Lima Momen Terbaik Guus Hiddink

Lima Momen Terbaik Guus Hiddink
Guus Hiddink (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Guus Hiddink baru saja ditunjuk menjadi manajer interim . Pria asal Belanda ini dipercaya menggantikan Jose Mourinho sampai akhir musim saja.

Ini merupakan untuk kali kedua Hiddink bekerja di Stamford Bridge dan tugasnya kali ini sangatlah tidak mudah. Hiddink dituntut membenahi performa The Blues yang sedang terpuruk di peringkat 15 klasemen Premier League.

Hiddink sendiri sejatinya bukanlah manajer sembarangan. Ia sudah malang melintang bersama sejumlah klub top Eropa dan juga tim nasional. Dan tidak sedikit pula tim yang dibawanya menuju kesuksesan.

Berikut ini lima momen terbaik Guus Hiddink dalam karir keperlatihannya.

1 dari 5 halaman

PSV Eindhoven (1987/88)

PSV Eindhoven (1987/88)

Karir kepelatihan Hiddink bermula dari asisten pelatih. Ia naik pangkat menjadi pelatih kepala PSV Eindhoven pada bulan Maret 1987.

Di musim berikutnya, meski sudah ditinggal sang bintang Ruud Gullit ke AC Milan, Hiddink mampu mengantarkan PSV memenangkan treble winners dengan pemain-pemain seperti Hans van Breukelen, Ronald Koeman, Søren Lerby, Wim Kieft, Erik Gerets dan Gerald Vanenburg. Klub papan atas Belanda itu meraih Piala Eropa setelah mengalahkan Benfica di partai final yang diselenggarakan di Stuttgart.

"Kami tentu saja bukan favorit. Kami tim yang tidak terkenal dengan banyak pemain muda. Suasana tim sangat baik. Semua bekerja sama dengan baik dan itu yang menuntun menuju kemenangan di Piala Eropa. "
2 dari 5 halaman

Timnas Belanda (1998)

Timnas Belanda (1998)

Setelah menangani Fenerbahce dan Valencia, Hiddink diangkat menjadi pelatih Belanda pada Januari 1995. Ia mampu mengantarkan Oranje sampai ke babak perempat final di Euro 1996.

Hiddink selanjutnya berhasil membawa Belanda menjadi peringkat keempat pada ajang Piala Dunia 1998. Belanda mengalahkan Argentina di babak perempat final tapi tersingkir di semifinal di mana saat itu mereka kalah adu penalti dengan Brasil. Pada perebutan tempat ketiga Denis Bergkamp dkk menyerah dari Kroasia.

"Kami hampir lolos ke final, ini sangat disayangkan. Kami memainkan pertandingan kami sendiri. Semuanya memainkan turnamen yang bagus. Kami meninggalkan kesan yang sangat bagus di seluruh dunia."
3 dari 5 halaman

Timnas Korea Selatan (2002)

Timnas Korea Selatan (2002)

Setelah merebut Piala Interkontinental bersama Real Madrid pada tahun 1998, Hiddink ditunjuk untuk menangani tuan rumah Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Mereka sebelumnya selalu gugur di babak penyisihan grup dari empat turnamen terakhir tanpa meraih kemenangan, namun pelatih asal Belanda ini mampu melakukan keajaiban kecil.

Di sini ia berhasil membawa Tim Negeri Ginseng itu tampil di semifinal Piala Dunia 2002 sebelum akhirnya tersingkir di semifinal oleh Jerman. Hiddink kemudian mendapat status legenda di Korea Selatan. Stadion Piala Dunia Gwangju bahkan diganti dengan namanya usai turnamen dan Hiddink dianugerahi kewarganegaraan kehormatan Korea Selatan.

"Saya seorang warga negara internasional. Ini adalah kehormatan besar. Saya sangat menghormati orang-orang Korea dan semua yang telah dilakukan tim di Piala Dunia ini memiliki dampak besar pada negara."
4 dari 5 halaman

PSV Eindhoven (2004/05)

PSV Eindhoven (2004/05)

Setelah meninggalkan Korea Selatan, Hiddink kembali ke PSV di tahun 2002. Klub ini dibawanya kembali meraih sukses dengan mengoleksi tiga gelar domestik dan bahkan di musim 2004/05, mereka hampir mengulangi kesuksesan 17 tahun lalu.

PSV sudah memenangkan double winners dan melangkah ke semifinal Liga Champions. Sayangnya mereka disingkirkan AC Milan yang kala keluar itu sebagai runner up setelah kalah di partai final dari Liverpool.
5 dari 5 halaman

Chelsea (2009)

Chelsea (2009)

Guus Hiddink datang ke Stamdord Bridge pada tahun 2009 dengan status sebagai pelatih pinjaman dari timnas Rusia. Ia menjadi manajer interim Chelsea untuk menggantikan Luiz Felipe Scolari yang dipecat.

Selama menangani Chelsea, Hiddink hanya kalah sekali saat melawan Tottenham di Premier League dan tersingkir di semifinal Liga Champions melawan Barcelona. Karir Hiddink di Chelsea tidak buruk setelah mengakhiri musim dengan satu trofi Piala FA.

"Menang di Mekah-nya sepak bola (Wembley), gelar Piala FA sangat luar biasa."