Karena Buffon Layak Mendapatkannya

Karena Buffon Layak Mendapatkannya
Gianluigi Buffon (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Tak sedikit yang berharap dan menjagokan Juventus untuk menjuarai Liga Champions 2016/17. Salah satu alasannya, karena kiper dan kapten Gianluigi Buffon layak mendapatkannya.

Buffon adalah salah satu pemain paling hebat dalam sejarah sepakbola. Kiper Juventus dan timnas Italia mantan penggawa Parma itu telah memenangkan hampir semuanya.

Buffon juga telah memberikan segalanya untuk Juventus; dari performa berkelas, kepemimpinan hingga loyalitas - terutama pasca-Calciopoli. Namun, hingga sekarang berusia 39 dan berada di penghujung karier, ada satu yang masih belum pernah diraih oleh Buffon. Itu adalah trofi Liga Champions.

Bersama Parma, Buffon menjuarai Coppa Italia, Supercoppa Italiana dan UEFA Cup. Pindah ke Juventus, sederet Scudetto Serie A telah disabetnya. Bersama Italia di Jerman 2006, dia juga telah berdiri di puncak dunia.

Daftar penghargaan individualnya pun tak kalah panjang. Termasuk di antaranya adalah 11 kali menjadi Kiper Terbaik Serie A.

Kariernya begitu cemerlang, tapi dinilai belum sempurna, karena masih kurang medali juara Liga Champions.

Sejauh ini, Buffon hanya merasakan pahitnya dua kekalahan di final. Yang pertama adalah melawan AC Milan di Manchester 2003, lalu Barcelona di Berlin 2015.

Musim ini adalah musim terbaik bagi Juventus untuk menjuarainya. Musim ini, Juventus dinilai lebih matang dan lebih kuat dari musim-musim sebelumnya. Skuat racikan Massimiliano Allegri memiliki keseimbangan antarlini yang mengagumkan.

Di lini serang, ada Gonzalo Higuain dan sang 'permata' Paulo Dybala. Di belakang, ada lini pertahanan yang digalang bek-bek tangguh semacam Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini dengan Buffon sebagai benteng terakhir yang tak mudah diruntuhkan.

Di Liga Champions musim ini, gawang Juventus bahkan baru bergetar dua kali. Empat clean sheet dalam empat laga di fase knockout melawan dan menunjukkan betapa kuatnya barisan pertahanan mereka.

Ketika menyingkirkan Barcelona dengan agregat 3-0 di perempat final, Juventus menunjukkan kapasitas mereka untuk jadi juara. Dua gol Dybala dan satu gol Chiellini di Turin, dibarengi ketangguhan lini belakang dalam membelenggu lini ofensif sang raksasa Catalan yang berkomposisikan trident maut Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar telah mengantarkan Juventus ke empat besar.

Peran Buffon begitu besar. Seperti wine, semakin tua dia justru semakin berharga. Itu terlihat ketika, dengan refleks luar biasa, dia melakukan sebuah penyelamatan sensasional untuk menepis peluang emas Andres Iniesta. Jika peluang itu masuk, ceritanya mungkin bakal berbeda.

Bukan tanpa alasan Buffon dianggap sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang sejarah sepakbola. Pun, bukan tanpa alasan dia sampai mendapatkan julukan 'Superman'.

Juventus lolos ke semifinal, dan akan menghadapi AS Monaco - salah satu tim dengan kekuatan ofensif paling berbahaya di Eropa musim ini. Namun, setelah meredam MSN, Juventus harusnya mampu mengatasi Kylian Mbappe - Radamel Falcao.

Monaco musim ini memang jauh lebih berbahaya daripada ketika disingkirkan Juventus di perempat final 2014/15. Namun, bukan cuma Monaco yang berubah, tapi Juventus juga.

"Saya rasa mereka sekarang jauh jauh lebih berbahaya. Mereka tim muda yang kuat serta penuh semangat. Sepakbola mereka juga bagus. Namun, Juventus juga berubah. Tim kami sekarang lebih percaya diri. Saya lihat di mata para pemain kalau mereka bertekad untuk meraih prestasi tertinggi," kata sang wapres Pavel Nedved.

Nedved melihat di mata para pemain Juventus kalau mereka bertekad jadi yang terbaik di Eropa musim ini.

Untuk itu, Juventus harus menampilkan performa istimewa dalam partai dua leg melawan Monaco. Itu sudah ditegaskan oleh gelandang Juventus Sami Khedira, kepada Bild.

"Melawan Monaco, kami butuh performa super. Mereka memiliki serangan yang cepat dan luar biasa. Kami harus memberikan yang terbaik untuk mengatasi mereka dan lolos ke Cardiff (final)."

Jika lolos ke final, Juventus akan menghadapi salah satu dari dua raksasa ibu kota Spanyol; Atletico Madrid atau juara bertahan . Dua tim itu bukan tim sembarangan, apalagi Real dengan rekor 11 gelarnya.

Meski begitu, Atletico juga bukan lawan mudah. Atletico bahkan dinilai sebagai lawan terburuk bagi Juventus - andai keduanya memang lolos ke final di Millennium Stadium, Cardiff, Wales, pada 3 Juni 2017.

"Saya mengharapkan final Liga Champions Real Madrid - Juventus. Atletico adalah tim yang sangat taktis, dan bisa dibilang merupakan lawan terburuk bagi Bianconeri." Itu merupakan pernyataan eks gelandang Juventus Marco Tardelli kepada Rai Sport.

Juventus punya semua yang dibutuhkan untuk menjuarai Liga Champions musim ini, pertahanan solid dan serangan impresif. Juventus harus memaksimalkannya demi prestasi tertinggi, karena mungkin mereka tidak bakal bisa sedekat ini lagi di musim-musim mendatang.

Ini lebih dari sekedar misi meraih treble. Ini bukan cuma tentang misi meraih gelar ketiga di kompetisi ini setelah 1984/85 dan 1995/96.

Ini juga tentang Buffon.

Buffon telah memberikan segalanya untuk La Vecchia Signora. Sekarang adalah giliran mereka untuk 'membalasnya'.

Juventus tak boleh membiarkan Buffon pensiun sebagai 'pemain hebat yang tak pernah menjuarai Liga Champions'. Juventus harus memberinya kesempatan mengangkat trofi bergengsi ini, layaknya pemain-pemain legendaris Calcio lain, seperti Alessandro Del Piero, Javier Zanetti maupun Paolo Maldini.

Buffon harus mengangkat trofi dan menerima medali juara Liga Champions setidaknya sekali sebelum gantung sepatu - karena Buffon layak mendapatkannya.