
Bola.net - Bola.net - Oleh: Titis Widyatmoko*
12 tahun lalu wasit Terje Hauge asal Norwegia mengisahkan penyesalannya meniup peluit lebih cepat beberapa detik dari yang seharusnya dia lakukan. Panggungnya final Liga Champions, 17 Mei 2006, Barcelona vs Arsenal, Stade de France, Paris.
“Seharusnya saya menunggu beberapa detik kemudian sebelum mengambil keputusan,” begitu katanya kepada koran Dagbladet.
Advertisement
Momen saat Hauge meniup peluit itu terjadi sekitar menit 18. Samuel Eto’o dilanggar sedikit saja di luar garis kotak penalti oleh . Eto’o sudah berhadapan satu lawan satu dengan Lehmann. Sesaat setelah Eto’o dilanggar, bola meluncur ke hadapan Ludovic Giuly yang dengan gampang memasukkannya ke gawang sudah tak dijaga.
Kalau bicara aturan keuntungan, seharusnya Hauge meniup peluit berarti gol bagi Barcelona. Tetapi karena lebih cepat meniup, dia wajib mengeluarkan kartu merah untuk Lehmann, berarti tendangan bebas bagi Barcelona. “Itu momen yang sangat menentukan,” kata Hauge.
Tapi, Hauge juga tidak menyebut keputusannya mengusir Lehmann sepenuhnya salah. “Di lapangan, semua situasi serba cepat. Saya melihat memang ada kontak fisik,” imbuh Hauge.
Wasit Terje Hauge Memberikan Kartu Merah Kepada Jens Lehman
Final itu berakhir dengan kemenangan Barcelona. Meski unggul lebih dulu lewat gol Sol Campbell, bermain 10 orang sejak menit 18 membuat Arsenal kesulitan mengimbangi Barcelona. Statistik resmi menyebut persentase penguasaan bola Arsenal sepanjang pertandingan hanya 36% dibanding 64% milik Barcelona.
Keputusan kartu merah Hauge belakangan menjadi kontroversi. Satu peluit yang dinilai mengubah jalannya pertandingan. Ada yang menyebut dia salah. Thierry Henry marah-marah usai laga. Dia menuding Hauge tidak becus.
Tapi ada pula yang nadanya membela Hauge. “Buat (jalannya) pertandingan, sayang memang (kartu merah itu). Tapi semua itu mau tidak mau harus Anda lakoni,” kata Frank Rijkaard, pelatih Barcelona saat itu.
Hauge memang menyesal, tetapi apakah keputusan kartu merah itu sebuah kesalahan? Tidak juga. “Mungkin jika dia menunggu setengah detik saja, jika dia lebih lambat, ceritanya akan lain. Ini lika-liku kehidupan, tetapi secara teknis dia benar,” kata Direktur Komunikasi Uefa saat itu, William Gaillard.
Kisah Hauge ini terefleksi pada wasit Michael Oliver pada perempat final Liga Champions dinihari tadi, Real Madrid vs . Bagi kacamata netral, sama seperti Hauge, Oliver tidak bersalah. Itu memang penalti. Masih dari sudut netral, kalau kepentingannya pertandingan, benar juga jika Oliver tidak meniup peluit penalti di menit perpanjangan itu.
Kenyataannya Oliver meniup penalti.
Mau tidak mau, memang pedih bagi Juventus, tapi itulah lika-liku kehidupan yang harus mereka lakoni.
*Penulis adalah Pimpinan Redaksi Brillio.Net dan Mantan Jurnalis Olahraga Nasional
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 11 April 2018 21:07
-
Liga Champions 11 April 2018 20:35
-
Liga Italia 11 April 2018 18:37
-
Liga Champions 11 April 2018 15:05
-
Liga Champions 11 April 2018 14:31
Ferdinand Yakin Madrid Tak Ingin Bertemu Liverpool Di Liga Champions
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 10:42
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 10:30
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 10:22
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 10:22
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 10:19
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 10:13
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...