Inilah Para Pemain Muda Terbaik di Tiap Edisi Piala Dunia

Inilah Para Pemain Muda Terbaik di Tiap Edisi Piala Dunia
Inilah Para Peraih World Cup Best Young Player Award (c) Bolanet

Bola.net - - Sejak tahun 2006 silam, FIFA berinisiatif untuk menambah satu kategori lagi dalam daftar penghargaan individual pada tiap penyelenggaraan Piala Dunia. Best Young Player Award, yang penghargaan bagi pemain dengan usia 21 tahun ke bawah terbaik, mulai diperkenalkan pada edisi tersebut dengan striker Jerman, Lukas Podolski keluar sebagai pemenang.

Untuk melengkapi penerima gelar tersebut di pagelaran Piala Dunia sebelumnya, FIFA lantas berinisiatif melakukan jajak pendapat melalui internet kepada fans untuk menentukan siapa pemain-pemain muda terbaik di tiap edisi Piala Dunia sebelumnya, terhitung mulai edisi Swedia 1958 sampai Korea Selatan & Jepang 2002.

Selain berdasarkan voting yang masuk, para pemenang dari penghargaan ini juga telah melalui seleksi ketat dari tim teknis khusus FIFA yang berpedoman kepada sejumlah syarat khusus seperti skill pemain, kreativitas, kematangan taktik, pengakuan fans, unsur fair play, dan masih banyak yang lainnya.

Siapa sajakah pemain muda yang pernah meraih award ini? Simak dalam daftar berikut.

1 dari 14 halaman

Piala Dunia Swedia 1958

Piala Dunia Swedia 1958

Pele (Brasil)
Usia: 17 tahun
Jumlah tampil: 4 laga
Gol: 6


Sang 'Dewa Sepakbola' menandai kemunculannya di panggung dunia saat membela Brasil di Piala Duni 1958 di usia yang sangat muda, 17 tahun. Pele sejatinya tidak menunjukkan talenta terbaiknya di fase grup karena sempat terganggu cedera. Namun begitu Brasil melangkah ke fase knockout, Pele menjelma menjadi pahlawan.

Di babak perempat final, ia mencetak gol perdananya di Piala Dunia ke gawang Wales dalam kemenangan sulit 1-0. Di Semifinal, Pele semakin menggila dengan mencetak hattrick saat menghancurkan tim unggulan Prancis dengan skor 5-2.

Di partai puncak, sang striker muda menasbihkan namanya sebagai salah satu pahlawan nasional berkat dua golnya saat menggulung tuan rumah Swedia dengan skor telak, 5-2. Brasil resmi membawa pulang trofi Piala Dunia pertama milik mereka.
2 dari 14 halaman

Piala Dunia Chile 1962

Piala Dunia Chile 1962

Florian Albert (Hungaria)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 3 laga
Gol: 4


Bomber muda Hungaria, Florian Albert dipanggil masuk Timnas saat usianya masih 16 tahun. Ia diharapkan bisa menjadi penerus para bomber legendaris skuat Magical Magyar seperti Ferenc Puskas, Sandor Kocsis, dan Zoltan Csibor.

Ketika tampil di Piala Dunia 1962 di usia 20 tahun, Albert telah cukup matang dan kenyang pengalaman di kancah internasional. Setelah mencetak gol penentu dalam kemenangan 2-1 Hungaria atas Inggris, Albert mengamuk dengan membenamkan hattrick dalam laga kontra Bulgaria. Sayangnya, di babak perempat final ia gagal mencetak gol dan Hungaria harus tersisih setelah kalah 0-1 Cekoslovakia.

Meski demikian, empat gol yang dicetaknya membut Albert keluar sebagai top skor turnamen bersama dengan Leonel Sanchez (Chile), Valentin Ivanov (Uni Sovyet), Drazan Jerkovic (Yugoslavia), serta Garrincha dan Vava (Brasil).
3 dari 14 halaman

Piala Dunia Inggris 1966

Piala Dunia Inggris 1966

Franz Beckenbauer (Jerman Barat)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 6 laga
Gol: 4


Franz Beckenbauer tak diragukan lagi merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Jerman sampai saat ini. Posisi unik Der Kaizer di atas lapangan menciptakan definisi spesial bagi seorang libero, seorang defender yang menjadi titik pusat ofensif di dalam situasi menyerang.

Pada Piala Dunia 1966, ia bersama Willi Schulz, Horst Hoettges, dan Karl-Heinz Schnellinger membentuk kombinasi kokoh di lini belakang. Meski demikian, efektivitas Beckenbauar dalam membantu serangan juga tak perlu diragukan. Dalam pembantaian 5-0 atas Swiss di laga pembuka, Beckenbauer mencetak dua gol.

Beckenbauer berperan penting di lini pertahanan saat timnya ditahan imbang Argentina dan menang tipis asal Spanyol di dua pertandingan sisa fase grup. Di babak perempat final, Beckenbauer mencetak gol kedua Jerman dalam kemenangan 4-0 atas Uruguay setelah melakukan kerjasama one-two yang cantik bersama Uwe Seeler.

Di babak semifinal, Beckenbauer mengeksekusi tendangan bebas cantik ke gawang Uni Soviet yang menentukan kemenangan mereka dengan skor 2-1. Dalam laga final melawan Inggris, Beckenbauer lebih fokus bertahan dan ditugasi mengawal penyerang berbahaya milik Inggris, Bobby Charlton.

Charlton memang gagal mencetak gol, Geoff Hurst merajalela dengan mencetak gol untuk mengandaskan Jerman-nya Beckenbauer dengan skor 4-2. Gagal juara menjadi satu-satunya cela bagi Beckenbauer, yang bermain impresif sepanjang turnamen dan mencetak empat gol dalam posisi yang secara teori berada di lini pertahanan.
4 dari 14 halaman

Piala Dunia Meksiko 1970

Piala Dunia Meksiko 1970

Teofilo Cubillas (Peru)
Usia: 21 tahun
Jumlah tampil: 4 laga
Gol: 5


Bomber muda Teofilo Cubillas merupakan andalan Peru saat tampil di Piala Dunia 1970. Skuat Peru saat itu merupakan salah satu yang terbaik sepanjang sejarah, dengan gaya permainan paling ofensif dan atraktif di Amerika Selatan saat itu.

Cubillas tampil apik di Piala Dunia Meksiko dengan selalu mencetak gol di setiap laga yang ia mainkan. Ia mencetak satu gol saat timnya mengalahkan Bulgaria 3-2, dua gol saat mengandaskan Maroko 3-0, dan satu gol penghibur saat timnya ditaklukkan Jerman 1-3.

Lolos ke perempat final, Peru bernasib sial karena harus bentrok dengan tim terkuat dalam turnamen, Brasil. Laga antara Peru dan Brasil disebut-sebut sebagai pertandingan paling menghibur di Piala Dunia kala itu. Jual beli serangan dengan pertunjukan skill individu serta umpan cantik menjadi suguhan utama. Duet Pele-Tostao di kubu Samba bersaing dengan Cubillas-Sotil di pihak Peru.

Cubillas mencetak gol kedua bagi Peru di laga itu, sekaligus gol kelimanya sepanjang turnamen. Namun itu tak cukup untuk menghentikan keperkasaan Brasil dengan skor 4-2. Pada akhirnya, Selecao akhirnya keluar sebagai juara di edisi itu setelah membantai Italia 4-1 di final.
5 dari 14 halaman

Piala Dunia Jerman 1974

Piala Dunia Jerman 1974

Wladyslaw Zmuda (Polandia)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 7 laga
Gol: 0


Polandia mencapai prestasi terbaik mereka di tahun 1974 saat berhasil keluar sebagai juara ketiga. Bek muda Wladyslaw Zmuda merupakan pahlawan bagi mereka selain Gregorz Lato yang menjadi top skor turnamen dengan total tujuh gol.

Zmuda sendiri pada awalnya bukan merupakan pemain yang dikenal, bahkan di negaranya sendiri. Tak banyak yang memperhatikan namanya saat turut serta dalam skuat yang berangkat ke Piala Dunia Jerman. Namun pemuda 20 tahun tersebut menjawab keraguan dengan penampilannya yang mengejutkan.

Bertandem dengan pemain senior seperti Antoni Szymanowski, Jerzy Gorgon dan Adam Musial, Zmuda tak canggung dalam menjaga pertahanan Polandia. Setelah bekerja keras menahan gempuran Argentina dalam pertandingan yang mereka menangkan dengan skor 3-2, Zmuda mencatatkan cleansheet saat timnya membantai Haiti 7-0. Di laga terakhir fase grup, Polandia memastikan posisi juara grup setelah mengalahkan italia 2-1.

Di fase grup putaran kedua, Polandia dua kali mencatatkan kemenangan atas Swedia dan Yugoslavia. Namun kekalahan dalam laga penentuan kontra Jerman membuat Zmuda dan kawan-kawan gagal menembus partai final.

Di partai perebutan tempat ketiga, Zmuda tampil brilian dalam membendung serangan para pemain Brasil dan membawa timnya menang 1-0 berkat gol tunggal Lato.
6 dari 14 halaman

Piala Dunia Argentina 1978

Piala Dunia Argentina 1978

Antonio Cabrini (Italia)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 7 laga
Gol: 0


Tak banyak pemain muda yang berkiprah di Piala Dunia Argentina 1978, yang juga dikenal sebagai Piala Dunia paling politis dan kontroversial sepanjang sejarah. Namun diantara sedikit pemain muda tersebut, Antonio Cabrini muncul sebagai yang paling bersinar.

Cabrini digadang-gadang sebagai penerus sang legenda Giacinto Fachetti di sisi kiri pertahanan Italia. Ia berkolaborasi dengan empat bek senior seperti Claudio Gentile, Mauro Bellugi, dan Gaetano Scirea.

Pemain yang kala itu berusia 20 tahun ini tampil sebagai starter dalam seluruh tujuh laga yang dilakoni Italia dan hanya sekali ditarik keluar di menit ke 75 saat melawan Hungaria. Cabrini membawa Italia mencatatkan tiga cleansheet dan finish di urutan keempat turnamen setelah kalah 1-2 di laga terakhir kontra Brasil.
7 dari 14 halaman

Piala Dunia Spanyol 1982

Piala Dunia Spanyol 1982

Manuel Amoros (Prancis)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 5 laga
Gol: 0


Amoros didefinisikan sebagai bek kanan terbaik di dunia di awal kemunculannya. Pada dekade 80-an, fungsi fullback kebanyakan masih terbatas hanya untuk membantu pertahanan, Amoros tampil beda karena kerap kali muncul sebagai penyerang sayap tambahan di saat timnya tengah memegang bola.

Di Piala Dunia 1982, Amoros berkolaborasi dengan bek kenamaan Prancis yang lebih senior seperti Maxime Bossis, Gerard Janvion, dan Marius Tresor. Aksinya yang akan selalu dikenang adalah penyelamatan di garis gawang atas upaya gelandang Ceko, Zdenek Nehoda di injury time dalam laga terakhir fase grup pertama. Tanpa penyelamatan tersebut, Prancis tak akan pernah melaju ke fase selanjutnya.

Pada akhirnya langkah Prancis terhenti di semifinal di turnamen ini setelah kalah adu penalti dari Jerman. Amoros sendiri yang maju sebagai algojo kedua mampu menuntaskan tugasnya untuk menjebol gawang Harald Schumacher.
8 dari 14 halaman

Piala Dunia Meksiko 1986

Piala Dunia Meksiko 1986

Enzo Scifo (Belgia)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 7 laga
Gol: 2


Sampai saat ini, Enzo Scifo dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah membela Timnas Belgia. Memulai debut tim nasional di usia 18 tahun setelah dinaturalisasi dari italia, Scifo telah cukup berpengalaman saat tampil di Piala Dunia 1986 dua tahun kemudian.

Dalam turnamen tersebut, Scifo menjadi motor generasi emas Belgia yang melaju sampai ke semifinal. Ia juga mencetak dua gol dalam laga ronde pertama melawan Iraq dan juga babak 16 besar lawan Uni Soviet.

Scifo juga menunjukkan kematangannya saat maju sebagai algojo dalam adu penalti lawan Spanyol di perempat final. Sayang, langkah Belgia terhenti di semifinal oleh Argentina berkat dua gol Diego Maradona.
9 dari 14 halaman

Piala Dunia Italia 1990

Piala Dunia Italia 1990

Robert Prosinecki (Yugoslavia)
Usia: 21 tahun
Jumlah tampil: 3 laga
Gol: 1


Keberhasilan menembus skuat inti Yugoslavia di Piala Dunia 1990 membuktikan kualitas istimewa yang dimiliki oleh Prosinecki. Pasalnya saat itu barisan tengah Yugoslavia tengah dipenuhi oleh pemain bertalenta seperti Dragan Stojkovic, Zlatko Vujovic, dan juga Srecko Katanec.

Prosinecki memainkan laga pertamanya di Piala Dunia dengan menggantikan Dejan Savicevic saat Yugoslavia mengalahkan Jerman 4-1. Aksinya mulai mencuri perhatian dunia saat mencetak gol penutup dalam kemenangan 4-1 atas Uni Emirat Arab.

Prosinekci dipercaya sebagai starter dalam laga perempat final kontra Argentina. Dalam laga itu, pelatih Ivica Osim memainkan pola ekstrem dengan tiga playmaker sekaligus yaitu Prosinecki, Stojkovic, dan Safet Susic.

Tembakan Prosinecki sempat membentur tiang gawang Argentina di menit ke 22 dalam laga yang berkesudahan 0-0 tersebut. Di babak adu penalti, Yugoslavia kalah 2-3 walau Prosinecki menjadi satu dari dua algojo yang sukses menunaikan tugasnya.
10 dari 14 halaman

Piala Dunia Amerika Serikat 1994

Piala Dunia Amerika Serikat 1994

Marc Overmars (Belanda)
Usia: 21 tahun
Jumlah tampil: 5 laga
Gol: 0


Di Piala Dunia 1994, penampilan Marc Overmars di sisi sayap Belanda mencuri perhatian dunia. Pada saat itu, konsep winger masih sangatlah kaku di mana seorang pemain sayap harus berposisi sesuai dengan kaki terkuatnya, namon Overmars justru muncul sebagai anomali karena bermain di sisi kiri meskipun memiliki kaki kanan yang lebih dominan.

Kecepatan dan dribble Overmars berkali-kali membuat penjaganya mati langkah. Ia memegang peranan penting bagi skema serangan Belanda yang melaju sampai babak perempat final. Kala itu langkah tim oranje dihentikan secara dramatis oleh Brasil dalam laga ketat yang berkesudahan dengan skor 3-2.
11 dari 14 halaman

Piala Dunia Prancis 1998

Piala Dunia Prancis 1998

Michael Owen (Inggris)
Usia 18 tahun
Jumlah tampil: 4 laga
Gol: 2


Inggris memang hanya mencapai babak semifinal dalam Piala Dunia 1998 silam, namun mereka dikenal sebagai salah satu tim yang paling sering menjadi bahan pembicaraan dalam turnamen. Salah satunya adalah kemunculan striker muda mereka, Michael Owen sebagai bintang baru dalam turnamen yang dihelat di Prancis tersebut.

Owen muncul sebagai cameo dalam laga pertama fase grup kontra Tunisia. Owen kembali diturunkan sebagai pemain pengganti saat Inggris bentrok dengan Rumania, dan hanya butuh tujuh menit untuk mencetak gol walau pada akhirnya The Three Lions kalah dengan skor 1-2.

Panggung sesungguhnya bagi Owen hadir di babak 16 besar. Dalam duel sengit sarat kontroversi melawan Argentina. Owen mencetak gol yang masih dikenang publik hingga saat ini. Dengan kecepatannya yang luar biasa, Owen melewati Jose Chamot dan Roberto Ayala sebelum dengan tenang menaklukkan kiper Carlos Roa.

Hasil imbang 2-2 membuat laga dilanjutkan ke babak adu penalti, Inggris kalah 3-4 walau Owen mampu mengeksekusi tendangan 12 pas dengan sempurna.
12 dari 14 halaman

Piala Dunia Korea Selatan/Jepang 2002

Piala Dunia Korea Selatan/Jepang 2002

Landon Donovan (Amerika Serikat)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 5 laga
Gol: 2


Landon Donovan menjadi sosok penting di balik keberhasilan Amerika Serikat menembus babak perempat final Piala Dunia 2002. Kecepatan, kualitas dribble, akurasi umpan, dan juga finishingnya yang mematikan membuatnya disegani oleh setiap lawan.

Donovan menjadi aktor utama bagi hasil mengejutkan 3-2 yang diraih atas salah satu tim kuat Eropa, Portugal di laga pembuka. Dalam laga pamungkas fase grup, Donovan menjadi satu-satunya pencetak gol saat Amerika Serikat dikalahkan Polandia 1-3. Beruntung mereka masih lolos ke fase knock out meskipun kalah di laga terakhir.

Di babak 16 besar, Donovan semakin menggila saat melawan Meksiko. Ia mengarsiteki gol pembuka yang dibuat Brian McBride sebelum mencetak gol kedua yang menutup laga dengan kemenangan 2-0. Namun Donovan tak mampu berbuat banyak saat timnya bertemu dengan Jerman di perempat final, Amerika Serikat menyerah dengan skor 0-1.

Meski demikian, penampilan cemerlang di Piala Dunia kala itu membuat nama Donovan melambung sebagai salah satu bintang terbesar yang pernah dimiliki Amerika Serikat.
13 dari 14 halaman

Piala Dunia Jerman 2006

Piala Dunia Jerman 2006

Lukas Podolski (Jerman)
Usia: 21 tahun
Jumlah tampil: 7 laga
Gol: 3


Tampil di hadapan publik sendiri, Jerman menyimpan harapan tinggi untuk bisa mengakhiri turnamen dengan raihan trofi. Bomber tajam dari Piala Dunia 2002, Miroslav Klose masih menjadi andalan dan bertandem dengan pemuda bernama Lukas Podolski di lini depan.

Pemain berusia 21 tahun tersebut cukup lambat panas. Meskipun telah menjadi starter sejak laga pertama, namun ia baru mencetak gol pertamanya di laga ketiga saat Jerman mengalahkan Ekuador 3-0.

Podolski baru benar-benar unjuk gigi di babak 16 besar. Dalam laga lawan Swedia yang berkesudahan dengan skor 2-0, sosok keturunan Polandia ini memborong dua gol kemenangan hanya dalam tempo delapan menit.

Di babak perempat final kontra Argentina yang berkesudahan imbang 1-1, Podolski menunjukkan kematangannya dengan berhasil menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor ketiga di babak adu penalti.

Sayangnya langkah Podolski dan Jerman harus terhenti di babak semifinal. Sempat bertahan sama kuat 0-0 melawan Italia hingga extra time tersisa semenit, dua gol beruntun dari Fabio Grosso dan Alessandro Del Piero memupus ambisi Jerman untuk mengangkat trofi di hadapan publik sendiri.
14 dari 14 halaman

Piala Dunia Afrika Selatan 2010

Piala Dunia Afrika Selatan 2010

Thomas Muller (Jerman)
Usia: 20 tahun
Jumlah tampil: 6 laga
Gol: 5


Jerman seolah tak pernah habis melahirkan talenta muda. Di Piala Dunia 2010, giliran pemuda bernama Thomas Muller yang diorbitkan oleh Joachim Low. Dimainkan di posisi winger kanan dalam skema Der Panzer, pada kenyataannya Muller tidak terpaku pada posisinya dan bisa muncul secara tidak terduga di area berbahaya lawan.

Muller langsung unjuk gigi pada laga perdana kontra Australia, ia mencetak gol ketiga dalam kemenangan 4-0 yang diraih timnya. Setelah sempat secara mengejutkan dikalahkan Serbia di laga kedua, Muller berperan penting dalam menyumbangkan assist bagi gol tunggal Mesut Ozil pada alga penutup kontra Ghana.

Di babak 16 besar melawan Inggris, Muller kembali tampil brilian dengan mencetak dua gol dalam kemenangan telak 4-1. Pemuda kelahiran Weilhelm ini meneruskan ketajamannya dengan mencetak gol pembuka saat timnya membantai Argentina 4-0 di perempat final.

Usai dikalahkan Spanyol di semifinal, Muller melengkapi koleksi golnya menjadi lima dengan satu gol tambahan pada pertandingan perebutan peringkat ketiga kontra Uruguay. Jumlah lima gol dan tiga assist membuatnya menyabet penghargaan Golden Boot dalam turnamen tersebut, sekaligus gelar pemain muda terbaik Piala Dunia 2010.