Kompilasi Gol Bunuh Diri Bersejarah di Piala Dunia

Kompilasi Gol Bunuh Diri Bersejarah di Piala Dunia
Kumpulan gol bunuh diri bersejarah di perhelatan Piala Dunia (c) Bolanet

Bola.net - - Gol bunuh diri merupakan salah satu hal yang menarik sekaligus paling dihindari dalam dunia sepakbola. Terjadinya gol bunuh diri bisa mengubah arah pertandingan secara signifikan karena mempengaruhi mental pemain, terutama jika terjadi di momen krusial di mana laga masih berimbang.

Di putaran final Piala Dunia mulai dari tahun 1930 sampai 2010, FIFA mencatat telah terjadi 33 gol bunuh diri. Hampir di setiap edisi terjadi gol bunuh diri, kecuali pada Piala Dunia 1934, 1958, 1962, dan 1990. Di antara sekian banyak gol bunuh diri tersebut, satu yang paling terkenal adalah yang dilakukan oleh bek Kolombia, Andres Escobar melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 1994 silam. Sang defender ditembak mati di negaranya sepulang dari event tersebut.

Berikut Bolanet sajikan sejumlah gol bunuh diri yang paling bersejarah di putaran final Piala Dunia. Manakah momen bunuh diri yang paling tragis menurut Bolaneters?

Catatan: karena keterbatasan dokumentasi, maka hanya gol yang terjadi setelah Piala Dunia edisi 1954 sajalah yang dilengkapi dengan video pertandingan.

1 dari 13 halaman

Manuel Rosas (Meksiko)

Manuel Rosas (Meksiko)

Manuel Rosas (Meksiko) 0-3 Chile
Piala Dunia 1930


Nama penyerang Meksiko, Manuel Rosas tercatat sebagai pencetak gol bunuh diri pertama di sepanjang sejarah Piala Dunia. Dalam laga yang berlangsung di tanggal 16 Juli 1930 tersebut, Rosas yang kala itu masih berusia 18 tahun melakukan gol bunuh diri yang mengubah kedudukan menjadi 2-0 untuk keunggulan Chile.

Rosas menebus kesalahannya dengan mencetak gol penalti ke gawang Argentina di laga selanjutnya, menasbihkan namanya sebagai pencetak gol termuda sepanjang sejarah sebelum dipatahkan Pele di tahun 1958.
2 dari 13 halaman

Sven Jacobsson (Swedia)

Sven Jacobsson (Swedia)

Sven Jacobsson (Swedia) 1-5 Hungaria
Piala Dunia 1938


Swedia berhadapan dengan tim kuat Hungaria dalam laga semifinal Piala Dunia 1938. Meskipun berstatus underdog, harapan Swedia untuk lolos ke partai puncak muncul saat mereka mampu unggul cepat di menit pertama melalui gol Arne Nyberg. Namun sayang gelandang Sven Jacobsson mencetak gol bunuh diri di menit ke 19.

Cara kebobolan yang menyakitkan itu membuat mental Swedia drop dan akhirnya mereka mengakhiri laga dengan kekalahan telak 1-5.
3 dari 13 halaman

Ivica Horvat (Yugoslavia)

Ivica Horvat (Yugoslavia)

Ivica Horvat (Yugoslavia) 0-2 Jerman Barat
Piala Dunia 1954


Yugoslavia tampil meyakinkan di laga fase grup dengan tak tersentuh kekalahan, termasuk berhasil menahan imbang tim kuat Brasil 1-1. Di perempat final, mereka diposisikan sebagai unggulan saat bertemu Jerman Barat yang sebelumnya dipermak 3-8 oleh Magical Magyar, Hungaria.

Optimisme Yugoslavia untuk lolos ke semifinal mulai pudar saat Ivica Horvat mencetak gol bunuh diri saat pertandingan baru berjalan sembilan menit. Bermaksud menghalau bola di depan gawang, sundulannya malah menjebol gawang sendiri.


Yugoslavia balas menekan dan meraih banyak peluang emas, namun kiper Toni Turek tampil heroik dalam mengamankan gawangnya. Jerman Barat akhirnya menyegel kemenangan lewat gol Helmut Rahn.
4 dari 13 halaman

Javier Guzman (Meksiko)

Javier Guzman (Meksiko)

Javier Guzman (Meksiko) 1-4 Italia
Piala Dunia 1970


Tampil di hadapan publik sendiri, Meksiko yang meraih poin sama dengan Uni Soviet di fase grup harus menerima kenyataan lolos sebagai runner up setelah melalui undian. Dengan hasil tersebut, mereka dipertemukan dengan tim kuat Italia di perempat final.

Publik Meksiko sendiri cukup optimis jelang laga ini, mengingat mereka total telah mencetak lima gol tanpa kebobolan di fase grup, bandingkan dengan Italia yang hanya mencetak satu gol dalam tiga laga.

Keyakinan publik tuan rumah untuk lolos membuncah saat Jose Gonzalez mencetak gol ke gawang Enrico Albertosi di menit ke 13. Namun sayangnya gelandang Javier Guzman mencetak gol bunuh diri di menit ke 25. Estadio Luis Dosal pun terdiam.


Dua gol dari Gigi Riva dan tambahan satu gol dari Gianni Rivera menutup laga tersebut dengan kemenangan 4-1, memastikan tersisihnya Meksiko di hadapan publik sendiri.
5 dari 13 halaman

Colin Curran (Australia)

Colin Curran (Australia)

Colin Curran (Australia) 0-2 Jerman Timur
Piala Dunia 1974


Tahun 1974 menjadi periode bersejarah bagi Australia dengan kelolosan pertama mereka ke putaran final Piala Dunia. Di laga pembuka, mereka sudah ditunggu tim kuat asal Eropa, Jerman Timur.

Sempat memberikan perlawanan ketat dengan berhasil menahan imbang 0-0 di babak pertama, Australia harus menelan pil pahit saat kebobolan dengan cara yang menyakitkan melalui gol bunuh diri Colin Curran di menit 58. Bermaksud menyapu tembakan Jurgen Sparwasser di depan gawang sendiri, Curran salah perhitungan dan malah melakukan gol bunuh diri.



Joachim Streich memperdalam luka Australia dengan mencetak gol kedua pada menit ke 72.

Australia sendiri akhirnya pulang tanpa mencetak satu gol pun di fase grup usai dibantai 0-3 oleh Jerman Barat dan bermain imbang 0-0 melawan Chile di laga terakhir.
6 dari 13 halaman

Andranik Eskandarian (Iran)

Andranik Eskandarian (Iran)

Andranik Eskandarian (Iran) 1-1 Skotlandia
Piala Dunia 1978


Sebagai tim debutan di Piala Dunia 1978, Iran tentu ingin menorehkan jejak positif di partisipasi perdana mereka. Di laga pembuka, Iran berhasil memberikan perlawanan hebat kepada Belanda namun harus takluk 0-3 melalui hattrick Rob Rensenbrink, dua diantaranya dicetak melalui titik putih.

Peliang meraih angka pertama diperoleh dalam laga kedua kontra Skotlandia. Sayangnya Andranik Eskandarian membuat gol bunuh diri jelang babak pertama usai. Untungnya Iraj Danaeifard mampu menyamakan kedudukan di babak kedua.



Iran menorehkan poin perdana sekaligos gol pertamanya di ajang Piala Dunia dalam laga ini. Seandainya Eskandarian tak mencetak gol bunuh diri, bukan tidak mungkin kemenangan pertama lah yang malah dicatatkan Iran.
7 dari 13 halaman

Cho Kwang-Rae (Korea Selatan)

Cho Kwang-Rae (Korea Selatan)

Cho Kwang-Rae (Korea Selatan) 2-3 Italia
Piala Dunia 1986


Italia tengah berada dalam posisi kritis dalam laga terakhir Grup A usai meraih dua hasil imbang di dua laga awal. Namun mereka cukup tenang karena di laga terakhir 'hanya' ditunggu oleh tim asal Asia, Korea Selatan.

Namun ternyata Ksatria Taeguk mampu memberikan perlawanan sengit kepada Gli Azzurri. Sempat mencetak gol terlebih dahulu melalui Alessandro Altobelli di menit ke 17, Italia tak kunjung mencetak gol kedua sampai akhirnya Choi Soon-Ho menyamakan kedudukan melalui tendangan spektakulernya di menit ke 62.



Altobelli kembali membawa Italia Unggul 2-1 lewat golnya di menit ke 73, namun semangat pantang menyerah dari pasukan Korea Selatan membuat Italia pontang-panting mempertahankan keunggulan.

Huh Jung-Moo mencetak gol kedua Korea di menit ke 83, sayangnya semenit sebelumnya Italia juga sudah mencetak gol ketiga terlebih dahulu melalui bunuh diri Cho Kwang-Rae. Seandainya saja tak terjadi gol bunuh diri tersebut, bukan tidak mungkin Italia dipermalukan 16 tahun lebih awal oleh Korea Selatan.
8 dari 13 halaman

Andres Escobar (Kolombia)

Andres Escobar (Kolombia)

Andres Escobar (Kolombia) 1-2 Amerika Serikat
Piala Dunia 1994


Laga antara Kolombia melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 1994 sampai saat ini menjadi salah satu laga yang dikenang oleh publik dunia dengan suasana duka. Pasalnya, dalam laga ini Andres Escobar mencetak satu gol bunuh diri yang pada akhirnya menjadi penyebab kematiannya.

Gol bunuh diri yang dicetak Escobar di menit ke 35 ditambah ditambah dengan gol Ernie Stewart hanya mampu dibalas satu gol oleh Adolfo Valencia. Meskipun pada akhirnya meraih kemenangan di laga pamungkas kontra Rumania, namun koleksi tiga poin tak cukup untuk membawa Kolombia lolos ke fase berikutnya.



Pada 2 Juli 1994, Escobar tewas ditembak di Medellin oleh Humberto Castro Munoz, bodyguard dari salah satu bos gangster di Kolombia. Gol bunuh diri yang dibuat olehnya disinyalir menjadi penyebab instruksi pembunuhan tersebut, karena kekalahan Kolombia membuat sejumlah geng dan juga bandar narkoba di Kolombia kalah taruhan dalam jumlah yang cukup besar.
9 dari 13 halaman

Tom Boyd (Skotlandia)

Tom Boyd (Skotlandia)

Tom Boyd (Skotlandia) 1-2 Brasil
Piala Dunia 1998


Sang juara bertahan Brasil didapuk melakoni laga pembuka Piala Dunia 1994 kontra Skotlandia di Saint-Denis. Jurang kekuatan yang cukup besar antara kedua tim membuat Selecao diprediksi akan menang dengan skor besar melawan tim asal Britania tersebut.

Unggul cepat melalui gol sundulan Cesar Sampaio di menit kelima, Skotlandia di luar dugaan mampu tampil militan dan menyamakan kedudukan lewat penalti John Collins.


Brasil nyaris menuai malu seandainya saja tidak tercipta sebuah gol yang berbau keberuntungan 16 menit sebelum laga usai. Bek sayap Cafu yang melakukan overlap melepaskan tembakan yang mampu ditepis kiper Jim Leighton. Bola muntah membentur tubuh Tom Boyd sebelum akhirnya bergulir pelan ke gawang sendiri. Sebuah akhir yang menyakitkan bagi Skotlandia.
10 dari 13 halaman

Jorge Costa (Portugal) & Jeff Agoos (Amerika Serikat)

Jorge Costa (Portugal) & Jeff Agoos (Amerika Serikat)

Jorge Costa (Portugal) & Jeff Agoos (Amerika Serikat)
Portugal 2-3 Amerika Serikat
Piala Dunia 2002


Laga Portugal kontra Amerika di fase grup Piala Dunia 2002 tercatat sebagai satu-satunya laga yang menghasilkan dua gol bunuh diri sekaligus di masing-masing kubu. Laga ini sendiri berkesudahan dengan kemenangan mengejutkan Amerika Serikat 3-2 atas generasi emas Portugal yang lebih diunggulkan.

Team USA unggul terlebih dahulu melalui tendangan keras jarak dekat John O'Brien di menit keempat. Kedudukan berubah menjadi 2-0 saat bek Jorge Costa mencetak gol bunuh diri setelah salah mengantisipasi umpan silang Landon Donovan.



Portugal semakin terbenam setelah Amerika Serikat mencetak gol ketiga melalui Brian McBride. Striker Beto akhirnya memperkecil ketertinggalan Selecao Das Quinas lewat golnya enam menit jelang babak pertama berakhir.

Tertinggal 1-3, Portugal bermain habis-habisan untuk mengejar skor di babak kedua. Namun satu-satunya gol yang mereka dapatkan baru lahir di menit ke 71, itupun lewat gol bunuh diri Jeff Agoos.

Kekalahan di laga perdana ini menjadi faktor penting di balik ketidak lolosan Portugal dari fase grup. Meskipun sukses membantai Polandia 4-0 di laga kedua, mereka takluk 0-1 dari tuan rumayh Korea Selatan di laga terakhir.
11 dari 13 halaman

Carlos Gamarra (Paraguay)

Carlos Gamarra (Paraguay)

Carlos Gamarra (Paraguay) 0-1 Inggris
Piala Dunia 2006


Inggris patut berterima kasih kepada bek Paraguay, Carlos Gamarra. Gol bunuh dirinya di menit ke tiga menjadi satu-satunya gol yang tercipta dalam laga perdana fase grup Piala Dunia 2006 antara kedua kubu.

Bermaksud menghalau tendangan bebas David Beckham, sundulan sang kapten justru bersarang ke gawang Justo Villar. Tak ada lagi gol tambahan tercipta di sepanjang pertandingan.



Tambahan tiga poin tersebut sangat vital dalam membantu Inggris finish sebagai juara grup, sementara bagi Paraguay mereka gagal lolos ke babak knockout karena kalah dua poin dari Swedia yang menjadi runner up.

Gol ini juga mencatatkan nama Gamarra sebagai pencetak gol bunuh diri tercepat sepanjang sejarah Piala Dunia.
12 dari 13 halaman

Petit (Portugal)

Petit (Portugal)

Petit (Portugal) 1-3 Jerman
Piala Dunia 2006


Jerman dan Portugal bersua dalam laga pelipur lara perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2006. Jerman selaku tuan rumah disingkirkan dengan tragis oleh Italia di semifinal, sementara Portugal takluk oleh Prancis.

Bastian Schweinsteiger membuka keunggulan Jerman lewat golnya di menit ke 35 sebelum akhirnya gol bunuh diri Petit semakin menenggelamkan harapan harapan tuan rumah di menit ke 60. Bermaksud menghalau tendangan Schweinsteiger, Petit malah mengirim bola ke gawang sendiri.

<iframe width="476" height="357" src="//www.youtube.com/embed/EBjIFPSmLYA" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Schweinsteiger mencetak gol ketiga Jerman di menit ke 78, sebelum akhirnya Nuno Gomes membukukan gol hiburan Portugal dua menit sebelum laga usai.

Gol Petit tercatat sebagai gol bunuh diri yang terjadi di babak tertinggi, memecahkan rekor Sven Jacobsson yang terjadi di semifinal Piala Dunia 1934.
13 dari 13 halaman

Park Chu-Young (Korea Selatan)

Park Chu-Young (Korea Selatan)

Park Chu-Young (Korea Selatan) 1-4 Argentina
Piala Dunia 2010


Sama-sama meraih kemenangan di laga pembuka, Argentina dan Korea Selatan berjibaku di pertandingan kedua untuk memastikan tiket lolos lebih dulu ke fase knock out. Malangnya, Korea Selatan justru tertinggal terlebih dahulu melalui gol bunuh diri sang striker, Park Chu-Young di menit ke 17.



Argentina mampu mencetak tiga gol tambahan melalui hattrick Gonzalo Higuain, sementara Korea Selatan hanya mampu memperkecil kedudukan melalui Lee Chung-Yong. Meski demikian, pada akhirnya Korea Selatan lolos ke 16 besar sebagai runner up mendampingi Argentina. Chu-Young menebus kesalahannya dengan mencetak gol ke gawang Nigeria di laga terakhir yang berkesudahan 2-2.

Gol Chu-Young tercatat sebagai gol bunuh diri terakhir yang terjadi di putaran final Piala Dunia. Siapakah sosok penerus yang akan mencetak gol bunuh diri perdana di Piala Dunia 2014? Kita nantikan saja.