EDITORIAL: Strategi Belanda, Serahkan Pada Ahlinya

EDITORIAL: Strategi Belanda, Serahkan Pada Ahlinya

Bola.net - - Oleh: Titis Widyatmoko, Penggemar Sepakbola

sukses memetik dua kemenangan pada laga Grup B Piala Dunia 2014. Jika kemenangan kedua lawan sudah diperkirakan, kemenangan pertama lawan layak disebut kejutan.

Banyak hipotesis dari kemenangan Belanda. Ada yang menyebut Belanda menang karena improvisasi taktik formasi dari 4-3-3 tradisional Belanda ke 5-3-2 yang kuat untuk bertahan. Ada pula yang menyebut sebenarnya strategi pressing dengan garis pertahanan tinggi yang menjadi kunci matinya Spanyol. Serangan balik cepat juga diyakini sebagai kunci sukses Belanda.

Hipotesis itu semua ada benarnya. Hanya saja, tersisa catatan menarik di balik enam poin Belanda pada dua laga pertama di Brasil. Dari dua pertandingan itu ada benang merah taktik Belanda hingga berhasil menang. Taktik yang diterapkan sangat sederhana, tetapi sama-sama bekerja efektif dan efisien.

Belanda di bawah Louis van Gaal sebenarnya tidak banyak improvisasi berarti. Begitu juga tampak tidak ada cetak biru permainan. Sepakbola yang dimainkan sesungguhnya mirip tagline kampanye Fauzi Bowo dalam Pilgub DKI Jakarta beberapa tahun lalu: Serahkan pada ahlinya.

Lihatlah gaya main Belanda. Setiap kali bola dipegang, pemain yang memulai alur serangan akan menengok posisi dari Arjen Robben atau Robin van Persie.

Setiap bola didapat dari pressing garis tinggi, bola akan disodorkan kepada atau van Persie. Pada tingkat performa seperti sekarang ini, umpan seperti apapun kepada Robben atau van Persie berpeluang besar menjadi gol. Bisa umpan silang diagonal jarak jauh atau umpan terobosan, akan jadi makanan empuk Robben dan van Persie. Apalagi menilik kecepatan Robben dan van Persie. Robben bahkan disebut bisa lari 37 km/jam.

Dilihat dari beberapa gol Belanda, ada komponen penting penunjangnya: kecepatan dan skill individu. Lihat saja gol pertama Belanda ke gawang Spanyol yang dicetak Robin van Persie. Dua komponen itu berpadu pada gol yang tercipta begitu cantik lewat sundulan kepala.

Konon, pelatih Belanda Louis van Gaal belajar banyak soal komponen itu dari kesuksesan tim hoki Belanda. Tim hoki wanita Belanda dikenal selalu juara dunia, sementara tim hoki pria Belanda kerap masuk tiga besar dunia.

"Hoki Belanda membuat banyak inovasi dan sepakbola belajar banyak darinya," kata Marc Lammers, mantan pelatih hoki Belanda dikutip Wall Street Journal.

Louis van Gaal dikenal sebagai pelatih yang sangat mengamati hoki Belanda. Dia pun selalu berpikiran, ada yang bisa dibawa dari hoki ke sepakbola. Oleh karena itu, dalam susunan tim pelatih Louis van Gaal, masuk dua mantan bintang hoki Belanda. Pertama, Hans Jorritsma dan berikutnya Max Reckers, bertugas sebagai analis penampilan yang akan mengikuti van Gaal ke Manchester United setelah Piala Dunia 2014.

"Van Gaal adalah orang yang selalu mencari peningkatan performa sebesar dua persen dari timnya," kata Marc Lammers.

Lawan Chile Senin malam (23/6) di Sao Paulo, van Gaal pastinya juga akan mencuri peningkatan performa dari timnya demi tujuan juara grup, utamanya menghindari Brasil di perdelapan final.

Jika ingin menghentikan Belanda, sebenarnya mudah bagi Chile. Pertama hentikan Robben, kedua hentikan van Persie. Kabar bagus, van Persie tidak bisa bermain. Hanya sayang, kualitas Mempis Dephay sebagai pemain pengganti ternyata tidak lebih buruk dari van Persie.