Membedah Aksi Essien di Persib, Statistik dan Kontroversi

Membedah Aksi Essien di Persib, Statistik dan Kontroversi
Michael Essien (c) Bola.net

Bola.net - Bola.net - Laga antara Persib Bandung melawan Bali United pada Sabtu (8/4) kemarin jadi pusat perhatian bagi pecinta sepakbola di Indonesia. Meski hanya bertaraf uji coba pramusim, laga ini banyak menyedot atensi publik.

Pemicunya? Tentu saja rasa penasaran publik untuk melihat aksi perdana sosok Michael Essien pada laga tersebut. Penampilan Essien memang pantas untuk dinantikan lantaran statusnya sebagai marquee player dan pemegang rekor bayaran tertinggi di sepakbola Indonesia.

Essien, yang sebelumnya biasa dinikmati saat ia memakai seragam Chelsea, AC Milan atau Real Madrid, kini aksinya bisa dinikmati dengan seragam tim lokal, Persib Bandung. Tentu saja ini jadi sajian yang sangat ditunggu.

Sebenarnya, laga melawan Bali United bukan aksi perdana Essien. Pemain 34 tahun sudah pernah membela Persib pada laga uji coba melawan Persika Karawang. Saat itu, ia mencetak satu gol dan mengantar Persib menang 8-0. Namun, laga digelar secara tertutup dari publik.

Maka, jadilah laga Persib kontra Bali United sebagai pengobat dahaga publik untuk bisa menyaksikan aksi Si Bison.

Pelatih Djadjang Nurdjaman memilih untuk membiarkan Essien lebih dulu duduk di bangku cadangan pada babak pertama. Ia memasang trio Hariono, Dedi Kusnandar dan Raphael Maitimo di lini tengah. Komposisi ini cukup efektif untuk mendominasi laga atas Bali United.

Essien akhirnya baru dimasukkan pada awal babak kedua untuk menggantikan pemain muda Persib, Angga Febrianto. Pemain asal Ghana ini pun langsung memberikan dampak yang cukup positif bagi permainan Persib pada babak kedua.

Saat diperkenalkan kepada publik, Djadjang mengatakan akan memainkan Essien di posisi playmaker. Tepatnya sebagai pemain di belakang penyerang utama. Namun, hal tersebut nampak masih belum sesuai jika dilihat dari laga melawan Bali United.

Essien justru seperti berada sejajar dengan Hariono di garis tengah. Cukup bisa dimaklumi karena ini adalah posisi natural Essien. Selain itu, Persib pada babak kedua juga tidak bermain dengan penyerang utama. Atep dimainkan sebagai false nine bergantian dengan Maitimo. Posisi penyerang utama baru terisi saat Charlton Cole masuk menit 79.

Essien menunjukkan etos kerja yang cukup baik. Ia berlari mengejar bola, berduel dengan lawan dan harus sangat bersemangat mengambil setiap bola mati yang didapatkan oleh Persib. Gesture yang ditampilkannya seolah tidak menunjukkan bahwa ia adalah pemain bintang.

Dari catatan statistik, eks pemain Chelsea ini melepas 34 umpan dari 45 menit waktu bermain yang ia dapatkan. Dari jumlah tersebut, ia mengkreasi satu umpan kunci yang sayangnya tidak mampu dimanfaatkan oleh rekannya menjadi gol.

Yang patut menjadi catatan, akurasi umpan Essien tidak cukup akurat. Untuk pemain selevel Essien, ia hanya memiliki akurasi umpan 79 persen. Tentu saja ini harus menjadi catatan penting bagi Persib. Karena mereka menaruh ekspektasi yang besar pada Essien. Masih ada waktu sepekan jelang Liga 1 untuk bisa lebih nyetel dengan Persib bagi Essien.

Berikut adalah statistik Essien pada pada laga melawan Bali United:

Menariknya, debut Essien ini langsung diwarnai oleh keriuhan publik sepakbola Indonesia. Bukan karena ia gagal menyelamatkan Persib dari kekalahan dengan skor 2-1 atas Bali United, namun karena emosinya yang sempat tersulut dan membuat laga terhenti.

Pada menit ke-72, Essien nampak tidak bisa menahan emosinya usai dihantam oleh sepakan bola winger Bali United, Yabes Roni. Dengan raut muka yang penuh emosi, Essien langsung mengejar Yabes. Pemain Persib dan Bali United pun harus menghadang aksi tersebut dan coba menenangkan Essien.

Yabes Roni pun mendapatkan kartu kuning keduanya karena ulahnya pada Essien tersebut. Wasit menilai eks pemain tim nasional Indonesia U-19 era kepelatihan Indra Sjafri tersebut sudah bertindak tidak sportif dengan menendang bola ke arah Essien.

Namun, ini bukan perkara siapa yang salah, antara Yabes dan Essien. Tapi, pantaskah Essien, dengan status marquee player yang ia sandang, bertindak sedemikian emosi hingga mengejar Yabes?. Bukankah ia didatangkan untuk memberi contoh yang positif bagi para pemain lokal di Indonesia.

Tentu tidak adil pula jika langsung menghakimi Essien dengan citra negatif hanya dengan merujuk laga ini. Masih terlalu cepat. Essien masih punya banyak waktu untuk membuktikan ucapannya saat diperkenalkan sebagai pemain Persib yaitu ingin membantu sepakbola Indonesia menjadi lebih baik.

"Saya ingin membantu klub untuk berprestasi sekaligus membantu persepakbolaan Indonesia," demikian petikan kata yang meluncur dari mulut Essien saat diperkenalkan sebagai pemain baru Persib.

So, mampukah Essien membuktikan ucapannya untuk membawa dampak positif bagi sepakbola Indonesia?.