EDITORIAL: Torres, Predator Itu Tak Lagi Bertaring

EDITORIAL: Torres, Predator Itu Tak Lagi Bertaring

Bola.net - - Oleh: Gia Yuda Pradana

Fernando Torres adalah striker yang paling sering dimainkan oleh di Piala Dunia 2014. Namun, pemain 30 tahun itu gagal memberi kontribusi maksimal bagi La Furia Roja.

Sang juara bertahan gagal lolos dari Grup B dan harus pulang lebih awal. Suara-suara sumbang bermunculan seiring langkah pelatih Vicente del Bosque yang lebih mengandalkan Torres daripada tiga striker lainnya. Bukan tanpa alasan, karena statistik menunjukkan bahwa Torres memang tidak terlalu spesial.

Sepanjang turnamen, Torres tampil tiga kali dengan total menit bermain 144. Angka itu lebih banyak dibandingkan Diego Costa (126), Pedro Rodriguez (104) dan David Villa (56).









Namun, Torres hanya sanggup mencatatkan total satu shot on target, yaitu ketika tembakannya di menit 69 terkonversi menjadi gol kedua Spanyol dalam kemenangan 3-0 atas Australia di laga pemungkas, Senin (23/6).

Ya, itu adalah shot on target pertama Torres setelah 123 menit tampil di Brasil 2014 dan satu-satunya sepanjang kejuaraan.


Saat Spanyol dihancurkan Belanda 1-5 di laga perdana, Torres bermain 28 menit dan shot-nya nol. Kala Ditekuk Chile 0-2 pada laga kedua, yang memastikan Spanyol tersingkir lebih awal, Torres tampil 26 menit dan kembali tak sanggup melepas satu tembakan pun ke gawang lawan. Saat menang atas Australia, Torres baru mencetak satu gol dari dua shots dan sebuah shot on target-nya selama 90 menit.

Spanyol mencetak total empat gol, kebobolan tujuh dan finis peringkat tiga.

Empat gol itu masing-masing dilesakkan oleh Xabi Alonso lewat eksekusi penalti vs Belanda serta Villa, Torres dan Juan Mata di laga kontra Australia.

Saya bukannya menyalahkan Torres untuk kegagalan Spanyol. Saya hanya ingin menyoroti degradasi energi dari salah satu striker terbaik yang pernah ada ini.

Skema permainan sebuah tim memang cukup berpengaruh terhadap ketajaman seorang striker. Para gelandang Spanyol mungkin gagal mengkreasi serangan dengan sempurna. Namun, striker hebat adalah striker yang sanggup menciptakan ruang tembak meski dalam kondisi lini tengah timnya kesulitan mencari jalur operan.

Striker seperti itulah Torres ketika menjadi kunci keberhasilan Spanyol menjuarai EURO 2008 dan saat masih diakui sebagai predator gol mematikan dengan seragam Atletico Madrid dan bertahun-bertahun silam. Kini, sosok Torres sang mesin gol sudah tak terlihat lagi.

Dahulu, kesempatan minimal sanggup dikonversi Torres menjadi hasil yang maksimal. Kini, yang ada justru sebaliknya.

Sekarang, predator itu sudah kehilangan taring maupun insting membunuhnya. [initial]