Menjadi Pass Master Cara Andres Iniesta

Menjadi Pass Master Cara Andres Iniesta

Bola.net - - Salah satu gelandang serang terbaik di dunia, Andres Iniesta, berbagi tips tentang bagaimana caranya agar bisa merajai lapangan tengah dalam sebuah pertandingan sepak bola.



Kepada Four Four Two, sang pass master kelahiran 11 Mei 1984 dan pencetak gol tunggal kemenangan atas Belanda di final Piala Dunia 2010 itu mengungkapkan rahasia di balik permainannya.

Apa sajakah itu?

Menurut Iniesta, ada setidaknya enam cara mudah yang bisa diterapkan.

Mari kita intip rahasianya.

1 dari 7 halaman

Berpikir Cepat

Berpikir Cepat

Sebelum menerima operan, saya langsung mencari rekan yang bisa saya beri bola agar aliran passing tim dapat terus mengalir.

Namun, saya juga selalu waspada dengan keadaan sekitar. Jika merasa ruang kurang lega akibat pressing pemain-pemain lawan, maka satu sentuhan saja untuk menjauhkan bola dari mereka sudah cukup guna melanjutkan permainan.

Sebisa mungkin cari ruang kosong di lapangan untuk menerima operan. Semakin luas ruang yang ada, maka semakin banyak pula waktu yang bisa kita gunakan untuk berpikir.

Setelah menerima operan, sebaiknya hindari membawa bola ke arah lawan.

Kalau saya pribadi lebih suka berlari ke pemain lawan dan menahan bola di depannya. Dengan begitu, saya bisa membuka peluang bagi rekan-rekan yang lain untuk naik menyerang.
2 dari 7 halaman

Jaga Akurasi Operan

Jaga Akurasi Operan

Setiap operan sangat vital.

Operan yang buruk bisa berujung pada kehilangan possession dan membuat tim berada dalam tekanan.

Operan-operan pendek bermanfaat untuk membangun momentum. Jika kita menguasai bola, lawan tak bisa berbuat apa-apa.

Jangan sampai terlambat melepas killer pass. Jika mencari gol, buka mata lebar-lebar dan temukan celah di pertahanan lawan untuk mengirim bola ke sana.

Jika mempertahankan keunggulan, jaga possession dan bermain aman.

Di Barcelona, saya dan rekan-rekan sudah cukup lama bermain bersama dengan sistem yang semuanya telah sama-sama paham. Setiap orang sudah tahu ke mana harus bergerak.

Itu membuat tugas saya jadi lebih mudah, karena saya hampir selalu tahu di mana posisi Xavi atau Lionel Messi.
3 dari 7 halaman

Lihat Lapangan Dari Atas

Lihat Lapangan Dari Atas

Ketahui posisi setiap rekan maupun lawan (ibarat melihat wilayah permainan dari atas).

Dengan begitu, kita bisa mengumpulkan informasi-informasi penting. Misalnya: Ke mana rekan kita akan berlari? Apakah dia akan offside atau tidak? Siapa yang punya ruang untuk bergerak bebas? Siapa saja yang siap menerima operan? Operan seperti apa yang mereka inginkan, tepat mengarah ke kaki ataukah through pass untuk dikejar?

Lebih penting lagi, ambil keputusan sebelum menerima bola. Jika mulai berpikir apa yang bakal dilakukan ketika bola sudah di kaki, maka possession bisa hilang.

Pemain terbaik adalah pemain yang berpikirnya paling cepat.

Siapa saja bisa menjadi pengoper terbaik di dunia, tapi itu takkan terjadi jika rekan-rekannya tidak berada di posisi yang tepat.
4 dari 7 halaman

Kelabui Lawan

Kelabui Lawan

Buatlah lawan berpikir bahwa kita akan bergerak ke satu arah tertentu, lalu bergeraklah ke arah sebaliknya.

Ciptakan kebingungan di kepala mereka.

Jika bola dikuasai pemain lawan, segera tutup ruang geraknya. Pressing sebisa mungkin hingga dia tak punya waktu untuk berpikir apa yang harus dia lakukan dengan bola di kakinya.
5 dari 7 halaman

Size Doesn't Matter

Size Doesn't Matter

Jangan takut menghadapi pemain lawan yang postur badannya lebih besar.

Dalam kondisi seperti itu, saya biasanya memainkan bola-bola mendatar. Operan one-two yang cepat juga bisa jadi salah satu cara paling efektif karena pemain-pemain besar umumnya tidak punya reaksi kilat dan sering kesulitan berputar arah.

Saya juga menghindari body contact dengan pemain-pemain seperti itu. Adu power jelas kalah.

Jika berkali-kali dikecoh dengan one-two, mereka biasanya hilang kesabaran dan jadi terburu-buru melakukan tekel. Namun, tekel sembrono gampang dihindari dan kita pun bisa mendapat lebih banyak ruang untuk bergerak.

Barca adalah tim yang mayoritas pemainnya berpostur kecil seperti saya. Kalah power, kami unggul kecepatan, dan kami sanggup memanfaatkan keunggulan itu secara maksimal.
6 dari 7 halaman

Ada Celah, Lepas Tembakan

Ada Celah, Lepas Tembakan

Saya bukan tipikal seorang pencetak gol layaknya striker. Namun, jika ada peluang untuk menembak, saya akan menembak.

Saya menembak saat saya merasa tembakan itu bisa menjadi gol. Targetnya adalah bagian mulut gawang yang paling sulit bagi para kiper.

Itulah yang saya lakukan di final Piala Dunia 2010 juga ketika melawan Chelsea (semifinal Liga Champions 2009).





Saya menembak karena saya melihat jalur bola di tengah kerumunan pemain-pemain lawan.

Dengan banyaknya pemain di depan kita, memang sulit untuk melepas tembakan, tapi kiper lawan juga merasakan hal yang sama. Karena tak bisa melihat, dia jadi susah menebak kapan bola melesat ke gawangnya.

Namun, jika ada rekan di posisi lebih baik, saya memilih mengoper bola.

Intinya, setiap saat kita perlu mengetahui siapa saja yang ada di sekitar kita sekaligus posisi pasti mereka.