EDITORIAL: Totti dan Degradasi Energi Giallorossi

EDITORIAL: Totti dan Degradasi Energi Giallorossi

Bola.net - - Oleh: Gia Yuda Pradana

AS Roma mengawali Serie A musim 2013/14 dengan sangat impresif. Sepuluh kemenangan beruntun sejak giornata pembuka bahkan membuat Giallorossi menorehkan rekor start terbaik sepanjang sejarah kompetisi kasta tertinggi di Negeri Spaghetti. Namun, setelah itu, kekuatan sang rakasa ibu kota seolah terkikis habis. Penyebab utama degradasi energi itu adalah Francesco Totti.

Sebenarnya, apa kesalahan Totti? Well, kapten Roma itu memang bersalah, tapi bukan dalam artian negatif. Kesalahan pemain veteran Italia nan jenius tersebut adalah absen akibat cedera, yang ternyata membuat timnya kehilangan separuh kekuatam.

Ya, absennya Totti, yang sejauh ini telah menyumbang 3 gol dan masih memimpin daftar top assist (6), dari lini depan Roma merupakan akar utama permasalahan pasukan Rudi Garcia.

Terakhir kali Totti tampil memperkuat Roma adalah ketika mengalahkan Napoli 2-0 pada giornata 8. Di laga itu, Totti hanya bermain selama 33 menit sebelum ditarik keluar akibat cedera hamstring. Setelah itu, Roma menjadi tim yang benar-benar berbeda tanpanya.

Diperkuat Totti, Roma selalu berhasil menang dengan mencetak minimal dua gol. Lawan-lawannya pun bukan sembarangan. Dari Parma, Lazio hingga Inter Milan mereka taklukkan. Namun, setelah Totti menepi, Roma kehilangan sosok maestro sekaligus inspirator tim. Torehan gol Roma di setiap laganya tak sanggup melampaui angka satu, padahal lawan-lawan yang dihadapi bisa dibilang lebih lemah.

Setelah bersusah payah menang hanya 1-0 atas Udinese serta Chievo, para Serigala Roma lantas kehilangan taring. Imbang 1-1 di kandang Torino dan kala menjamu Sassuolo, derita Roma semakin lengkap dengan hasil seri tanpa gol melawan Cagliari di Olimpico. Laga terakhir itu, Selasa (26/11), bahkan membuat Roma tergusur oleh Juventus dari posisi capolista yang mereka duduki sejak giornata 4.


Sebesar itukah efek absennya Totti? Mari kita coba analisis.

Kalau dilihat lebih teliti, statistiknya justru mengherankan, terutama dari segi penguasaan bola, operan sukses, operan sukses di wilayah lawan dan jumlah tembakan. Untuk membandingkannya, kita ambil masing-masing empat laga sebelum dan sesudah partai Roma vs Napoli (di mana Totti tampil tak sampai satu babak).


Keempat poin itu angka rata-ratanya lebih tinggi ketika Totti absen akibat cedera. Namun, hasil yang didapat Roma justru tak semaksimal ketika sang nomor 10 berada di atas lapangan. Apa artinya? Begitu istimewakah dia?

Jawaban untuk pertanyaan terakhir adalah 'ya'. Totti memang sudah berusia 37, tetapi kelasnya sebagai pemain spesial dan pencipta perbedaan takkan pernah berubah. Dari semua karakteristik permainannya, Totti termasuk master dalam hal menciptakan peluang (key pass) dengan operan-operan satu sentuhannya.

First time pass, terutama di wilayah lawan, adalah kelebihan Totti yang tak dimiliki dan takkan bisa ditiru oleh pemain-pemain Roma lainnya. Entah itu Miralem Pjanic, Kevin Strootman atau Adem Ljajic sekali pun. Dengan pemain seperti Totti, Roma tak perlu berlama-lama menguasai bola, karena dia selalu sanggup menemukan jalur operan terbaik untuk rekan-rekannya dan melepasnya hanya dalam satu kedipan mata.


Sejauh ini, rasio key passes per game (3,5), accurate through balls per game (0,5) dan torehan assist Totti adalah yang tertinggi di Serie A 2013/14. Itulah salah satu bukti kehebatannya.

Ketidakhadiranya pun sangat terasa ketika Roma ditahan 0-0 oleh Cagliari. Meski sudah diperkuat , yang mengalami cedera pada laga yang sama dengan Totti, Roma tetap kesulitan mencetak angka.

Penyebabnya memang beragam. Selain performa gemilang kiper lawan, sedikit faktor ketidakberuntungan juga turut berperan. Namun, akar utama adalah kehilangan besar Roma akan sosok kapten mereka, yang tak hanya piawai mengangkat moral tim, tapi juga sanggup memberi ancaman besar bagi para lawan dengan kemampuannya dalam melepas operan-operan akurat di wilayah berbahaya.

No Totti, no party? Melihat fakta yang tersaji, begitulah keadaan Roma saat ini.

Namun, perjalanan masih panjang. Roma tentu takkan mau menyerah begitu saja. Sampai sang kapten comeback ke arena, mereka harus berjuang sekuat tenaga untuk menjaga posisi di papan atas. Begitu dia siap tempur lagi, Giallorossi bakal bisa kembali mengerahkan seluruh energinya dalam pertarungan dengan para rival untuk memperebutkan takhta Italia.

*Data dan statistik via WhoScored.