Membandingkan Barcelona Era Vilanova Dengan Martino

Membandingkan Barcelona Era Vilanova Dengan Martino
Membandingkan Barcelona di era Vilanova dan Martino (c) bolanet

Bola.net - - Mundurnya Tito Vilanova sebagai Entrenador karena alasan kesehatan akhir musim lalu sempat menimbulkan kekhawatiran dari banyak pihak terkait minimnya kandidat yang memenuhi syarat untuk menjadi suksesor kursi kepelatihan klub.

Pada akhirnya, Barca merekrut pelatih Gerardo Martino dari klub Argentina, Newell's Old Boy untuk menggantikan Tito. Dengan namanya yang relatif masih kurang dikenal, pada awal musim lalu banyak pihak mempertanyakan kapabilitas Martino untuk menukangi Barca. Tentu tak sedikit pula yang heran mengapa Andoni Zubizarreta sampai harus dikirim langsung ke Amerika Latin untuk bernegosiasi dengan pria asal berkacamata tersebut.

Tata langsung mempersembahkan gelar Supercopa de Espana pada awal keberadaannya di Nou Camp. Namun gelar tersebut belum bisa meyakinkan para suporter yang menilai secara permainan Barca tidak mampu tampil apik dalam dua leg kontra Atletico Madrid yang berakhir imbang.

Hal lain yang dikeluhkan oleh fans adalah modifikasi gaya permainan yang dilakukan oleh Martino. Telah terbiasa nyaman menyaksikan pola umpan pendek dari kaki ke kaki sejak era Guardiola, adanya variasi umpan diagonal panjang yang diterapkan Martino kerap kali menjadi sorotan. Tak hanya itu, kebijakan rotasi yang ekstrem juga diterapkan oleh pria yang akrab disapa Tata.

Terlepas dari hal-hal tersebut, hasil di papan klasemen tak bisa berbohong. Hingga kini Barcelona belum terkalahkan di segala kompetisi yang mereka ikuti, dengan catatan 16 kali kemenangan dan dua hasil imbang. Jika bisa mempertahankan performa tersebut, bukan tak mungkin akhir musim nanti Martino menambah koleksi di kabinet trofi Barca.

Lantas bagaimanakah kiprah Martino sejauh ini jika dibandingkan dengan Vilanova di tahun pertamanya menggantikan Guardiola musim lalu? Berikut Bolanet sajikan analisa komparasi antara gaya permainan dan performa Barca musim lalu dan musim ini.

Dari aspek keseluruhan mulai dari gaya permainan, performa, hingga hasil akhir sejauh ini, mana yang menurut Bolaneters lebih baik? Barcelona era Vilanova atau Martino?

Baca Juga
10 Momen Kontroversial Jose Mourinho
Kisah Para Pesepakbola Yang Pensiun Dini Akibat Cedera
EDITORIAL: Delusi Publik Inggris Terhadap Adnan Januzaj
Kisah Unik Suporter Klub Beda Negara Yang Saling Bersahabat
Rekam Jejak Sejarah Celetukan Kontroversial Sepp Blatter
Ibrahimovic dan Daftar Predator Pencetak Quat-trick di Liga Champions
Inilah Skuat Termahal di Bursa Transfer Musim Panas 2013
Kompilasi 20 Gol Dramatis Yang Dicetak Oleh Kiper Dari Jarak Dekat
Chelsea Loanee XI, Skuat Terbaik Titipan The Blues di Klub Lain

1 dari 8 halaman

Sistem Pertahanan Set Pieces

Sistem Pertahanan Set Pieces

Salah satu ciri khas yang diterapkan Barcelona sejak era Guardiola adalah bertahan dengan sistem zonal marking dalam situasi set pieces. Hampir tak ada tim lain yang sukses menerapkan hal tersebut selain Barca. Hal tersebut coba dipertahankan oleh Vilanova musim lalu, namun di bawah Martino ia mengubah sistem tersebut kembali ke man to man marking yang lebih tradisional.

Dengan man to man marking, setiap pemain lawan dipastikan memiliki seorang pengawal di kotak penalti, tinggal masalah kecermatan masing-masing marker untuk menutup ruang kosong pemain yang dijaganya.
2 dari 8 halaman

Sistem Pertahanan Open Play

Sistem Pertahanan Open Play

Dampak dari permainan umpan pendek yang dipertahankan oleh Vilanova adalah jarak antar pemain yang harus selalu rapat. Imbasnya, saat menyerang lini pertahanan Barca harus naik cukup tinggi untuk meminimalisir gap antar lini. Hal ini rawan dieksploitasi oleh serangan balik lawan, terutama yang memiliki penyerang berkaki cepat.

Hal tersebut diperparah jika fullback yang berkarakter ofensif seperti Jordi Alba atau Dani Alves terlambat mundur untuk menutup ruang. Dalam beberapa kesempatan Sergio Busquets yang melakukan drop down ke posisi bek tengah justru menjadi orang terakhir yang menghadapi penyerang lawan.

Martino merubah paradigma tersebut dengan menahan agar dua bek tengahnya statis berada di posisi belakang. Hal ini berimbas pada renggangnya jarak antar lini, untuk menyiasatinya mereka memainkan umpan panjang diagonal ke lini depan. Dalam beberapa laga, sistem ini membuat mereka kalah ball possession, seperti saat melawat ke kandang Rayo Vallecano bulan lalu.

Keuntungannya adalah Barca lebih siap dalam menghadapi serangan balik, sesuatu yang menjadi kelemahan utama mereka musim lalu. Berdasarkan statistik yang dihimpun Squawka, rata-rata defensive actions Barcelona musim ini meningkat menjadi 42 berbanding 36 yang dicatatkan musim lalu.

Dalam 13 laga awal musim lalu, Victor Valdes kebobolan 15 gol. Sedangkan di periode yang sama musim ini Barca baru kemasukan delapan gol atau nyaris hanya separuhnya.
3 dari 8 halaman

Pressing Terhadap Lawan

Pressing Terhadap Lawan

Di era Vilanova, pemain Barcelona langsung menekan lawan di daerah pertahanan mereka sendiri begitu kehilangan penguasaan bola. Hal ini dilakukan mengingat defense line mereka yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan para gelandang dan penyerang untuk memberi pressing jauh di daerah pertahanan lawan. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa lawan-lawan Barca gagal mengembangkan ball possession,

Efek dari modifikasi sistem pertahanan di era Martino turut merubah sistem pressing Barcelona. Kini Barca tak terburu-buru melakukan tekanan di daerah lawan saat bola direbut, melainkan mundur perlahan untuk menata formasi. Mereka membiarkan lawan menguasai bola dan masuk ke daerah pertahanan mereka. Ketika bola berhasil direbut, umpan diagonal ke salah satu winger yang berada di posisi terdepan mengawali serangan balik.
4 dari 8 halaman

Distribusi Bola di Sektor Gelandang

Distribusi Bola di Sektor Gelandang

Pada dasarnya tak ada perubahan berarti antara permainan umpan di sektor gelandang era Vilanova dengan era Martino. Perbedaan utamanya adalah Vilanova 'mewajibkan' bola harus tetap berada di tanah dengan melakukan umpan-umpan pendek, sementara Martino menginstruksikan umpan panjang dilakukan begitu ada striker yang mendapatkan ruang kosong di kedua sisi sayap.

Selain itu, musim lalu Barca kerap mencoba menata ulang formasi mereka dengan mempertahankan ball possession dan mengembalikan bola ke pemain belakang. Musim ini dengan instruksi posisi statis yang diberikan oleh Martino, hal tersebut dihindari karena akan sangat beresiko jika bola berhasil diintercept di daerah pertahanan sendiri.

Perbedaan lainnya adalah Martino mempercayai para gelandangnya untuk turut berpartisipasi dalam serangan. Musim lalu pemain seperti Xavi dan Andres Iniesta sangat jarang melepaskan tembakan ke gawang dan seringkali baru akan melakukannya ketika berada di kotak penalti. Musim ini mereka telah beberapa kali melepaskan tembakan spekulasi dari jarak jauh untuk mengantisipasi menumpuknya pemain bertahan lawan.
5 dari 8 halaman

Kinerja Lini Depan

Kinerja Lini Depan

Sistem penyerangan yang diterapkan oleh Vilanova adalah berusaha saling mengumpan sampai posisi sedekat mungkin dengan gawang, sehingga gol akan mudah tercipta. Dalam banyak kasus, Messi menjadi orang terakhir yang menjadi eksekutor dari serangkaian umpan Barca.

Para penyerang pendamping Messi kerap kali berfungsi murni sebagai pendukung dari La Pulga. Mereka bertugas untuk menciptakan peluang bagi Messi dan jarang membuka ruang bagi diri mereka sendiri. Sistem ini menjadi salah satu alasan mengapa Messidependencia semakin kuat menghinggapi Barca musim lalu.

Martino mencoba mengeliminir hal tersebut dengan menempatkan penyerang yang mendampingi Messi bermain lebih melebar ke sayap. Bola dialirkan ke kedua sisi lapangan untuk menguraikan konsentrasi pertahanan lawan di tengah, salah satu cara efektif untuk membongkar taktik parkir bus.

Alexis Sanchez, Pedro, maupun Neymar bermain apik untuk membongkar pertahanan lawan dari sisi sayap dan sering mendapatkan ruang tembak saat menusuk dari sayap. Berkurangnya ketergantungan terhadap Messi untuk mendobrak dari tengah lebih terasa dampaknya saat musim ini pemain Argentina tersebut harus absen cukup lama akibat cedera.
6 dari 8 halaman

Sikap Menghadapi Pers

Sikap Menghadapi Pers

Vilanova yang lama berkarir sebagai asisten lebih fokus pada pekerjaannya di belakang layar. Selain kalem saat mendampingi timnya, ia juga jarang berbicara langsung kepada media dan sebisa mungkin menghindari sorotan di luar lapangan.

Martino memang sosok yang relatif pendiam, namun ia tak takut untuk bersikap vokal jika memang saatnya tepat. Ia kadang tampil berapi-api saat berada di pinggir lapangan dan kadang mengeluarkan pernyataan yang bisa memicu kontroversi terhadap klub rival.
7 dari 8 halaman

Kebijakan Rotasi

Kebijakan Rotasi

Perbedaan terbesar kedua pelatih ada di sistem rotasi. Vilanova memiliki kepercayaan penuh terhadap starting eleven terkuatnya dan jarang melakukan pergantian lineup. Sisi positifnya adalah kerjasama antar pemain inti cukup solid dan saling pengertian terjalin kuat. Sisi jeleknya, masalah kelelahan akan mengintai pemain yang jarang diganti dan juga para pemain cadangan tak mendapatkan cukup kesempatan turun di lapangan.

Di sisi lain, Martino melakukan kebijakan rotasi dengan sangat frontal. Ia tak ragu untuk mencadangkan Iniesta, Xavi, Neymar, dan bahkan Messi. Semua pemain setara di matanya dan tak ada yang statusnya tak tergantikan dalam tim. Meskipun bisa menghemat tenaga tim agar tidak habis sebelum musim berakhir, namun rotasi ini rawan membuat para pemain yang sebelumnya tak tergantikan menjadi kecewa karena kerap kali duduk di bangku cadangan.
8 dari 8 halaman

Komparasi Performa

Komparasi Performa

Berikut Bolanet bandingkan performa Tata musim ini dengan jumlah pertandingan yang sama dengan Tito musim lalu

La Liga (hingga pekan ke 13)

(Vilanova - Martino)
Peringkat: 1 - 1
Menang: 12 - 12
Seri: 1 - 1
Kalah: 0 - 0
Jumlah gol: 43 - 38
Kebobolan: 15 - 8
Selisih gol: 28 - 30

Liga Champions (hingga gameweek 4)

(Vilanova - Martino)
Peringkat: 1 - 1
Menang: 3 - 3
Seri: 0 - 1
Kalah: 1 - 0
Jumlah gol: 8 - 9
Kebobolan : 5 - 2