Kaleidoskop 2016: Serie A

Kaleidoskop 2016: Serie A
Kaleidoskop Serie A 2016 (c) Bola.net

Bola.net - Bola.net - Tahun 2016 diwarnai banyak hal menarik di Serie A. Salah satunya adalah comeback gemilang Juventus untuk kembali menjadi penguasa Italia.

Sejumlah transfer pemain yang menyita perhatian dunia kemudian tersaji di musim panas. Selain itu, ada juga peralihan kekuasaan di kota Milan.

Tak ketinggalan pula, bangkitnya Rossoneri dengan skuat muda mereka di bawah bimbingan Vincenzo Montella.

Berikut kilas baliknya.

1 dari 3 halaman

JANUARI - MEI

JANUARI - MEI

Mengawali 2016, tak banyak yang berubah di Inter Milan. Setelah berulang kali menang dengan skor 1-0 di paruh pertama, Inter kembali melakukannya setelah tahun berganti, dan korbannya adalah Empoli.

Sementara itu, tekanan semakin besar dirasakan Rudi Garcia di AS Roma. Anjloknya performa Roma membuat dia akhirnya dipecat pada 13 Januari 2016 dan kemudian digantikan oleh Luciano Spalletti, eks pelatih Giallorossi periode 2005-2009.

Giornata 19, persaingan di papan atas memanas. Kekalahan Inter atas Sassuolo membuat Napoli naik ke puncak usai menghajar Frosinone 5-1. Napoli kemudian menggila dengan mencetak 17 gol hanya dalam empat laga, sekaligus menjaga keunggulan dua poin atas Juventus, yang pada titik itu sudah berada di peringkat dua menyalip Inter, setelah di awal musim sempat terdampar di tangga ke-17.

Inter kemudian mengalami situasi yang makin tidak mengenakkan. Anak-anak asuh Roberto Mancini gagal menang dalam tiga laga beruntun, termasuk tumbang 0-3 di derby melawan AC Milan.

Giornata 22, Roma era baru (tapi lama) bersama Spalletti mulai menunjukkan geliatnya dengan meraih kemenangan pertama usai menekuk Frosione 3-1 dalam laga di mana sang rekrutan musim dingin Stephan El Shaarawy mencetak gol perdananya untuk Giallorossi.


Masuk giornata 24, perburuan Scudetto mulai menunjukkan kalau hanya ada dua tim yang bakal bersaing, yakni Napoli dan Juventus, yang sukses menciptakan jarak delapan poin dengan para rival terdekatnya, menyusul makin anjloknya performa Inter serta Fiorentina.

Pada giornata 25, Juventus memukul Napoli 1-0 di Turin lewat gol tunggal Simone Zaza dan naik ke puncak klasemen untuk pertama kalinya musim itu. Setelah itu, Juventus tak pernah turun lagi, hingga akhirnya finis dengan 91 poin, unggul 11 poin atas Napoli, serta 12 poin atas Roma, dan meraih Scudetto beruntun mereka yang kelima.


Inter finis peringkat empat dengan 67 poin, sedangkan Fiorentina peringkat lima dengan 64 poin. Sementara itu, berkat kemenangan 3-1 atas Inter di giornata terakhir, Sassuolo secara mengejutkan finis di batas akhir zona Liga Europa mengungguli Milan. Di sisi lain klasemen, Carpi, Frosinone dan Hellas Verona terlempar ke kasta kedua.

Milan sendiri, yang di penghujung musim sudah memecat pelatih Sinisa Mihajlovic dan menggantinya dengan Cristian Brocchi, akhirnya kembali gagak lolos ke Eropa. Meski sejatinya masih ada kesempatan di final Coppa Italia, tapi Rossoneri akhirnya kalah melawan Juventus.


Selain Scudetto beruntun kelima untuk Juventus, dan pensiunnya salah satu ikon Serie A - Luca Toni, musim 2015/16 juga diingat untuk pencapaian fantastis dua pemain.

Yang pertama: Gianluigi Buffon. Pada Maret 2016, kiper dan kapten Juventus itu mengukir rekor baru di Serie A, yaitu 974 menit tanpa kebobolan. Dia mematahkan rekor sebelumnya milik Sebastiano Rossi (929 menit).


Satunya lagi adalah Gonzalo Higuain. Berkat hattrick ke gawang Frosinone, striker Argentina itu menutup musim dengan 36 gol bersama Napoli, mematahkan rekor 35 gol Gunnar Nordahl yang sudah bertahan 66 tahun lamanya.
2 dari 3 halaman

JUNI - AGUSTUS

JUNI - AGUSTUS

Menyongsong musim 2016/17, Juventus mempersiapkan diri sebaik mungkin demi rekor enam Scudetto beruntun. Meski melepas Paul Pogba ke Manchester United dengan nilai transfer €105 juta, dan Alvaro Morata pulang ke Real Madrid, Juventus tetap kuat dengan kehadiran Mehdi Benatia, Dani Alves, Miralem Pjanic, Marko Pjaca dan Gonzalo Higuain.

Sang tetangga Torino juga mengambil langkah mengejutkan. Il Toro meminjam kiper timnas Inggris Joe Hart dari Manchester City.


Di kubu Roma, setelah kehilangan Pjanic ke Juventus, pihak klub lantas mempermanenkan kontrak sejumlah pemain pinjaman mereka: Mohamed Salah, Antonio Rudiger, Stephan El Shaarawy dan Edin Dzeko. Kapten Francesco Totti, di usia 39, diberi perpanjangan kontrak satu tahun dan bersiap menatap musim ke-25 di ibu kota, yang juga diyakini benar-benar akan menjadi musim terakhirnya sebagai pesepakbola profesional.


Bukan cuma Roma yang kehilangan pemain pilarnya untuk menyeberang ke Juventus. Napoli juga sama. Higuain pindah ke kubu rival dengan nilai transfer €90 juta dan membuat banyak Neapolitan murka. Namun, Napoli tak mau larut dalam kesedihan. Mereka mendatangkan Lorenzo Tonelli untuk memperkuat pertahanan, Emanuele Giaccherini dan Piotr Zielinksi untuk lini tengah, serta Arkadiusz Milik sebagai pengganti Higuain di barisan depan.

Perubahan lebih besar terjadi di kota Milan. Bisa dibilang, ini adalah era baru bagi Inter Milan dan AC Milan.


Inter resmi diakuisisi oleh Suning Group asal Tiongkok yang dikomandoi Zhang Jindong, tapi Erick Thohir tetap menjabat sebagai presiden klub. Salah satu langkah awal yang diambil di era baru ini adalah mengganti pelatih Roberto Mancini dengan Frank de Boer kurang dari dua minggu sebelum musim bergulir. Nerazzurri juga mencoba meningkatkan kualitas skuatnya dengan mendatangkan pemain-pemain seperti Ever Banega, Gabriel Barbosa, Joao Mario dan Antonio Candreva.


Dari kubu merah-hitam, proses takeover oleh investor Tiongkok menandai berakhirnya 30 tahun dinasti Silvio Berlusconi. Dari kursi pelatih, Cristian Brocchi tidak dipertahankan. Mereka mengangkat Vincenzo Montella, pelatih berbasis possession football yang sudah membuktikan kemampuannya di Fiorentina dan Sampdoria. Milan juga melepas pemain-pemain seperti Mario Balotelli, Kevin-Prince Boateng, Jeremy Menez dan Philippe Mexes. Peremajaan pun dilakukan, termasuk dengan mendatangkan Gustavo Gomez, Gianluca Lapadula dan Mario Pasalic. Suso pulang dari masa pinjamnya di Genoa, musim yang cerah sudah menunggunya.
3 dari 3 halaman

SEPTEMBER - DESEMBER

SEPTEMBER - DESEMBER

Tak seperti musim sebelumnya, kali ini start Juventus jauh lebih baik. Tiga kemenangan beruntun atas Fiorentina dan Lazio di bulan Agustus serta Sassuolo di bulan September membuat langkah pasukan Massimiliano Allegri dinilai sangat menjanjikan. Sampai masuk libur musim dingin, Juventus hanya kalah tiga kali - semuanya saat tandang melawan Inter Milan, AC Milan dan Genoa. Juventus selalu berada di puncak klasemen dari giornata 5, bahkan dinobatkan sebagai Campione d'Inverno setelah menjinakkan sang rival AS Roma 1-0 di Turin. Gonzalo Higuain terbukti bisa langsung jadi pemain penting dengan torehan sepuluh golnya, sedangkan Miralem Pjanic tak mau kalah dengan lima gol dan empat assist.


Roma menutup tahun dengan berada di peringkat dua Serie A 2016/17. Anak-anak asuh Luciano Spalletti tampil impresif dengan mengalahkan Inter, Napoli, Lazio dan Milan. Semua itu tak lepas dari kebangkitan Edin Dzeko. Di musim keduanya, Dzeko sudah mencetak 13 gol di Serie A (musim sebelumnya cuma 8). Diego Perotti (6 gol, 4 assist), Mohamed Salah (8 gol, 4 assist), dan kiper Wojciech Szczesny pun jasanya tak kalah besar. Musim ini, sang kapten Francesco Totti juga mencetak golnya yang ke-250 ketika melawan Genoa, dan menjadi pemain kedua sepanjang sejarah yang sanggup mencetak 250 gol di Serie A (setelah Silvio Piola).


Napoli, meski kehilangan Gonzalo Higuain di awal musim dan Arkadiusz Milik mengalami cedera parah saat sedang bagus-bagusnya, tetap bisa menembus tiga besar. Itu karena pasukan Maurizio Sarri jadi lebih kolektif setelah ditinggal Higuain. Kapten Marek Hamsik (5 gol, 7 assist), Lorenzo Insigne (5 gol, 5 assist) dan Jose Callejon (7 gol, 7 assist) adalah pilar-pilar penting Napoli. Selain itu, Dries Mertens musim ini juga telah membuktikan kalau dia bisa menjadi finisher handal, dan terbukti dengan 11 gol yang dicetaknya.


Sementara itu, Inter sepertinya belum bisa lepas dari masalah dan ketidakpastian. Hanya tiga bulan dari diangkat, gara-gara performa buruk, Frank de Boer sudah dipecat dan digantikan Stefano Pioli. Situasi juga tidak kondusif setelah kapten Mauro Icardi memicu konflik dengan para ultras Inter akibat biografinya. Namun, penunjukan Pioli bisa dinilai sebagai langkah yang tepat. Imbang 2-2 dalam derby melawan Milan, dan dihajar Napoli 0-3, Inter lalu menutup tahun dengan tiga kemenangan beruntun atas Genoa, Sassuolo dan tim kuat Lazio untuk naik dari peringkat 10 ke peringkat 7 klasemen sementara. Icardi sendiri, terlepas dari konflik tersebut, tetap tajam. Total 14 gol sudah dicetaknya dan sekarang memimpin daftar top scorer sementara.


Saingan utama Icardi sejauh ini adalah Dzeko, juga golden boy Torino Andrea Belotti yang telah mencetak 13 gol.


Sama-sama baru melakukan perombakan besar, perjalanan Milan lebih baik dibandingkan sang rival sekota Inter. Tak terlalu diunggulkan di awal musim karena skuat mudanya dinilai tak cukup kuat untuk bersaing di papan atas, pasukan Vincenzo Montella justru mengejutkan dan sempat delapan giornata bercokol di posisi tiga. Hanya saja, kekalahan 0-1 atas Roma dan imbang 0-0 kontra Atalanta di penghujung tahun membuat mereka melorot ke peringkat empat, terpaut satu poin di bawah Lazio dengan Ciro Immobile-nya, namun Rossoneri punya tabungan satu laga.


Performa impresif ini lahir berkat tangan dingin dan mental yang ditularkan Montella. Skuat Milan sendiri kini dinilai sanggup membuat iri kebanyakan tim. Dengan Gianluigi Donnarumma yang makin tangguh sebagai benteng terakhir, Giacomo Bonaventura yang makin matang di lini kedua, serta Suso yang sudah mengemas 5 gol dan 6 assist, juga rising star Manuel Locatelli, Rossoneri pantas menargetkan finis di zona Liga Champions.


Sebagai penutup tahun 2016, digelar Supercoppa Italiana di Doha. Juventus melawan Milan. Diwarnai gol balasan Bonaventura, penyelamatan penalti brilian Donnarumma untuk menggagalkan algojo Juventus yang bernama Paulo Dybala, dan penalti kemenangan oleh Pasalic, Milan sukses menundukkan La Vecchia Signora untuk meraih trofi pertama mereka sejak 2011.

Bagi Milan, juga Juventus yang jadi juara paruh musim, ini adalah penutup tahun yang sempurna.