Ketika Istanbul dan Munich Jadi Sekuel Modern "Wars of the Roses"

Bola.net - - Oleh: Zulfikar Aleksandri
Putaran tiga Piala Liga (Carling Cup) antara Leeds United menghadapi Manchester United, Rabu (21/9) kemarin tak lebih dari formalitas untuk Sir Alex Ferguson.
Mana suara Yorkshire? Gestur Ryan Giggs saat membungkam fans Leeds dengan gol ketiga Manchester United di Elland Road "Tim cadangan" United menang mudah tiga gol tanpa balas atas sang rival klasik yang kini bermain di divisi satu. Michael Owen dan Ryan Giggs mengulang kembali masa-masa indah Setan Merah di Elland Road layaknya era Eric Cantona. Tapi laga Mickey Mouse Cup ini bukan sekedar formalitas untuk suporter kedua tim, pertemuan ke-109 antara Leeds dan Manchester United. Kedua tim memang beda kasta. Manchester United adalah juara Premier League dan finalis Liga Champions, sementara Leeds berkubang di divisi satu. Baca juga artikel sebelumnya:
Leeds United vs Manchester United, Kembalinya Rival Klasik Sepak Bola Inggris Apa pun kastanya, rivalitas panjang dan permusuhan antara pendukung Leeds dan Manchester United tak luntur. Antipati dan permusuhan Yorkshire (Leeds) dan Lancashire (Manchester United) sudah ada sejak Wars of the Roses di abad pertengahan. Mancunian swagger versus Leeds bluntness. Dua polisi cedera dan 21 orang ditahan setelah dua kelompok suporter bentrok di luar Elland Road. Sedangkan di dalam stadion, perang chants provokatif terjadi antara kedua kubu suporter.
Tragedi Munich tahun 1958 Sekelompok suporter Leeds meneriakkan yel-yel dan lagu yang berkaitan dengan tragedi Munich, ketika pemain-pemain Manchester United turut menjadi korban kecelakaan pesawat tahun 1958. Sementara sekelompok suporter away Manchester United pun melakukan hal serupa, meneriakkan chants dan membawa spanduk bertuliskan "Istanbul", mengacu pada insiden tewasnya dua suporter Leeds yang ditusuk di Turki, Kevin Speight dan Christopher Loftus. Pada video di bawah tampak spanduk "Istanbul" dibentangkan di antara suporter away dengan salah satu orang terlihat memakai kaos Turki. Spanduk ini terlihat tepat saat suporter Leeds menyanyikan lagu "Marching on Together" dengan kutipan lirik, "Here we go with Leeds United, We're gonna give the boys a hand, Stand up and sing for Leeds United, They are the greatest in the land." Jurnalis Telegraph yang ada di Elland Road, Mark Odgen, menulis, "Spanduk yang dibawa fans (Manchester) United dengan tulisan 'Istanbul' seperti seorang matador melambaikan bendera merah pada banteng yang marah, langsung mengacu pada penusukan dua suporter Leeds jelang semifinal Piala UEFA lawan Galatasaray, April 2000 lalu," Suporter Manchester United mengklaim fans tuan rumah yang lebih dulu memantik api dengan meneriakkan yel-yel Munich. Namun adanya banner "Istanbul" menjadi bukti bahwa segala sesuatunya "telah disiapkan" sebelum pertandingan. Kepolisian West Yorkshire sedang mengusut insiden di dalam maupun luar Elland Road ini. Malcolm Clarke dari Football Supporters' Federation mengatakan, "Ini sudah melewati batas. Ini tak bisa diterima ketika suporter merayakan atau menghina kematian suporter lain. Spanduk, nyanyian, dan teriakan, itu semua sama, sangat memalukan. Saya yakin mayoritas fans dari kedua klub akan setuju dengan saya," Ray Fell dari Leeds Supporters' Trust mengatakan, "Satu kelompok suporter menyanyikan tentang pesawat terbang dan suporter lain meneriakkan orang yang mati di Istanbul. Tak ada ruang untuk orang-orang ini di permainan kami. Semua sama-sama terluka dan ini hanya akan membawa ke masa lalu,"
Karangan bunga di luar Elland Road untuk mengenang dua suporter Leeds yang tewas ditikam di Turki Fixture ini telah berakhir. Leeds kembali ke habitatnya berjuang meraih tiket promosi ke top flight, sementara Manchester United terus berlari kencang di liga domestik dan Eropa. Ketika kadar passion suporter Premier League mulai tergerus industrialisasi dan kepemilikan asing, tim-tim tradisional Inggris masih memiliki basis suporter dengan fanatisme kuat. Musim lalu, laga Piala Liga antara dua rival sekota, Birmingham City dan Aston Villa, juga ternoda dengan keributan suporter di dalam stadion. Tahun sebelumnya, suporter West Ham dan Millwall bentrok di Upton Park ketika dua tim London itu bertemu, juga di ajang Piala Liga. Piala domestik selalu berpotensi mempertemukan tim-tim beda kasta tapi punya nadi rivalitas panjang. Bukan tak mungkin Leeds kembali akan bertemu Manchester United di Piala FA. Tentunya berharap tak ada lagi insiden "Munich" dan "Istanbul" seperti yang terjadi di Elland Road.