Bola.net - - Oleh: Zulfikar Aleksandri
"Setelah sembilan pertandingan, kami sekarang menjadi tim pertama yang paling ingin dikalahkan," kata gelandang Levante, Ruben Suarez.
Terbang tinggi: Levante, tim kejutan di awal kompetisi La Liga musim ini
Ruben Suarez? Ya. Anda tak salah baca. Kalimat tersebut bukan keluar dari mulut Jose Mourinho, Cristiano Ronaldo, Pep Guardiola, atau Leo Messi. Tapi dari seorang sriker tak terkenal dari tim "kandidat degradasi", Levante.
Hingga jornada kesembilan, Levante nangkring di puncak klasemen La Liga dengan rekor tak pernah kalah. Skuad yang dilatih Juan Ignacio Martinez ini unggul satu poin dari Real Madrid dan dua poin dari juara bertahan, Barcelona.
Perlu dicatat pula satu-satunya kekalahan Real Madrid awal musim ini dialami dari Levante, 19 September lalu di Estadio Ciudad de Valencia.
Tak hanya kemenangan atas Real Madrid, salah satu hasil fantastis Levante lainnya adalah ketika menang 3-0 di El Madrigal. Meski Villarreal musim ini tengah terpuruk, tiga gol tanpa balas atas semifinalis Liga Europa musim lalu dan wakil Spanyol di Liga Champions musim ini tetap menjadi kredit bagi Levante.
Xavi Torres berduel dengan Fabio Coentrao saat Levante menjadi tim pertama yang menggebuk Real Madrid di La Liga musim ini
Apa keistimewaan Levante? Kekompakan dan kecerdikan pelatih Ignacio Martinez memotivasi pemain-pemain non bintang yang rata-rata merupakan pemain "buangan" dari tim-tim yang lebih mapan.
Kiper Gustavo Munua hampir sepanjang karirnya dihabiskan sebagai kiper cadangan di Deportivo La Coruna. Di timnas Uruguay pun karirnya sudah "habis" bila melihat performa impresif kiper muda Fernando Muslera.
Di lini belakang, Levante mengandalkan pemain veteran Javi Venta, Juanfran, dan Sergio Ballesteros. Ketiganya sudah memasuki periode akhir karir karena sudah berusia 35 tahun ke atas. Mantan bek Chelsea, Asier Del Horno juga menghuni skuad Levante, tapi ia jarang masuk starting lineup.
Di posisi gelandang, Levante mengandalkan Francisco Farinos, 33 tahun. Tentu anda masih ingat nama pemain ini. Mantan pemain Valencia yang juga pernah bermain di Inter Milan. Salah satu gelandang potensial Spanyol di eranya. Pemain yang membawa Valencia ke final Liga Champions dan juara Copa Del Rey serta Piala Super Spanyol.
Jose Ignacio Martinez, sukses memotivasi dan memadukan pemain-pemain tua yang hampir habis dengan pemain muda potensial di Levante
Top skor Levante hingga pekan kesembilan, Juanlu, 31 tahun, berposisi sebagai gelandang serang. Kelasnya tentu jauh bila dibandingkan dengan Xavi atau Andres Iniesta.
Xavi Torres, gelandang enerjik Levante lainnya, "cuma" berstatus pemain buangan dari Malaga. Ia dipinjamkan Manuel Pellegrini karena kalah bersaing dengan nama-nama beken yang didatangkan konsorsium Qatar awal musim ini, seperti Joaquin, Jeremy Toulalan, dan Santi Cazorla.
Justru Malaga yang berambisi menjadi Manchester City-nya Spanyol dibekap tiga gol tanpa balas oleh Levante, 16 Oktober lalu.
Striker Arouna Kone juga berstatus pinjaman, dari Sevilla. Pemain asal Pantai Gading itu memilih Levante daripada harus bermain di tim Sevilla B karena kalah bersaing dengan Freddie Kanoute dan striker timnas Spanyol, Alvaro Negredo.
Estadio Ciutat de Valencia, tak kalah angker dengan Mestalla dan kini menjadi simbol kesuksesan Levante di wilayah Valencia (foto bawah)
Rabu (26/10) kemarin Levante menang dramatis atas Real Sociedad. Kemenangan yang membuat Levante mengkudeta posisi Barca di puncak klasemen. Kemenangan yang disebut Juanlu sebagai "tiga poin atas rival sebenarnya". Rival yang biasanya mengincar poin demi lolos degradasi.
Seperti kata Ruben Suarez, kini semua tim berambisi menjadi tim pertama yang mengalahkan Levante, ketika peluang mengalahkan Real Madrid atau Barca sangat sulit.
Dua jornada berikutnya Levante akan memainkan laga derby lawan Valencia. Tim sekota yang lebih dulu lebih "mapan" di La Liga. Bermain di kandang sendiri, inilah saat yang tepat bagi Levante untuk membuktikan "kelelawar" mana yang mampu terbang lebih tinggi musim ini.
Tiga jornada setelah derby, Levante mengunjungi Nou Camp. Bisa jadi saat itu status Levante sudah bukan lagi tim tak terkalahkan. Tapi selalu ada peluang bagi Levante untuk mengulang prestasi Hercules musim lalu.
Absennya Levante dari kompetisi Eropa menjadi salah satu faktor menguntungkan bagi Los Granotes. Namun Levante butuh satu pemain yang menjadi protagonista seperti yang selalu dimiliki tim-tim kuda hitam yang selama ini mendobrak di antara hegemoni Old Firm-nya Spanyol, Barca dan Real Madrid.
"Kami hanya memikirkan untuk tetap bertahan di liga, itu selalu menjadi target kami," kata Juanlu pada Marca. "Bila pada bulan Maret nanti kami sudah pasti aman dari degradasi, mungkin kami akan berpikir tentang Eropa, tapi itu bukan liga kami,"
Levante, mampukah mengikuti jejak sukses Alaves di liga domestik dan Eropa (kelak)?
Satu dekade lalu Valencia punya Gaizka Mendieta, Daportivo La Coruna punya Diego Tristan, hingga Espanyol punya Raul Tamudo. Tugas Igancio Martinez sekarang untuk menemukan pemain yang bisa menjadi pembeda di Levante.
Banyak pihak menyangsikan konsistensi Levante, sebagaimana tim-tim medioker yang mengejutkan di awal kompetisi, namun terjun bebas memasuki fase krusial musim dingin dan paruh kedua kompetisi. Juara liga seperti Super Depor dan Valencia? Peluang selalu ada. Namun target kompetisi Eropa terasa lebih realistis bagi Levante, meski Juanlu dkk tetap merendah dan mengatakan bahwa target timnya saat ini masih sama dengan di awal kompetisi, yakni menghindari degradasi.
Andai Levante lolos ke Eropa, bukan tak mungkin Levante akan mengulang prestasi Alaves, saat Ivan Alonso dan Javi Moreno membawa Alaves ke final Piala UEFA, sebelum kalah dramatis 5-4 dari Liverpool pada salah satu final terbaik UEFA.
Bila Valencia, Deportivo La Coruna, bahkan Espanyol dan Alaves bisa, kenapa Levante tidak? Sudah lama Spanyol tak memiliki tim pendobrak kekuatan tradisional duo Clasico dan tim-tim kuda hitam seperti Valencia, Atletico, Sevilla, dan Villarreal.
Kita nantikan bersama kiprah Sang Kelelawar yang juga berasal dari kota Valencia ini.
Advertisement
Berita Terkait
-
Editorial 4 Oktober 2011 09:29
-
Editorial 30 September 2011 09:31
-
Editorial 23 September 2011 10:26
Ketika Istanbul dan Munich Jadi Sekuel Modern "Wars of the Roses"
-
Editorial 19 September 2011 22:27
Giornata Dua Serie A: Napoli ke Puncak, Inter Start Terburuk
-
Editorial 19 September 2011 08:56
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 04:12
-
Amerika Latin 22 Maret 2025 03:30
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...