam menentukan keputusan. Semua tidak tergantung saya. Ada HPU, mental coach, pelatih fisik, fisioterapis, dokter dan lain-lain. Syukurlah saya didukung orang-orang hebat di tim ini," ungkap Indra beberapa waktu lalu.
Lantas siapa sajakah orang-orang yang dimaksud Indra tersebut. Kami perkenalkan satu persatu dari 11 profil singkat mereka. Jangan heran kalau nanti Anda menemukan metode-metode unik atau bahkan jabatan pertama kalinya di sepak bola Indonesia.
Selamat menikmati.
Mental Coach, Guntur Cahyo Utomo
Guntur Cahyo Utomo tak mengelak kalau ia mungkin menjadi pelatih mental pertama di Timnas atau bahkan di sebuah klub. Direkrutnya alumni S2 Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini oleh Indra Sjafri menurutnya karena pelatih mental sangat dibutuhkan oleh sebuah tim.
"Ya kalau saya pikir ini sangat perlu. Karena dalam sepak bola tiga aspek utamanya itu teknik, fisik dan terakhir mental," jelas pemegang lisensi kepelatihan C AFC ini.
Diskusi kecil dengan Indra Sjafri di Yogyakarta sekitar tahun 2011 membuat keduanya merasa satu visi. Sang pelatih menilai butuh seorang psikiater sepak bola untuk menyiapkan mental Ravi Murdianto dkk. "Kembali seperti yang saya sebutkan tadi, jabatan saya berdasarkan kebutuhan," tegasnya.
"Sering kita tahu pelatih dalam jumpa persnya setelah pertandingan mengeluh mental turun, kalah mental, tak punya mental juara dll. Faktanya itu hanya menjadi keluhan dan tidak ada tindak lanjutnya. Ya kalau saya dan coach Indra menginspirasi pelatih mental lain di Indonesia, malah Alhamdulillaah," urai Guntur.
Tempaan mental Guntur ternyata cukup berhasil. Laga penentuan melawan Korea Selatan (Korsel) kemarin hanyalah sekadar bukti kecil. Sebelumnya, laga penentuan dan sarat gengsi melawan Malaysia hingga laga final yang diteruskan adu penalti di Piala AFF lalu menjadi bukti-bukti lain senyuman hingga teriakan pemuda yang 19 September lalu tepat berusia 33 tahun ini.
Jadi, bagaimana klub-klub di Indonesia? Perlukah pelatih mental?
Kitman, Muhni
"Pernah kejadian di Hongkong. Saya lupa bawa ban kapten dan kebetulan panitia juga tidak menyediakan. Waktu itu kita akhirnya seri dan gagal menang. Saya disindir coach Indra karena anak-anak bermain seperti tanpa seorang pemimpin," cerita Muhni.
Sejak saat itu lah Muhni lebih berhati-hati dalam menyiapkan segala peralatan Timnas U-19 saat latihan atau sebelum pertandingan. "itu tadi baru ban kapten. Kaus kaki kurang, pemain bisa-bisa batal bermain, Mas," ujar pria yang mengaku tak memiliki nama panjang tersebut.
Kitman kelahiran Tegal 13 Februari ini bukanlah orang baru di tubuh Timnas. Sebelumnya ia merupakan kitman dari Timnas Senior dan diperbantukan ke Timnas U-19 sejak di HKFA Hongkong 2013 lalu. "Saya sih siap ditempatkan di tim mana saja oleh PSSI, tapi suasana kekeluargaan di tim ini yang saya suka," katanya.
"Pemain tak mau membeda-bedakan mana kitman mana dokter. Apalagi coach Indra, kita selalu diajak makan semeja. Padahal ibarat rumah tangga, saya hanyalah pembantu," tutup Muhni sambil tertawa.
Kitman, Ade Ali
"Kok saya yang diwawancarai, Mas?" buka pria kelahiran Cirebon 30 Juni 1982. Namun, meski begitu, Ade masih bersedia menuturkan pengalamannya bersama Timnas U-19.
Menurutnya, ia bergabung dengan Indra Sjafri saat persiapan Piala AFF U-19 lalu, tapi pertemuannya dengan sang pelatih sudah terhitung lama, yakni saat tim Divisi III (U-19) tempat ia bekerja sebelumnya, Bina Putera Cirebon, ikut dipantau Indra Sjafri yang tengah berburu pemain tahun lalu.
Ade sendiri mengaku tak tahu menahu alasan Indra mengajaknya bergabung Timnas U-19. Namun, melihat perilaku Ade yang lebih banyak kerja ketimbang bicara, sepertinya hal itu yang menjadi alasan.
"Wah saya ndak tahu kalau itu. Diajak ke Timnas aja saya sudah senang. Apalagi, kemudian kami juara," tutupnya kalem.
Pelatih Fisik, Nur Saelan
Nur mengakui kalau sebenarnya standar semua pelatih fisik sama. "Justru saya yang harus cari cara lain, bagaimana agar mindset menjalani latihan fisik itu menyenangkan. Bisa dibilang saya memang harus menghipnotis mereka. Hypnotise for coaching, untungnya usia segini masih mudah untuk dididik," ujar pria berusia 49 tahun itu.
"Kita brain wash dan ubah mindset pemain yang rata-rata bilang kalau latihan itu bikin capek. Sekarang mereka bisa senang kalau latihan fisik, dan bukan jadi beban. Lama kelamaan, mereka akhirnya tahu kalau latihan itu kebutuhan," jelas pria yang mengaku sudah berkutat dengan melatih fisik sepak bola selama 26 tahun ini.
Meski terkesan menyenangkan, namun latihan fisik ala pelatih punya tujuan-tujuan bagus buat skuat Garuda Jaya. Dalam sesi adu sprint antarpemain misalnya. Nur selalu melatih respons otak Evan Dimas dkk. Pemain boleh berlari bila sudah menjawab pertanyaan matematika ringan yang diteriakkannya. "Itu memang tak bisa langsung diterjemahkan ke permainan itu sendiri. Tapi ini melatih respons mereka. Karena ada situasi-situasi di mana mereka harus mengambil keputusan cepat saat bermain," jelasnya."
Tak jarang pertanyaan itu memberi semangat untuk bertanding. Saat Nur mengatakan "bertahan" pemain harus menjawab "pressing", "heading" harus dijawab dengan "gool" dan lain-lain, sambil berlari. "Senang-senang yang bertujuan. Menurut saya ini seni melatih agar sains lebih membumi," ujar Nur memberi alasan.
Keunikan Nur dalam melatih fisik ini rupanya diendus Indra Sjafri. Ia pun diminta untuk membantunya sejak Indra melatih Timnas U-16 pada 2011 lalu. "Saya nggak melamar ke PSSI. Yang butuh saya yang ke sini. Ada teman yang merekomendasikan ke Indra," ujar pria yang mengaku menemukan Muhammad Hargianto ini.
"Indra? Saya senang gabung dia karena saya diberi keleluasaan. Tidak ada intervensi dari dia," tambahnya.
HPU, Rudy Eka Priambada
Merekam pertandingan lawan dan Timnas U-19 hanyalah jalan awal pekerjaannya yang bahasa kerennya disebut High Performance Unite (HPU). Video jadi, Rudy masih harus bertugas menganalisis statistik lawan dan diadu dengan statistik Timnas. Selanjutnya, hasil catatan Rudy dibawa ke meeting.
"Optimisme saya bukan sombong atau apa saya ingin bangsa ini percaya diri. Toh kami sudah punya hitung-hitungan dengan tim pelatih dan HPU," beber Indra Sjafri beberapa waktu lalu.
Bergabung dengan tim Indra sebelum Piala AFF U-19, bukan berati dia orang baru. Jauh sebelum itu, pria atletis kelahiran Jakarta 31 tahun lalu tersebut sudah lama bekerja sama dengan Indra saat blusukan ke daerah-daerah. "Saya ikut coach Indra datang ke Alor. Saat itu kita nemu Yabes (Roni Malaifani)," ungkapnya.
HPU memang menjadi salah satu kebutuhan Indra. Namun, Rudy direkrut bukan karena pernah bekerja sama dengannya saja. Background Rudi sebagai peraih beasiswa AFC Project Future Coach 2009 selama 3 tahun di Dortmund, Jerman, membuat ia harus dipanggil lagi.
"Saya alumni termuda di AFC itu. Mungkin karena itu juga. Sebab, coach Indra senang bekerja dengan yang muda-muda. Zaman sekarang, jarang pelatih percaya sama anak-anak muda di tim kepelatihan," jelasnya.
Di akhir perbincangannya dengan Bola.net, Rudy bercita-cita membagi setiap video analisanya ke YouTube. "Bukan channel pribadi sih. Saya inginnya buat PSSI Channel, seperti FA TV gitu di YouTube. Semua masyarakat bisa sama-sama belajar menganalisa," terang pria yang mengaku handycam dan hampir keseluruhan peralatannya bekerja untuk Timnas didapat dengan beli sendiri itu. Tanpa pinjaman atau dibelikan PSSI.
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 13 Oktober 2013 19:50
Tiga Gol Evan Dimas ke Gawang Korsel Sesuai Prediksi M.Raihan
-
Tim Nasional 13 Oktober 2013 18:30
-
Bolatainment 13 Oktober 2013 18:15
-
Tim Nasional 13 Oktober 2013 18:02
-
Tim Nasional 13 Oktober 2013 18:01
LATEST UPDATE
-
Otomotif 22 Maret 2025 10:49
-
Otomotif 22 Maret 2025 10:48
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 10:47
-
Otomotif 22 Maret 2025 10:40
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 10:15
-
Bulu Tangkis 22 Maret 2025 10:05
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...