Lima Kunci Sukses Indonesia Melaju ke Final Piala AFF 2016

Lima Kunci Sukses Indonesia Melaju ke Final Piala AFF 2016
Timnas Indonesia (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Perjuangan berat harus dilakoni oleh tim nasional untuk bisa melangkah ke babak final Piala AFF 2016. Melalui pertarungan sengit hingga 120 menit, Indonesia mampu menyingkirkan Vietnam di babak semifinal.

Indonesia lolos setelah unggul agregat dengan skor 4-3 atas Vietnam.

Agregat tersebut dihitung dari kemenangan 2-1 pada laga leg pertama di Stadion Pakansari (3/12) dan hasil imbang 2-2 di Stadion My Dinh (7/12) di leg kedua. Pada laga kedua, pertandingan berjalan dengan sengit.

Di laga leg kedua, pelatih Alfred Riedl melakukan beberapa perubahan taktik yang membuat Indonesia menjadi lebih kuat, terutama saat bertahan. Hal ini yang membuat Indonesia mampu menahan imbang Vietnam yang terus menyerang sepanjang laga.

Apa saja perubahan taktik yang dilakukan Riedl untuk meredam permainan Vietnam? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

1 dari 5 halaman

Duet Fachruddin dan Hansamu

Duet Fachruddin dan Hansamu

Duet Fachruddin dan Hansamu

Hansamu Yama Pranata tampil bagus pada laga leg pertama di Stadion Pakansari pada pekan lalu. Ia tampil sangat solid di lini pertahanan. Jangan lupakan pula satu golnya.

Salah satu karakter Hansamu adalah kemampuannya duel udara yang baik. Ini sangat cocok untuk melawan Vietnam yang sangat mengandalkan serangan dari sisi sayap dengan melakukan crossing.

Selain itu, Hamsamu juga sangat lugas saat harus menyapu bola dalam kondisi berbahaya. Ia tak pernah mengambil resiko dengan menahan bola, tapi lebih senang membuangnya. Hal ini yang membedakan ia dengan Yanto Basna.

Hamsamu diduetkan dengan Fachruddin Aryanto yang gaya bermainnya lebih tenang.

Fachruddin juga bertindak sebagai pemimpin di lini belakang dan mengkordinasi para pemain lain saat dalam kondisi terserang.

Pemain belakang asal klub Sriwijaya FC ini dalam kondisi fisik yang baik karena absen pada laga leg pertama. Hal ini yang membuat kondisi fisiknya terus terjaga selama 120 menit.

Dikutip dari Labbola, Fachruddin total melakukan tujuh intersep, 17 sapuan bola, enam kali memenangkan duel dan sekali blok tendangan lawan.
2 dari 5 halaman

Manahati Adalah Kunci

Manahati Adalah Kunci

Manahati Adalah Kunci

Perubahan paling besar yang dilakukan Alfred Riedl adalah memainkan Manahati Lestusen di lini tengah. Berbeda dengan posisi yang ditempati oleh Manahati pada laga sebelumnya yakni di bek tengah.

Manahati memang sudah tidak asing dengan posisi gelandang bertahan. Bahkan, Riedl sudah memainkan pemain 22 tahun ini sebagai gelandang pada Piala AFF 2014 yang lalu.

Di posisi ini, Manahati tampil sangat baik. Ia mampu mematikan pergerakan Nguyen Van Quyet dari lini serang Vietnam. Penjagaan yang ketat dari Manahati membuat Van Quyet tak banyak mendapatkan ruang.

Selain itu, Manahati juga menjadi pemain kunci karena mencetak gol pada menit ke-97.

Gol dari pemain yang membela klub PS TNI ini yang kemudian membuat harapan Vietnam buyar dan harus menangis di markas mereka sendiri.
3 dari 5 halaman

Kebebasan Untuk Stefano 'Bachdim' Lilipaly

Kebebasan Untuk Stefano 'Bachdim' Lilipaly

Kebebasan Untuk Stefano 'Bachdim' Lilipaly

Alfred Riedl memainkan taktik defensif pada laga leg kedua ini. Sebagai konsekuensinya, serangan Indonesia hanya mengandalkan serangan balik saya. Itu pun lewat tiga atau empat pemain.

Untuk lini serang, yang paling menarik adalah peran dari Stefano Lilipaly.

Pemain berusia 26 tahun ini mendapatkan kebebasan di atas lapangan, sama seperti Boaz Solossa.

Bedanya, jika Boaz hanya dibebankan untuk menyerang maka Lilipaly dibebaskan bergerak dari sisi lapangan sebelah mana saja. Hal ini nampak dari gol yang dicetaknya pada menit ke-54.

Lilipaly bisa berada di kotak penalti dalam sebuah serangan yang dibangun sendirian oleh Boaz. Gelandang asal SC Telstar tiba-tiba saja berada di kotak penalti. Persis yang ia lakukan pada leg perdana.

Jika dibandingkan, peran Lilipaly ini hampir dengan yang biasanya diperankan oleh Irfan Bachdim.
4 dari 5 halaman

Pergatian Pemain Riedl Yang Jitu

Pergatian Pemain Riedl Yang Jitu

Pergatian Pemain Riedl Yang Jitu

Alfred Riedl selama ini memang dikenal sangat berhati-hati dalam memainkan setiap pemain, termasuk dalam melakukan pergantian. Terbukti dari masih banyaknya pemain yang belum mendapatkan kesempatan tampil di Piala AFF 2016 ini.

Pada laga melawan Vietnam, Riedl melakukan tiga pergantian pemain, berikut detailnya:
  • Menit ke-72: Boaz Solossa - Ferdinand Sinaga
  • Menit ke-85: Sefano Lilipaly - Zulham Zahmrun
  • Menit ke-88: Andik Vermansah - Dedi Kusnandar

Keputusan Riedl menarik keluar Boaz mungkin sempat mengundang tanya karena sang kapten tampil bagus. Namun, perlu diingat bahwa Boaz tidak dalam kondisi sepenuhnya bugar.

Pemilihan Ferdinand Sinaga terbukti ampuh. Top Skor Asian Games 2014 ini menjadi momok bagi lini bertahan Vietnam. Aksi terbaiknya adalah saat akselerasinya harus dihentikan paksa oleh kiper Vietnam yang kemudian berujung penalti.

Sementara itu, masuknya Dedi Kusnandar membuat lini tengah Indonesia mampu mengimbangi penguasaan bola Vietnam. Masuknya eks pemain Persib ini membuat tempo permainan bisa lebih terkendali. Terutama usai Indonesia menyamakan kedudukan.
5 dari 5 halaman

Pergantian Taktik Jadi 4-2-3-1

Pergantian Taktik Jadi 4-2-3-1

Pergantian Taktik Jadi 4-2-3-1

Sejak melatih Indonesia pada tahun 2010 yang lalu. Alfred Riedl masih mempertahankan taktik klasik andalannya yakni 4-4-2 yang hanya mengalami modifikasi minimalis menjadi 4-4-1-1.

Namun, pada laga ini Riedl melakukan pergantian taktik menjadi 4-2-3-1. Cukup krusial menilik pentingnya laga ini. Namun, terbukti ampuh dan penuh perhitungan.

Dua gelandang jangkar pada posisi ini menjadi kunci. Mereka adalah Manahati Lestusen dan Bayu Pradana. Kedua pemain ini sebagai mana diketahui kuat dalam pertahanan dan cocok dengan pola bertahan yang diterapkan Riedl.

Tiga pemain di posisi gelandang serang mendapatkan peran yang berbeda. Rizky Pora jarang sekali menyerang. Ia nampak lebih sering bertahan, terutama 90 menit laga berjalan. Ia baru banyak menyerang pada masa tambahan waktu.

Sementara itu, dengan hanya mengandalkan serangan balik. Riedl yang ingin tiga pemain yang melakukan serangan. Selain Boaz yang menjadi penyerang tunggal, Riedl hanya menugaskan Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly untuk menyerang.

Taktik ini nampaknya layak dipertimbangkan oleh Riedl untuk laga final nanti.