EDITORIAL: Messi Memang Pemain Terbaik Piala Dunia 2014

EDITORIAL: Messi Memang Pemain Terbaik Piala Dunia 2014

Bola.net - - Oleh: Gia Yuda Pradana

Lionel Messi gagal mengantarkan Argentina juara di Piala Dunia 2014. Namun, kapten La Albiceleste dan penyerang bintang klub Barcelona yang mencetak empat gol serta sebuah assist itu dinobatkan sebagai peraih Adidas Golden Ball alias Pemain Terbaik di Brasil 2014.

Suara pro dan kontra bermunculan terkait jatuhnya penghargaan tersebut kepada La Pulga.

Banyak yang menganggap Messi tidak pantas dan masih ada sederet nama lain yang lebih berhak mendapatkannya. Sebut saja kiper Jerman Manuel Neuer atau Thomas Muller, penyerang Der Panzer yang koleksi gol maupun assist-nya lebih banyak daripada sang ace Argentina, atau juga top scorer James Rodriguez dengan enam gol serta dua assist-nya untuk Kolombia dan yang keberadaannya sangat vital bagi Belanda.

Semua punya dasar sendiri yang mendukung penilaiannya. Tidak ada yang salah dengan perbedaan.

Lewat artikel ini, saya coba menelaah lebih dalam dari segi statistik dan mencari tahu apakah Messi memang pantas atau tidak meraih Bola Emas.

Ada setidaknya tujuh statistik yang jadi bahan pertimbangan. Berikut ulasan lengkapnya.

1 dari 8 halaman

Raja Man of the Match

Raja Man of the Match

Sepanjang turnamen, Messi empat kali dinobatkan sebagai Man of the Match. Dia adalah kolektor Man of the Match terbanyak di Brasil 2014.

Messi meraih keempatnya berturut-turut berkat gol individual brilian ke gawang Bosnia di laga pembuka, stoppage time winner melawan Iran, free kick gemilang yang mengoyak jala Nigeria dan merancang gol kemenangan Angel Di Maria kontra Swiss di babak 16 besar.

Messi bahkan tercatat sebagai pemain pertama sepanjang sejarah yang sanggup meraih empat penghargaan Man of the Match secara beruntun di pentas Piala Dunia.

Di faktor ini, Messi unggul dibandingkan para rival.
2 dari 8 halaman

Master Dribel

Master Dribel

Jika dengan team play sebuah tim kesulitan menembus lini pertahanan lawan, maka salah satu solusi yang ampuh adalah mengandalkan kemampuan individu para pemainnya.

Kita bicara tentang dribel.

Argentina punya banyak jago dribel di skuatnya. Ada Messi, ada pula Angel Di Maria. Selain itu, Brasil 2014 sendiri memunculkan begitu banyak nama yang ahli melewati penjagaan lawan menggunakan dribbling skil-nya.

Dari semua nama, Messi adalah master-nya.

Catatan dribel sukses Messi tak terkalahkan.

Simak statistik 10 pemain dengan jumlah dribel sukses terbanyak dari Squawka berikut. Tak ada pemain Jerman di daftar ini.

46 - Lionel Messi (Argentina)
34 - Arjen Robben (Belanda)
25 - Angel Di Maria (Argentina)
22 - Alexis Sanchez (Chile)
20 - Eden Hazard (Belgia)
17 - Neymar (Brasil)
15 - James Rodriguez (Kolombia)
15 - Paul Pogba (Prancis)
14 - Blaise Matuidi (Prancis)
13 - Miralem Pjanic (Bosnia).

Fakta bahwa Argentina melangkah sampai final memang tak bisa dikesampingkan. Namun mau bagaimana lagi, itulah untungnya bermain hingga partai pemungkas.
3 dari 8 halaman

Sulit Dihentikan

Sulit Dihentikan

Lionel Messi termasuk dalam datar lima pemain yang paling sulit dihentikan di Piala Dunia 2014. Indikatornya adalah berapa kali seorang pemain dilanggar oleh lawan.

Itu berkaitan dengan gaya permainannya yang sangat identik dengan dribel.

Lima pemain yang paling sering dilanggar (via Squawka)
28x - Arjen Robben (Belanda)
24x - Alexis Sanchez (Chile)
21x - Samaras (Yunani)
20x - Joel Campbell (Kosta Rika)
18x - Lionel Messi (Argentina).

Dari semua pemain yang timnya masuk semifinal, hanya Arjen Robben yang mengungguli Messi untuk hal ini. Namun, Robben tak sanggup membawa Belanda menaklukkan Messi dan kawan-kawan dalam perebutan satu tiket ke partai puncak.

Jika seorang pemain tak bisa dikekang dengan cara biasa, maka jalan terbaik adalah menghentikannya dengan cara ilegal atau pelanggaran.

Hanya saja, meski coba diredam dengan cara demikian, Messi masih bisa finis sebagai dribbler terbaik serta menyarangkan empat gol dan mengukir satu assist.

Sekadar catatan, tiga dari empat gol itu diciptakan Messi dari luar area, terbanyak dibandingkan pemain-pemain lain.
4 dari 8 halaman

Ahli Bombardir

Ahli Bombardir

Statistik yang kita bahas di poin ini adalah total shots, untuk mengetahui seberapa sering seorang pemain membombardir gawang lawan.

Messi termasuk tiga besar. Total 23 shots Mesi hanya kalah dari sang kompatriot Angel Di Maria (24) dan bomber Prancis Karim Benzema (31).

Kalau diperluas ke lima besar, Messi masih unggul atas kapten Portugal Cristiano Ronaldo (22) serta gelandang Swiss Xherdan Shaqiri (20).

Simak perbandingan singkat berikut.
31 shots - Karim Benzema (3 gol, perempat final)
24 shots - Angel Di Maria (1 gol, final)
23 shots - Lionel Messi (4 gol, final)
22 shots - Cristiano Ronaldo (1 gol, fase grup)
20 shots - Xherdan Shaqiri (3 gol, 16 babak besar).

Dibandingkan keempatnya, torehan gol Messi lah yang paling banyak dan kontribusinya juga paling besar, yakni mengantarkan Argentina ke babak final.
5 dari 8 halaman

Kreator Peluang Paling Top

Kreator Peluang Paling Top

Menghadapi Argentina, salah satu hal yang dipusingkan kubu lawan adalah bagaimana menetralisir La Pulga.

Andai berhasil membatasi ruang geraknya atau menutup jalur-jalur tembakannya pun, Messi masih punya satu senjata lain yang bisa digunakan, yakni key pass.

Bicara key pass, berarti kita bicara kemampuan seorang pemain menciptakan peluang bagi rekan-rekannya. Untuk urusan ini, Messi adalah yang paling top di Brasil 2014.

5 Pemain dengan key pass terbanyak (via Squawka):
22 - Lionel Messi (Argentina; 1 assist)
17 - Xherdan Shaqiri (Swis; 0 assist)
16 - Mesut Ozil (Jerman; 1 assist)
16 - Arjen Robben (Belanda; 1 assist)
14 - Kevin de Bruyne (Belgia; 2 assist).

Sangat disayangkan memang. Dari sekian banyak peluang yang diciptakan Messi, hanya satu yang terkonversi menjadi gol.

Andai saja finishing pemain-pemain Argentina lainnya lebih baik, mungkin mereka sudah mencetak begitu banyak gol dan bahkan bukan tak mungkin La Albiceleste merebut titel juara dunianya yang ketiga.
6 dari 8 halaman

Fair Play

Fair Play

Berdasarkan statistik WhoScored, Messi tercatat hanya melakukan enam buah pelanggaran sepanjang kejuaraan.

Messi selalu tampil di setiap pertandingan Argentina. Dalam tujuh laga, lebih presisi lagi selama 697 menit di atas lapangan, dia tak sekali pun mendapat kartu kuning maupun merah.

Bandingkan dengan Thomas Muller (14 pelanggaran) atau James Rodriguez (satu kartu kuning).

Faktor fair play ini juga pasti jadi salah satu alasan kenapa Messi terpilih sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2014.
7 dari 8 halaman

Best Player

Best Player

Squawka dan WhoScored punya penilaian berbeda untuk me-ranking pemain terbaik.

Squawka, menggunakan skor total dari puluhan kategori statistik berbeda, yang dibagi ke poin defensif dan ofensif, menempatkan winger Belanda Arjen Robben di posisi teratas dan Messi sebagai runner-up.

Berikut lima besarnya:
436 - Arjen Robben (Belanda)
403 - Lionel Messi (Argentina)
357 - Manuel Neuer (Jerman)
332 - Toni Kroos (Jerman)
318 - Ezequiel Garay (Argentina).

Sementara itu, WhoScored memakai penilaian berupa rating rata-rata. Faktor-faktor yang diperhitungkan juga nyaris sama, termasuk gol, assist, key pass, dribel sukes, operan sukses, total shots hingga pelanggaran. Di sini, Messi yang terbaik.

Berikut lima besarnya (jumlah penampilan minimal 3):
8,5 - Lionel Messi (Argentina)
8,4 - James Rodriguez (Kolombia)
8,3 - Arjen Robben (Belanda)
8,2 - Neymar (Brasil)
8,2 - Miralem Pjanic (Bosnia).

Ya, Thomas Muller bahkan tidak masuk lima besar di dua portal statistik terkemuka itu.

Jika dilihat dari sisi Squawka, Robben mungkin yang terbaik. Hanya saja, dia punya reputasi buruk akibat diving. Saingan terberat Messi mungkin hanya Neuer yang tampil impresif sepanjang turnamen, bahkan kala melawan Argentina di final.

Namun, sang peraih Golden Glove, yang sempat dipuji karena bermain layaknya seorang libero di lini belakang Jerman, bukanlah kunci utama kesuksesan Jerman. Itu lebih pada ketajaman Muller dan kesolidan antarlini yang diperagakan oleh Der Panzer.

Sementara itu, Messi bisa dibilang nyaris seorang diri melakukan semua hal yang dibutuhkan oleh Argentina, dari dribel, menciptakan peluang hingga mengoyak gawang lawan.

Analogi sederhananya seperti ini: Tanpa Neuer, Jerman masih cukup punya peluang bagus untuk berjaya. Tanpa sang record breaker Messi, Argentina mungkin takkan berada di final.

Untuk segi WhoScored, rasanya tak ada yang perlu diperdebatkan. Mungkin, kisahnya bakal berbeda andai Neymar tidak cedera saat melawan Kolombia di perempat final.

Sebelum final digelar saja, tak sedikit media yang memilih tajuk: Tim Terbaik vs Pemain Terbaik.

Jadi, kesimpulannya pun mulai terlihat.
8 dari 8 halaman

The End

The End

Sebelumnya saya termasuk salah satu yang meragukan kepantasan Messi dianugerahi Bola Emas. Terlebih lagi, kalau melihat tudingan adanya 'pesanan' dari Adidas untuk memenangkan Messi, yang merupakan ikon mereka.

Namun, saya coba menggali lebih dalam, yakni lewat statistik.

Sebelum melangkah ke poin utama, saya ingin menegaskan beberapa hal. Pertama, saya bukan pendukung Argentina. Tim favorit saya sudah terhenti di putaran awal karena kalah bersaing dengan Kosta Rika dan Uruguay meski sempat menekuk Tiga Singa. Lalu, klub pujaan saya pun bukan Barcelona, tapi salah satu personel Calcio yang bermarkas di Ennio Tardini. Terakhir, saya juga bukan pengidola Messi. Pemain idola saya adalah semua yang pernah dan sedang berstatus penggawa klub berjuluk I Crociati.

Intinya, artikel ini dibuat dari sudut pandang netral dengan seobjektif mungkin, mencoba menelaah kenapa Messi terpilih sebagai pemain terbaik dan apakah dia memang pantas mendapatkannya. Itu pun sambil mengesampingkan segala kecurigaan adanya 'campur tangan' Adidas atau pihak-pihak lainnya.

Ini pendapat pribadi. Bolaneters sendiri pasti ada yang punya pandangan berbeda. Itu sah-sah saja.

Dari semua uraian panjang di halaman-halaman sebelumnya, saya tarik satu kesimpulan: Messi memang Pemain Terbaik Piala Dunia 2014.