Lima Alasan Portugal Bisa Juara Euro 2016

Lima Alasan Portugal Bisa Juara Euro 2016
Portugal, juara Grup I kualifikasi EURO 2016 (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Portugal akan jadi penghalang terakhir Prancis dalam mewujudkan impian sang tuan rumah menjadi juara Euro 2016 di tanah mereka sendiri. Kedua negara akan coba saling mengalahkan, dalam final yang bakal digelar di Stade de France, Senin (11/7) dini hari nanti.

Di atas kertas, Prancis jelas akan lebih banyak diunggulkan. Dukungan penuh suporter tuan rumah dan juga suntikan moral berharga usai menyingkirkan juara dunia, Jerman, di empat besar akan jadi modal berharga bagi skuat Didier Deschamps untuk meraih kemenangan.

Ditambah lagi, Portugal sejatinya juga bukan tim yang menunjukkan permainan memikat di sepanjang turnamen. Mereka tak pernah sekalipun meraih kemenangan di fase grup kala melawan Islandia, Hungaria, dan . Mereka juga harus bergantung pada babak tambahan dan adu penalti sebelum akhirnya menang atas Kroasia dan Polandia di 16 besar dan perempat final.

Lantas, apakah itu berarti Selecao tak punya kans untuk keluar sebagai juara di final nanti? Berikut Bola.net sajikan lima alasan mengapa tim besutan Fernando Santos bisa keluar sebagai juara Euro 2016..

1 dari 5 halaman

Dendam Masa Lalu

Dendam Masa Lalu

Dua belas tahun silam, Portugal mengalami nasib yang sama seperti Prancis. Berstatus sebagai tuan rumah Euro 2004, mereka mampu melenggang hingga partai puncak untuk bertemu dengan Yunani, tim yang sempat mengalahkan mereka di laga pembuka.

Secara materi, Portugal yang kala itu masih punya Rui Costa dan Luis Figo, serta Cristiano Ronaldo muda, amat diunggulkan. Namun apa daya, Negeri Para Dewa akhirnya meneruskan kejutan mereka dengan sukses menjungkalkan tuan rumah untuk merebut trofi juara.

Pengalaman berharga ini bisa menjadi motivasi yang luar biasa bagi Portugal untuk mencuri kemenangan atas Prancis nanti. Bahkan mereka bisa belajar dari Yunani mengenai bagaimana caranya membalikkan situasi kurang menguntungkan, menjadi keunggulan demi meraih sukses.
2 dari 5 halaman

Berstatus Non-Unggulan

Berstatus Non-Unggulan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Portugal akan bermain di final nanti dengan status non-unggulan, sama seperti Yunani ketika mereka menghadapi Selecao 12 tahun lalu.

Namun pada akhirnya semua sama-sama tahu bahwa justru Yunani-lah yang akhirnya merebut supremasi tertinggi di kancah sepakbola antarnegara Eropa dan bukan tidak mungkin Portugal bisa melakukan hal serupa.

Status underdog akan membuat tim asuhan Fernando Santos bisa bekerja dengan lebih tenang, di luar sorotan dan tekanan berlebihan dari media. Apalagi kritik sebenarnya juga bukan barang baru untuk Ronaldo dkk, setelah mereka sebelumnya menunjukkan penampilan kurang impresif di sepanjang fase grup.

Namun mereka membuktikan bahwa tekanan eksternal tak bisa mempengaruhi spirit tim. Meski dengan permainan yang jauh dari kata indah, Portugal satu-persatu melibas lawan-lawan yang diprediksi bakal menyulitkan mereka, atau bahkan bisa keluar sebagai juara, seperti Kroasia, Polandia, dan Wales.

Di partai final nanti Portugal bisa membuktikan sekali lagi bahwa status underdog tidak akan mempengaruhi performa mereka di atas lapangan dan ini bisa menjadi sinyal bahaya untuk Prancis.
3 dari 5 halaman

Bukan Hanya Ronaldo

Bukan Hanya Ronaldo

Sedari awal turnamen dimulai, seluruh penggemar sepakbola dunia dan juga para pengamat tidak sabat menantikan bagaimana Cristiano Ronaldo akan membawa Portugal meraih kemenangan demi kemenangan di atas lapangan.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Di dua laga awal Ronaldo tampil melempem, sebelum akhirnya mencetak dua gol dan satu assist kala tim bermain imbang 3-3 melawan Hungaria, yang memastikan tim lolos ke 16 besar sebagai peringkat tiga terbaik. CR7 kemudian kembali gagal bersinar di duel melawan Kroasia dan Polandia, sebelum akhirnya memainkan peran vital saat tim melewati Wales di semifinal.

Meski demikian, naik turunnya performa Ronaldo justru memberikan keuntungan pada Portugal. Mereka tak lagi hanya jadi tim yang bergantung pada seorang pemain. Skuat mereka kini punya beberapa nama yang juga bisa jadi pembeda permainan, seperti Nani dan Ricardo Quaresma. Jangan lupakan pula pemain muda Renato Sanches, yang menunjukkan aksi gemilang saat tim melibas Polandia di babak perempat final.
4 dari 5 halaman

Kesempatan Terakhir

Kesempatan Terakhir

Final Euro 2016 akan menjadi kesempatan terakhir bagi beberapa pemain senior di timnas Portugal untuk meraih prestasi terbaik di turnamen antarnegara Eropa.

Cristiano Ronaldo mungkin masih bisa bermain di Euro 2020, jika memang klaimnya 'bermain hingga usia 40 tahun' terbukti benar. Namun hal serupa mungkin tak bisa dilakoni oleh nama-nama veteran seperti Nani dan Ricardo Quaresma, yang agaknya bisa jadi merasa amat beruntung bisa menemukan kembali seberkas sinar terang dalam karir mereka, setelah sebelumnya dicap sudah habis dan tak bisa lagi tampil di level tertinggi.

Duel melawan Prancis akan jadi kesempatan terakhir bagi mereka untuk mencatatkan nama dalam buku sejarah sepakbola Portugal dengan tinta emas, sekaligus motivasi yang luar biasa untuk meraih kemenangan atas sang tuan rumah.
5 dari 5 halaman

Waktu Recovery

Waktu Recovery

Portugal akan berada dalam kondisi yang lebih bugar timbang Prancis, yang bermain di laga semifinal melawan Jerman. Hal ini membuat Cristiano Ronaldo dkk memiliki waktu istirahat lebih banyak ketimbang tim tuan rumah.

Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa satu hari tidak akan membuat banyak perbedaan, namun hal sebaliknya justru sering kita lihat di kompetisi top Eropa, seperti Premier League. Tim-tim yang bermain di Europa League akan cenderung menurunkan tim yang lebih lemah di liga domestik di akhir pekan, demi meraih hasil bagus di pertandingan berikutnya.

Tak jarang kondisi kebugaran tim akan berpotensi memancing terjadinya kejutan dalam permainan. Portugal sangat punya kemungkinan untuk melakukannya di pertandngan final nanti.