Evolusi Tevez, Dari Boca Hingga Juventus

Evolusi Tevez, Dari Boca Hingga Juventus

Bola.net - - Dari seorang pemuda sensasional yang mengawali langkah bersama Boca Juniors hingga menjadi pemilik nomor punggung 10 di , Carlos Tevez benar-benar punya segudang kisah sepanjang kariernya.

Berkat transfer mengejutkan, pertikaian internal, pernyataan kontroversial, serta sederet gol indahnya, pemain 28 tahun Argentina itu hampir selalu menghiasi halaman depan media di negara mana pun dia berada.

Satu hal tak bisa dibantah: Tevez adalah juara. La Vecchia Signora pasti berharap mental tersebut dan talentanya yang istimewa bisa membantu mereka menaklukkan Serie A maupun Eropa di musim 2013/14 mendatang.

Berikut adalah perjalanan karier Tevez dari lima klub pertama sampai akhirnya berlabuh di markas sang penguasa Italia.

1 dari 6 halaman

Boca Juniors

" title="Boca Juniors" alt="Boca Juniors" width="688" height="430"/>

Muncul dari Fortress Apache, wilayah paling miskin di Buenos Aires, Tevez kemudian menjadi salah satu pujaan publik Boca.

Berkat talenta, gaya permainan yang ibarat seorang pejuang tak kenal kata gentar, dan gol-golnya dalam laga besar, El Apache sukses mendapat tempat di hati para pendukung setia Xeneizes.

Dengan sebuah late goal melawan sang seteru abadi River Plate di semifinal Copa Libertadores, yang diikuti selebrasi bergaya ayam untuk mengejek para pendukung lawan, nama Tevez pun sepertinya tak bisa dengan mudah dihapus dari sejarah Boca.

2 dari 6 halaman

Corinthians

" title="Corinthians" alt="Corinthians" width="688" height="430"/>

Meski hanya sebentar menjajal liga Brasil bersama Corinthians setelah hijrah dari Boca, efek yang diciptakan Tevez cukup signifikan.

Dalam 58 pertandingan kurang dari dua tahun, Tevez sanggup mengoleksi 24 gol dan membantu Time do Povo meraih gelar Campeonato Brasileiro keempatnya.

Tevez dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen dan menjadi nomor satu di Amerika Selatan tiga tahun secara berturut-turut.

Tujuan berikutnya adalah Eropa.

3 dari 6 halaman

West Ham

" title="West Ham" alt="West Ham" width="688" height="430"/>

Transfer ke Eropa yang melibatkan pemain-pemain brilian Amerika Selatan adalah hal yang sudah biasa. Namun, pilihan Tevez lah yang mengejutkan banyak orang.

Bersama sang kompatriot Javier Mascherano, Tevez mendarat di klub Premier League West Ham.

Setelah sempat kesulitan beradaptasi dan mengalami krisis ketajaman di bawah asuhan manajer Alan Pardew, Tevez menemukan kembali jati dirinya ketika tongkat manajerial The Hammers beralih ke tangan Alan Curbishley.

Tevez lalu menjadi salah satu pemain kunci yang memastikan West Ham bertahan di kasta tertinggi Inggris.

4 dari 6 halaman

Manchester United

" title="Manchester United" alt="Manchester United" width="688" height="430"/>

Musim 2007/08, Tevez menyeberang ke Old Trafford dan bergabung dengan juara Inggris Manchester United. Bersama Red Devils, Tevez kemudian meraih trofi Premier League dan titel Eropa pertamanya.

Dia merupakan salah satu elemen penting dalam keberhasilan United menjuarai Liga Champions pada musim tersebut. Hal itu lantas menjadikannya pemain Argentina pertama yang sukses mengangkat trofi Copa Libertadores, Intercontinental Cup dan Liga Champions.

Musim keduanya pun masih erat dengan gelar juara. Namun, Tevez mulai kehilangan tempat dan hubungannya dengan sang manajer Sir Alex Ferguson pun tak lagi sebaik sebelumnya.

Tevez lalu menerima tawaran klub lain, yang membuat kota Manchester, yang sudah dipenuhi aroma rivalitas merah-biru, menjadi semakin panas.

5 dari 6 halaman

Manchester City

" title="Manchester City" alt="Manchester City" width="688" height="430"/>

Klub Tevez berikutnya adalah rival sekota United, yakni Manchester City, yang waktu itu baru saja menjelma jadi kekuatan anyar di tanah Britania pascakedatangan Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.

Di klub inilah, Tevez mencapai beberapa performa terbaik dalam kariernya.

Tevez memuncaki daftar top scorer Premier League bersama Dimitar Berbatov pada musim 2010/11 dan diserahi ban kapten oleh manajer Roberto Mancini, sebelum hubungan mereka akhirnya retak.

Puncaknya, Tevez 'menolak' dimainkan dan 'kabur' ke Argentina.

Atmosfer memang kemudian sempat membaik dan Tevez bisa mengangkat trofi Premier League ketiganya.

Empat musim di Etihad dengan total torehan 74 gol dan 22 assist dalam 126 laga, Tevez lalu terbang ke Italia.

6 dari 6 halaman

Juventus

" title="Juventus" alt="Juventus" width="688" height="430"/>

Pada 26 Juni 2013, El Apache menandatangani kontrak tiga tahun bersama sang jawara Italia.

Nomor punggung Tevez pun istimewa. Sebuah bentuk pengakuan untuknya.

Berkat permainannya yang memukau, Tevez memiliki banyak penggemar dan mengundang kekaguman dari sejumlah nama terkemuka di dunia sepak bola. Namun, akibat emosi negatif, tak jarang pula Tevez membuat berang orang-orang di sekitarnya.

Jika sanggup menekan sisi buruk dan memaksimalkan semua potensi terbaik dalam dirinya di Turin, lalu membantu Juventus kembali mendominasi liga serta menapaki panasnya tangga menuju puncak Eropa, Tevez pasti bisa jadi bagian sejarah hebat La Vecchia Signora.