
Bola.net - - Keberhasilan Real Madrid memukul Bayern Munich dengan skor masif 4-0 di Allianz Arena tengah pekan ini mengantarkan El Real menembus partai puncak Liga Champions musim ini. Dengan mengantongi agregat 5-0 atas sang juara bertahan, pasukan ibukota Madrid menyongsong final ke 13 mereka di kompetisi tertinggi Eropa tersebut.
Dari sisi sejarah Real jauh lebih unggul ketimbang sang lawan, Atletico Madrid yang baru sekali menembus final di tahun 1974. Dari 12 kesempatan sebelumnya, Los Blancos berhasil memenangkan sembilan trofi dan hanya gagal di tiga final.
Berikut Bolanet sajikan rangkuman singkat dari 12 final, sejak era European Cup sampai kini sudah berganti nama menjadi Liga Champions, yang pernah dilalui Los Merengues dalam perjalanan mereka mewujudkan impian La Decima, atau gelar kesepuluh di kompetisi paling bergengsi di Benua Biru..
1955-56
645x430/iframe>" title="1955-56" alt="1955-56" width="688" height="430"/>
Real Madrid 4-3 Stade Reims
Bermain di Parc Des Princes, pasukan Real yang dilatih oleh Jose Villalonga menghadapi perlawanan sengit Stade Reims yang dimotori oleh Raymond Kopa di partai final. Reims sempat unggul cepat 2-0 di menit kesepuluh melalui gol Michel Leblond dan Jean Templin. Real mampu menyamakan kedudukan 2-2 sebelum turun minum lewat Alfredo Di Stefano dan Jose Hector Rial.
Di babak kedua, Michel Hidalgo kembali membawa Reims unggul di menit ke 62, namun Marquitos mampu menyamakan kedudukan lima menit berselang sebelum akhirnya gol kedua Rial menyegel gelar pertama Real di menit ke 79.
1956-57
645x430/iframe>" title="1956-57" alt="1956-57" width="688" height="430"/>
Real Madrid 2-0 Fiorentina
Jose Villalonga kembali membawa pasukan Real lolos ke final untuk kedua kali secara beruntun pada musim 1956-57. Bertanding di kandang sendiri Santiago Bernabeu, El Real ditantang oleh wakil Italia, Fiorentina.
Laga berlangsung ketat, La Viola yang dimotori oleh duo latin Julinho dan Miguel Montuori mampu memberikan perlawanan sengit terhadap kubu tuan rumah. Setelah bermain imbang tanpa gol di babak pertama, kebuntuan pecah di menit ke 69.
Eksekusi penalti Alfredo Di Stefano mampu membuka angka, sebelum enam menit berselang Paco Gento yang lolos dari kawalan pemain belakang Fiorentina dengan tenang mampu menaklukkan kiper Giuliano Sarti dalam situasi satu lawan satu.
1957-58
645x430/iframe>" title="1957-58" alt="1957-58" width="688" height="430"/>
Real Madrid 3-2 AC Milan
Untuk ketiga kalinya secara beruntun Madrid berhasil lolos ke final European Cups. Dalam final edisi 1958 yang diadakan di Stadion King Baudoin, Brussels, Madrid yang kini ditangani Luis Antonio Carniglia ditantang oleh raksasa Italia, AC Milan.
Kedua tim bermain sama kuat tanpa gol di babak pertama. Juan Alberto Schiaffino akhirnya mampu membawa Rossoneri unggul terlebih dahulu melalui tendangan kerasnya di menit ke 59. Upaya Real untuk menyamakan kedudukan baru berhasil saat laga memasuki menit ke 74 lewat aksi Alfredo Di Stefano.
Tiga menit usai gol Di Stefano, Milan kembali unggul melalui Ernesto Grillo. Keunggulan itu juga tak bertahan lama, Jose Hector Rial menyamakan kedudukan di menit ke 79.
Hasil imbang bertahan hingga waktu normal berakhir, memaksa kedua tim melanjutkan laga ke babak tambahan. Pahlawan di final edisi sebelumnya, Paco Gento menentukan kemenangan 3-2 Real setelah tendangannya yang tidak terlalu keras menembus gawang Milan, memanfaatkan salah koordinasi antara kiper Narciso Soldan dengan barisan pemain belakang Milan.
1958-1959
645x430/iframe>" title="1958-1959" alt="1958-1959" width="688" height="430"/>
Real Madrid 2-0 Stade Reims
Untuk kali keempat beruntun, Real kembali menembus final European Cups. Bertempat di Neckarstadion, Stuttgart, Los Blancos kembali menghadapi lawan mereka tiga tahun silam, Reims.
Eks bintang utama Reims di final 1956, Raymond Kopa sudah berganti kostum membela Real saat itu. Sementara sang jagoan Prancis diperkuat oleh striker legendaris Just Fontaine.
Belum genap semenit berjalan, mental pemain Reims sudah drop setelah Enrique Mateos mencetak gol cepat lewat sontekan dari sudut sempit. Mateos sempat berpeluang memperbesar keunggulan di menit ke 16 melalui titik putih, namun eksekusinya mampu dimentahkan kiper Reims, Dominique Colonna.
Memasuki babak kedua, Reims mengulangi kesalahan yang sama dengan kebobolan gol cepat. Tendangan keras Alfredo Di Stefano dari luar kotak penalti mampu mengunci kemenangan 2-0 Real, hanya dua menit setelah babak kedua dimulai.
1959-1960
645x430/iframe>" title="1959-1960" alt="1959-1960" width="688" height="430"/>
Real Madrid 7-3 Eintracht Frankfurt
Real meneruskan catatan streak mereka tampil di final untuk kali kelima secara beruntun di tahun 1960. Tampil di Hampden Park, Glasgow, pasukan Miguel Munoz Mozun ditantang kuda hitam asal Jerman, Eintracht Frankfurt.
Frankfurt mampu unggul terlebih dahulu melalui tendangan jarak dekat Richard Kress di menit ke 18, namun sembilan menit berselang sontekan Alfredo Di Stefano mampu menyamakan kedudukan.
Real berbalik unggul di menit ke 30 setelah Di Stefano menyambar bola muntah hasil tendangan Luis Del Sol. Gol Ferenc Puskas menutup babak pertama dengan skor 3-1.
Pelanggaran terhadap Del Sol di menit ke 56 membuat Real dihadiahi penalti, yang sukses dieksekusi dengan baik oleh Puskas. Pemain kelahiran Hungaria ini melengkapi hattricknya lewat sundulan jarak dekat di menit ke 60 sebelum akhirnya mencetak gol keempatnya sebelas menit berselang melalui tendangan berputar yang cantik.
Erwin Stein sempat memperkecil kedudukan untuk Frankfurt di menit ke 72, namun hanya semenit berselang Di Stefano mampu membukukan gol ketujuh untuk Real. Stein mencetak gol hiburan bagi timnya tak lama berselang, menutup laga dengan skor 7-3 untuk keunggulan Los Merengues.
1961-1962
645x430/iframe>" title="1961-1962" alt="1961-1962" width="688" height="430"/>
Benfica 5-3 Real Madrid
Streak juara Madrid putus di musim 1960-61, saat mereka terdepak di putaran pertama akibat kalah dari Barcelona. Namun semusim sesudahnya, El Real kembali memastikan diri tampil di partai puncak. Kali ini mereka menghadapi sang juara bertahan Benfica yang tengah berada di periode keemasan dengan hadirnya bomber legendaris Eusebio dan juga pelatih jenius asal Hungaria, Bela Guttmann.
Mengandalkan para pemain bintang di lini depan seperti Ferenc Puskas, Alfredo Di Stefano, dan Paco Gento, Los Blancos sudah unggul 2-0 di menit ke 23 melalui brace Puskas. Generasi emas Benfica bereaksi cepat dan berhasil menyamakan kedudukan 2-2 sebelas menit berselang melalui rebound Jose Aguas dan tendangan jarak jauh Domiciano Cavem.
Puskas menutup babak pertama dengan skor 3-2 melalui tendangan terarah dari mulut kotak penalti, sekaligus menandai hattricknya di partai puncak.
Memasuki babak kedua, Benfica langsung menggebrak dan kembali menyamakan angka, kali ini melalui gol spektakuler Mario Coluna. Kemenangan tim raksasa Portugal ini akhirnya ditentukan oleh brace Eusebio hanya dalam tempo tiga menit, keduanya dicetak melalui skema bola mati.
1963-64
645x430/iframe>" title="1963-64" alt="1963-64" width="688" height="430"/>
Internazionale 3-1 Real Madrid
Skuat legendaris Internazionale yang dijuluki Il Grande Inter racikan Helenio 'The Magician' Herrera menjadi lawan Real di final edisi 1964 yang dihelat di Olympisch Stadion, Amstedam. Nerazzurri yang didominasi oleh pemain muda seperti memang muncul sebagai kekuatan baru di Eropa kala itu, namun Los Blancos juga masih diperkuat banyak pemain top meskipun usia mereka sudah menapak senja.
Laga berjalan ketat di babak pertama, permainan Inter yang dimotori oleh Giacinto Fachetti, Luis Suarez, Mario Corso, dan Sandro Mazzola mampu mengimbangi bintang gaek Real seperti Alfredo Di Stefano, Paco Gento, dan Ferenc Puskas. Jelang turun minum, Inter mampu mencuri gol lebih dulu lewat tendangan jarak jauh Mazzola.
Berusaha bangkit di babak kedua, El Real justru kembali kecolongan. Kali ini tendangan melengkung Aurelio Milani menggandakan keunggulan Inter. Sempat memperkecil kedudukan lewat gol akrobatik Felo, Real harus menelan pil pahit setelah kesalahan individu di lini belakang berhasil dimanfaatkan oleh Mazzola untuk mengunci kemenangan 3-1 bagi La Beneamata.
1965-66
645x430/iframe>" title="1965-66" alt="1965-66" width="688" height="430"/>
Real Madrid 2-1 Partizan
Skuat Real yang telah melakukan banyak peremajaan kembali melangkah ke final 1966 yang dihelat di Heysel. Lawan mereka kali ini adalah tim kuda hitam asal Yugoslavia, Partizan, yang secara mengejutkan mampu menjungkalkan raksasa Inggris Manchester United di semifinal.
Permainan militan khas Eropa Timur Partizan mampu merepotkan El Real yang secara skuat memiliki materi lebih bagus. Laga berjalan ketat dan babak pertama berakhir dengan skor kacamata. Sepuluh menit memasuki babak kedua, mimpi Partizan untuk menjadi juara membumbung tinggi setelah sundulan jarak dekat bek tengah Velibor Vasovic mampu membobol gawang Jose Araquistain.
Sayangnya keunggulan tersebut hanya bertahan hingga menit ke 70. Akselerasi individu winger Amancio Amaro diakhiri dengan tendangan terarah yang membobol gawang kapten Milutin Soskic. Enam menit berselang, tembakan jarak jauh Fernando Serena memungkasi perlawan Partizan sekaligus mengamankan gelar keenam, La Sexta, di genggaman Real.
1980-81
645x430/iframe>" title="1980-81" alt="1980-81" width="688" height="430"/>
Liverpool 1-0 Real Madrid
Butuh 15 tahun bagi Real untuk kembali berlaga di final Liga Champions. Kali ini pelatih Vujadin Boskov berhasil membawa Los Blancos ke final di Paris dengan mengandalkan nama-nama kawakan seperti Uli Stielke, Jose Antonio Camacho, Vicente Del Bosque, Santillana, dan Laurie Cunningham. Yang menjadi lawan mereka adalah raksasa Inggris, Liverpool asuhan Bob Paisley yang juga bermaterikan pemain papan atas. Sebut saja Graeme Souness, Kenny Dalglish, Ray Clemence, dan Alan Hansen.
Perang bintang di Parc Des Princes ini berlangsung ketat dan sangat seru. The Reds lebih mendominasi pertandingan di babak pertama dan menciptakan peluang berbahaya. Penampilan inferior Madrid banyak dipengaruhi oleh off perform-nya Juanito yang menjadi motor serangan dan juga kondisi kurang fit yang dialami oleh Cunningham.
Satu-satunya gol penentu hasil akhir laga terjadi delapan menit jelang bubaran. Man to man marking ketat yang dilakukan oleh pemain Real terhadap attacker Liverpool membuat fullback Alan Kennedy memiliki ruang gerak di sisi kanan kotak penalti. Akselerasinya diakhiri dengan tendangan keras dari sudut sempit yang memastikan gelar juara ketiga bagi The Reds.
1997-98
645x430/iframe>" title="1997-98" alt="1997-98" width="688" height="430"/>
Juventus 0-1 Real Madrid
Butuh 18 tahun bagi Real untuk kembali lolos ke final kesepuluh mereka. Adalah pelatih asal Jerman, Jupp Heynckes yang mampu membawa skuat Los Blancos lolos ke Amsterdam Arena dengan mengandalkan para pemain bintang seperti Fernando Hierro, Raul Gonzalez, Clarence Seedorf, dan Manuel Sanchis.
Yang menjadi lawan mereka adalah raksasa Italia yang lolos ke final untuk ketiga kalinya secara beruntun, Juventus. Memiliki duet subur Alessandro Del Piero dan Filippo Inzaghi, Bianconeri juga punya lini tengah yang mumpuni dengan adanya Zinedine Zidane, Didier Deschamps, dan Edgar Davids di sektor tersebut.
Pertandingan berjalan seimbang nyaris di segala aspek, hal tersebut tercatat dari statistik laga kedua tim yang nyaris serupa. Kemenangan Los Blancos akhirnya ditentukan oleh gol tunggal bomber Predrag Mijatovic di menit ke 66 yang berbau offside. Gol tunggal pemain asal Yugoslavia tersebut memastikan gelar ketujuh Real, setelah 32 tahun menanti.
1999-2000
645x430/iframe>" title="1999-2000" alt="1999-2000" width="688" height="430"/>
Real Madrid 3-0 Valencia
Real meraih gelar juara kedelapan mereka pada tahun 2000 di bawah asuhan Vicente Del Bosque. Kali ini mereka mengalakan rival senegara yang tampil mengejutkan, Valencia dengan skor telak 3-0.
Los Che tampil sebagai kuda hitam dimotori sejumlah gelandang berskill hebat seperti Gaizka Mendieta, Kily Gonzalez, Javier Farinos, dan Miguel Angulo yang menopang Claudio Lopez di depan. Namun ternyata Valencia yang tampil impresif sampai semifinal ternyata malah antiklimaks di partai puncak.
Fernando Morientes membuka keunggulan Real di penghujung babak pertama memanfaatkah crossing matang Michel Salgado. Tendangan voli Steve McManaman di menit ke 67 semakin memperdalam keterpurukan Valencia.
Tertinggal dua gol, pasukan Hector Cuper menyerang mati-matian dan melupakan pertahanan. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Raul Gonzalez yang terbebas dari jebakan offside tanpa kawalan, ia berlari sendirian dari tengah lapangan dalam situasi serangan balik. Tanpa kesulitan, Pangeran Bernabeu menaklukkan kiper Santiago Canizares dalam situasi satu lawan satu.
2001-02
645x430/iframe>" title="2001-02" alt="2001-02" width="688" height="430"/>
Bayer Leverkusen 1-2 Real Madrid
Real lolos ke final kedua belas mereka di tahun 2002. Masih ditangani Vicente Del Bosque, armada Los Blancos diperkuat dua gelandang terbaik dunia kala itu, Luis Figo dan Zinedine Zidane. Dua legenda di lini belakang Fernando Hierro dan Roberto Carlos masih berada di dalam tim, sementara duet lokal Raul Gonzalez dan Fernando Morientes menjadi duet tombak.
Lawan mereka adalah tim underdog asal Jerman, Bayer Leverkusen. Di bawah pelatih Klaus Toppmoller, Leverkusen yang diperkuat calon talenta-talenta hebat seperti Lucio, Michael Ballack, Dimitar Berbatov, dan Yildiray Basturk mampu mendepak Liverpool dan Manchester United di babak knockout. Sayangnya winger Ze Roberto harus absen dalam laga final yang diadakan di Hampden Park.
Baru delapan menit laga berjalan, Real sudah unggul 1-0. Adalah Raul, yang mampu mengkonversi assist lemparan ke dalam spektakuler dari Roberto Carlos. Lima menit berselang, Leverkusen mampu menyamakan kedudukan lewat tandukan Lucio memanfaatkan situasi tendangan bebas.
Hasil akhir laga akhirnya ditentukan oleh momen magis Zidane di penghujung babak pertama. Pemain asal Prancis ini mencetak salah satu gol terbaik dalam sejarang Liga Champions dengan tendangan voli menyambut bola dari Roberto Carlos yang datang secara vertikal. Lebih istimewa lagi, tendangan tersebut dilakukannya dengan kaki kiri, yang notabene bukan merupakan kaki terkuatnya.
Kemenangan 2-1 tersebut tak berubah hingga laga berakhir dan menyegel gelar kesembilan untuk Los Galacticos.
Baca Juga
- Flashback: Rekam Jejak Real Madrid di 12 Laga Final Champions
- Klub 40's, Barisan Veteran UCL Yang Masih Eksis di Usia Kepala Empat
- Barisan Manajer Dengan Kompensasi Pemecatan Termahal di Premier League
- Kumpulan Kisah Reuni di Liga Champions Musim Ini
- Deretan Klub Premier League Paling Rentan Cedera
- Deretan Klub Dengan Harga Gol Termahal di Premier League
- Ranking Klub Penjual Pemain Tersukses Dalam Lima Musim Terakhir
- Deretan Klub Liga Top Eropa Dengan Rekor Unbeaten Terpanjang
- Ranking Wonderkid Terbaik Dunia Versi Gazzetta Dello Sport
- 10 Manajer Dengan Rasio Kemenangan Tertinggi dalam Sejarah EPL
- Barisan Supersub Terbaik di Premier League
- Ranking Shots On Goal Kontestan Liga Champions Musim Ini
- 10 Tim Dengan Pendapatan Hak Siar Televisi Tertinggi di Eropa
- Ranking Stadion Dengan Rata-Rata Penonton Tertinggi di UCL Musim Ini
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 3 Mei 2014 21:28
-
Liga Spanyol 3 Mei 2014 20:19
-
Open Play 3 Mei 2014 20:07
-
Liga Spanyol 3 Mei 2014 19:51
-
Liga Champions 3 Mei 2014 19:25
LATEST UPDATE
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 05:30
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 05:24
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:12
-
Bolatainment 21 Maret 2025 05:05
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:03
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 04:55
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...