Lima Fakta Unik di Semifinal Piala Jenderal Sudirman

Lima Fakta Unik di Semifinal Piala Jenderal Sudirman
piala jenderal sudirman (c) Antok

Bola.net - Bola.net - Babak semifinal Piala Jenderal Sudirman baru saja pungkas. Dari empat kontestan, terpilih Mitra Kukar dan Semen Padang untuk maju ke partai final yang akan berlangsung di Gelora Bung Karno (24/1), Jakarta.

Pada fase empat besar ini, kedua kubu sukses menyingkirkan lawan masing-masing. Mitra Kukar menyisihkan Arema Cronus, sementara Semen Padang menyisihkan Pusamania Borneo FC.

Secara umum, babak semifinal ini terselenggara dengan cukup meriah. Suporter keempat tim yang berlaga menyambut dengan sangat antusias. Stadion tempat pertandingan dihelat penuh sesak oleh pendukung tim tuan rumah maupun tim tamu.

Selain hal tersebut, laga semifinal juga mengguratkan beberapa catatan unik. Berikut akan sampaikan beberapa fakta unik yang terjadi di babak semifinal Piala Jenderal Sudirman. Apa saja fakta tersebut?

Simak selengkapnya.

1 dari 6 halaman

Jalur Identik

Jalur Identik

1. Jalur Identik, Penalti Sebagai Penentu

Seperti yang sudah disebutkan pada prolog, babak semifinal ini memunculkan Mitra Kukar dan Semen Padang sebagai kontestan yang lolos ke final. Masing-masing mereka menyisihkan Arema Cronus dan Pusamania Borneo FC.

Uniknya, kedua kubu lolos ke final dengan cara yang sama, menang lewat drama adu penalti.

Mitra Kukar harus meladeni Arema Cronus hingga babak adu penalti setelah bermain imbang 3-3 secara agregat. Pada leg pertama mereka menang 2-1, sementara pada leg kedua mereka kalah dengan skor yang sama.

Hal sama juga terjadi bagi kemenangan Semen Padang. Tertinggal agregat gol 2-0, Kabau Sirah sukses menyamakan kedudukan setelah menang dengan skor yang sama di Stadion Haji Agus Salim. Tim Racikan Nilmaizar melangkah ke final lewat adu penalti.
2 dari 6 halaman

Banjir Kartu

Banjir Kartu

2. Banjir Kartu, Enam Katu Merah

Tak hanya ketat dalam kejar mengejar agregat gol, pertandingan di babak semifinal, terutama semifinal kedua, juga diwarnai dengan pertandingan dengan tensi yang sangat tinggi.

Tercatat, pada pertandingan kedua, wasit mengeluarkan enam kartu merah. Uniknya, masing-masing pertandingan terdapat tiga kartu merah.

Mulai dari laga di Stadion Agus Salim. Belum genap sepuluh menit laga berjalan, wasit Iwan Sukoco sudah mengacungkan dua kartu merah bagi Semen Padang dan PBFC. Masing-masing untuk Satrio Syam dan Arpani. Sementara, di penghujung laga Hendra Bayauw menjadi orang ketiga yang mendapat kartu merah, akumulasi kartu kuning.

Beralih ke Kanjuruhan. Pada menit ke-22 wasit Dodi Setya Permana, sudah mengusir Toni Mossi dan Abdul Gamal dengan kartu merah. Sementara Bayu Pradana harus terusir dari lapangan karena mendapat akumulasi kartu kuning pada babak kedua.
3 dari 6 halaman

Spesialis Semifinal

Spesialis Semifinal

3. Arema Cronus Spesialis Semifinal

Tersingkirnya Arema Cronus dari babak semifinal Piala Jenderal Sudirman membuat mereka dilabeli julukan baru, tim spesialis semifinal. Bagaimana ceritanya?

Ya, hal tersebut tersebut terjadi karena pada perhelatan sebelumnya, Piala Presiden, skuat asuhan Joko Susilo juga hanya mampu melaju hingga babak semifinal. Saat itu, perlawanan Arema Cronus dihentikan oleh Sriwijaya FC.

Bedanya, pada Piala Presiden, Arema Cronus sedikit terhibur dengan adanya predikat juara ketiga. Sementara pada Piala Jenderal Sudirman ini perebutan tempat ketiga dipastikan tidak dihelat.
4 dari 6 halaman

Faktor Kiper

Faktor Kiper

4. Faktor Kiper, Magis Shahar dan Jandia

Tak bisa dipungkiri bahwa penjaga gawang memiliki peran yang sangat penting pada babak semifinal. Terlebih, kedua pertandingan harus diselesaikan dengan skema adu penalti.

Dalam kondisi seperti ini, sosok Jandia Eka Putra dan Shahar Ginanjar boleh dibilang menjadi pahlawan. Jandia untuk Semen Padang dan Shahar bagi Mitra Kukar.

Pada drama adu penalti, kedua kiper masing-masing sukses mematahkan dua eksekutor lawan. Jandia sukses menepis sepakan Ponaryo Astaman dan Jajang Mulyana, sementara Shahar menghalau sepakan Hendro Siswanto dan Cristian Gonzales.
5 dari 6 halaman

Grup Bali

Grup Bali

5. Dua Finalis dari Grup Bali

Untuk fakta uniknya selanjutnya, Bolaneters harus kembali melayangkan ingatan hingga fase penyisihan grup masih berlangsung pada tahun 2015 silam, tepatnya pada pertandingan yang berlangsung di Grup B, yang dihelat di Bali.

Tepat! dua kontestan yang lolos ke fase final Piala Jenderal Sudirman merupakan kontestan yang berasal dari Grup Bali. Saat itu, Mitra Kukar menang atas Semen Padang di babak adu penalti.

Tak hanya disitu saja, kedua tim seolah memang berjodoh. Keduanya juga berada di grup yang sama di babak delapan besar. Mitra Kukar dan Semen Padang berjumpa di Grup Solo. Pertandingan kedua tim pada fase ini dimenangkan Semen Padang dengan skor 2-1.
6 dari 6 halaman

Ekstra

Ekstra

Kemunduran Kas Hartadi

Merasa bertanggung jawab atas kegagalan Pusamania Borneo FC melaju ke babak final Piala Jenderal Sudirman, Kas Hartadi langsung menyatakan mundur dari jabatan pelatih kepala.

Padahal, jabatan tersebut belum lama dipegang oleh eks pelatih Sriwijaya FC ini. Ia didaulat sebagai pelatih PBFC untuk pada awal turnamen untuk menggantikan Iwan Setiawan yang mundur.

Selain gagal mengantar Hamka Hamzah dkk ke final, Kas juga mundur karena alasan kesehatan. Ia memang sempat beberapa hari dirawat di rumah sakit jelang laga semifinal bergulir.