Lima Hal Menarik Dari Laga Argentina vs Bolivia

Bola.net - - Oleh: Zulfikar Aleksandri
Tak percuma presiden Evo Morales datang ke Estadio Ciudad de La Plata. Bolivia sukses menahan imbang tuan rumah sekaligus favorit juara Copa America 2011, Argentina. Berikut lima hal menarik laga pembuka Copa America 2011 antara Argentina vs Bolivia. AGUERO vs MESSI Sergio Aguero mengikuti jejak Diego Maradona yang mencetak gol pada laga pembuka Copa America (1987). Yang unik, hasil pertandingannya pun identik, 1-1. Maradona ditahan Peru, sementara Kun Aguero nyaris dipermalukan Bolivia. Lionel Messi gagal mencetak gol ke gawang Bolivia meski pada hari yang sama, enam tahun lalu, Messi mencetak dua gol kemenangan Argentina dari titik putih ke gawang Nigeria sekaligus membawa Albiceleste juara Piala Dunia U-20. Javier Zanetti (37 tahun) adalah pemain non kiper tertua di Copa America 2011. Sedangkan pemain tertua adalah kiper Ekuador, Marcelo Elizaga (39 tahun). Namun rekor Zanetti dibarengi hasil negatif Argentina. Setelah kalah di final 2007 dari Brasil, kegagalan mengalahkan Bolivia membuat Argentina mencatat hasil terburuk dua pertandingan berturut-turut di Copa America dalam 14 tahun terakhir. TETAP SUPERIOR Tim tuan rumah empat kali bertanding lawan Bolivia dalam lima edisi Copa America terakhir. Sejak kalah dari Brasil di final tahun 1997, Bolivia tak pernah menang dalam 14 laga Copa America. Hasil imbang di La Plata juga meneruskan "tradisi" Bolivia yang belum pernah menang setiap Copa America digelar di Argentina. Bolivia juga belum pernah mengalahkan Argentina di luar La Paz, dengan rekor 19 kali kalah dan hanya dua kali seri, termasuk di laga pembuka Copa America 2011. Bolivia sendiri pernah dua kali mengalahkan Argentina di ajang Copa America, yakni tahun 1963 (3-2) dan 1979 (2-1), dua-duanya bermain di ketinggian Bolivia. HARAPAN TANGO Laga perdana tak pernah mudah. Kalimat yang mulai diyakini kebenarannya oleh Sergio Batista. Tapi meski gagal menang di laga perdana, Argentina tetap menjadi tim dengan rasio kemenangan tertinggi di Copa America sejak tahun 2000, yakni 75%. Kolombia di urutan dua (67%) yang diikuti Brasil dan Meksiko (56%). "Kami selalu dalam tekanan untuk menang, tak peduli di mana pun kami bermain," kata Messi sehari sebelum laga perdana, dan akhirnya terbukti. Argentina masih punya harapan. Mereka enam kali juara dalam delapan kesempatan menjadi tuan rumah. Dalam 42 edisi Copa America sebelumnya, 20 final dimenangkan tim tuan rumah. PELUANG URUGUAY Setelah Argentina gagal di laga perdana, banyak yang mengunggulkan Brasil. Namun Uruguay pantas diperhitungkan karena menjadi satu-satunya tim yang pernah dua kali juara Copa America di Argentina, yakni tahun 1916 (edisi pertama) dan 1987. Dengan statistik di atas, mampukah Argentina menutup aib di laga perdana? Atau justru Uruguay dan Brasil yang mencatat hattrick mereka di negeri Evita Peron tahun ini?